Sumber : www.roemahnlp.com
Kalau banyak orang tua sedang berkumpul, sering sekali terdengar saling menceritakan kelebihan hingga keluhan perilaku anaknya. Ada yang sangat senang menggambar, mewarnai, menulis, belajar membaca, nonton televisi, main game, dll. Banyak sekali. Tidak jarang saat salah satu sedang menyampaikan kelebihan anaknya, maka yang lain juga tidak mau ketinggalan mencerikan dengan bumbu yang lebih sedap. Juga jika salah satu ibu bercerita tentang keluhan dari perilaku anaknya. Yang lain berebut, sehingga seolah keluhannya lebih gila atau bahkan lebih berat dibanding dengan ibu lainnya. Eh.. maaf jadi bahas ngrumpinya para ibu, yang kayaknya para bapak juga demikian.. he he
Ngomong-ngomong keluhan orang tua atas anaknya, ternyata jika digali lebih jauh hal ini ierjadi sangat sering. Dari berbagai golongan. Wah sekarang kita tentunya tidak sedang membahas masalah, harus mulai berpindah fokus pada penyelesaian.
Sebut saja Ibu ini dengan Novi. Dengan canggung Novi menceritakan perihal puterinya yang baru satu-satunya. Perilaku puterinya telah membuat lelah berfikir bagaimana mendapatkan solusi. Berbagai metode sudah dilakukan, namun hasilnya belum juga maksimal. Dengan canggung dan terasa berat, akhirnya Novi juga menceritakan. Entah berat karena terlalu pesimis mendapatkan solusi atau entah karena apa.
Putrinya anak yang cerdas. Berbagai mata pelajaran sekolah di kelas 1 SD saat ini dengan mudahnya bisa diterima. Seperti juga halnya saat di Play Group dan TK. Memang sudah tampak kecerdasannya. Sangat sering mendapatkan pujian baik dari para guru ataupun orang tua teman-temannya.
Namun pada saat awal kepindahan lingkungan baru di SD, hal ini menjadi sesuatu yang membuat Novi dan keluarga menjadi berfikir berlipat dari biasanya. Rupanya si Puteri menjadi sangat "manja" saat di sekolah. Dari mulai harus ditunggui dari sejak masuk hingga pulang sekolah, sering merasa kehilangan, bahkan bisa menjadi tangis yang histeris saat mengetahui orang tuanya tidak menunggui di tempat biasanya. Bukan saja orang tua yang harus mencari jalan keluar, para gurupun ikut berfikir keras.
Kegemaran Puteri yang cerdas ini menonton beberapa jenis film. Ada yang sangat disukai walau sudah menonton entah berpuluh kali, tetap saja diputar ulang. Novi diminta memilih salah satu jenis film yang paling favorit diantara yang menjadi langganan untuk ditonton. Selain itu juga melakukan pengamatan, pada scene tertentu dari film yang sangat membuat emosi Puteri tersebut memuncak, baik rasa yang sangat senang atau gembira ataupun rasa kaget atau bersedih.
Pertemuan berikutnya dari setiap scene yang mampu membangkitkan emosi tertentu dengan intensitas yang lebih tinggi, diambil cukup 3 yang paling dominan dari yang ada. Dari scene tersebut, dilakukan pemotongan film saat ditengah scene yang membuat pick emotion. Dengan salah satu software, edit media ini, diselipkan kata-kata positif berupa nasehat singkat dengan kalimat positif yang isinya, perubahan pada puteri yang dikehendaki. Begitu juga pada scene yang lainnya.
Yang menjadi tujuan utama proses ini adalah, saat si Puteri sedang dalam emosi yang terbawa oleh film yang ditontonnya, maka dengan fokus yang kuat pada adegan yang terjadi, ada daerah kritis dalam fikiran yang terbuka. Bahasa mudahnya, terbukanya pintu alam bawah sadar. Dan saat tersebut bisa saja gelombang otak pada posisi Alpha atau Theta. Saat ini digunakan untuk memberikan instruksi by pass kepada puteri, dengan media tulisan. mengingat si Puteri sudah sangat pandai membaca, maka pesan ini sampai dan bisa difahami dengan baik.
Cara ini juga bisa digunakan kepada anak-anak yang menyukai film baru. Sebelum ditonton, editlah film tersebut dengan memperhatikan kemungkinan besar titik scene yang membuat pick emotion pada anak tersebut. Edit, berikan nasehat atau apapun dengan kalimat positif pendek dan jelas. Berdayakan hobi menonton film anak, untuk memasukkan believe dan hal-hal positif.
Ya trik yang sangat mudah sekali. Sehingga untuk saat ini, menjadi hal yang bisa dilakukan oleh kita semua di rumah. Sehingga harapan dan keinginan dari perilaku anak bisa kita set dengan baik. Mari kita lakukan.... semoga memberikan manfaat untuk kita semua. (Yant Subiyanto, ST, CM-NLP, CH, CHT)
Post a Comment