Sedih rasanya jika umur, bukan kemampuan, dijadikan ukuran pantas-tidaknya seseorang memimpin. Namun, menimbang budaya Indonesia yang masih menekankan rasa hormat pada yang tua, bisa saja hal ini terjadi padamu. Ini bukan berarti kamu yang masih anak muda tidak bisa jadi pemimpin. Jika kesempatan itu datang, kamu pasti tidak akan mau melewatkannya, bukan?
Tantangannya adalah bagaimana kamu bisa memimpin sekumpulan karyawan yang mungkin 5-10 tahun lebih tua dibanding kamu dengan sopan, namun tetap profesional. Jangan ragu untuk memimpin setelah kamu baca tips di bawah ini:
Jadilah Komunikator Yang Baik
Menjadi pemimpin membutuhkan skill komunikasi yang baik, apalagi jika kamu memimpin orang yang lebih senior. Kamu harus jadi komunikator yang top. Menjadi komunikator bukan sekedar ngomong doang, tapi juga perihal pintar mendengarkan pendapat bawahan. Jika komunikasi hanya datang dari kamu, mereka yang kamu pimpin akan merasa aspirasi dan ide-nya gak dihargai. Secara gak langsung kamu juga gak menghargai mereka. Jika kamu bisa menghargai, menghormati, dan mendengar bawahanmu yang lebih berumur, mereka akan melihat kedewasaanmu, alih-alih umurmu.
Hargai Bawahanmu
Memang, status mereka yang lebih tua nggak menjamin bahwa mereka lebih bijaksana daripada kamu. Tapi, kemungkinan besar mereka punya pengalaman yang kebih banyak dari kamu. Atas dasar ini kamu harus bisa menghargai mereka. Hanya dengan menghargai bawahan kamu bisa lebih mengenal mereka. Dengan mengenal mereka, kamu bisa mengidentifikasi bakat dan kekuatan mereka serta bagaimana keahlian mereka bisa digunakan perusahaan. Kamu juga akan tahu cara yang terbaik untuk meningkatkan moril mereka sebagai karyawan. Di akhir hari, hal-hal ini bisa membantu meningkatkan produktivitas kerja mereka. Ingat, kamu akan ikut sukses sebagai pemimpin jika anggota tim yang kamu pimpin sukses menjalankan tugasnya.
Singkirkan Ego Dan Dahulukan Kepentingan Tim
Sebagai anak muda yang dipercaya memimpin staf-staf senior, kamu pasti merasa sedikit was-was: “Jangan-jangan dalam hati mereka meragukan kemampuanmu?” Mungkin ini menyebabkanmu jadi ngebet pamer alias show off. Padahal, sebenarnya akan lebih baik kalau kamu meredam hasrat pamer keahlian itu. Redam ego-mu, demi kepentingan kantor tempat kamu bekerja. Jadikan keberhasilan yang diraih tim atau kantor sebagai “trofi” kebanggaan kamu.
Fokuslah Pada Hasil, Bukan Proses
Tiap orang punya cara masing-masing dalam bekerja — sebagai pimpinan kamu harus mengakui itu. Beberapa orang mencapai puncak produktivitasnya jika bekerja sambil mendengarkan musik, beberapa lagi butuh bercangkir-cangkir kopi untuk jadi kreatif. Mau bagaimanapun prosesnya, fokuskan perhatianmu pada hasil kerjaan mereka. Kalau dengan cara-cara demikian hasil kerja mereka lebih baik secara kualitas dan kuantitas, kenapa kamu harus melarang mereka melakukan itu?
Bersiaplah: Pertanyaan Itu Pasti Akan Datang
“Berapa umur kamu?” Di dalam budaya kepo Indonesia, pertanyaan soal usia pada akhirnya akan muncul. Makanya, kamu harus siap ketika diserang pertanyaan ini. Jangan sampai ragu-ragu (baca: canggung) untuk menjawab. Kalau kamu terlihat kurang meyakinkan dalam menjawab, bisa-bisa muncul keraguan di pikiran mereka dianggap gak cocok untuk memimpin mereka. Kalau kamu keberatan untuk menyebutkan angka penanda usiamu, cukup jawab dengan sedikit bercanda: “Cukup berumur buat pekerjaan ini kok, Pak/Bu.” Kalau kamu oke-oke aja memberitahu umurmu, silakan lakukan itu. Yang penting adalah kesiapanmu untuk ditanya. Jawab pertanyaan itu, lalu lanjutkan pekerjaan seperti biasa. Tujuannya adalah menghindari kamu dari bahan gunjingan oleh karyawan kepo.
Tetap Tenang dan Cool
Stres dan tekanan yang berlebihan di tempat kerja bisa menurunkan konsentrasimu, dan pada ujungnya berpengaruh pada produktivitasmu. Menariknya, mood kantor sering ditentukan oleh mood-nya boss. Nah, sebagai pemimpin kamu harus jadi sumber ketenangan bukan sumber masalah. Separah apapun keadaan hatimu, tetaplah menjadi oasis di tengah gurun pasir. Kalau kamu galau, staf kamu bakal ikut-ikutan galau. Coba bayangkan kalau kamu terlihat malas-malasan?
Raih Respek Dari Mereka
Kantor bukan rumah tempat kamu bisa bersantai-santai. Bukan pula kafe di mana kamu bisa bersenang-senang dan cuci mata. Kantor adalah tempat untuk berusaha dan meraih penghormatan orang lain atas usahamu itu. Kalau kamu ingin jadi pemimpin yang baik, kamu harus tunjukkan kalau kamu pantas dihormati. Ingat, ada garis tegas antara menjadi dihormati dan ditakuti. Perbedaannya terletak pada kerelaan sang karyawan: jika kamu dirasa punya legitimasi memimpin, maka karyawan akan menghormatimu. Jika sebaliknya, mereka hanya akan menurutimu karena terpaksa — melakukan perintahmu hanya karena mereka takut. Seseorang hanya akan dihormati ketika ia mampu menunjukkan usahanya, menjawab tantangan yang dihadirkan tugasnya, serta menjadi arus tenang di antara gelombang konflik yang bisa tercipta kapan saja di tempat kerja. Sekarang tinggal bagaimana kamu bisa terus memotivasi dirimu untuk melakukan ketiga hal itu.
Kamu boleh saja masih muda, namun jangan sampai itu membuatmu ragu pada diri sendiri. Berkat kerja kerasmu selama bertahun-tahun lah kamu bisa sampai di titik ini. Jangan biarkan cibiran dan pandangan miring soal angka di KTP menjadi penghambat kamu untuk maju, ya.
Sumber: Yogie Fadila (www.hipwee.com)