Bagaimana seorang super salesman dapat mengatasi rasa takutnya?

Bagaimana seorang super salesman dapat mengatasi rasa takutnya? Ini rahasianya, saya akan membantu anda untuk mengubah bentuk ketakutan anda agar dapat menjadikan sebagai kekuatan atau menjadi keberanian ketika anda mulai merasa ketakutan itu datang kepada Anda. Bahkan hanya untuk super salesman saja, ini berlaku untuk semua orang yang ingin mengendalikan rasa takut mereka.

1. Langkah pertama, saya akan meminta anda untuk berdiri dan coba anda temukan serta identifikasikan perasaan pertama ketika "takut" datang.
– Apa yang anda rasakan?
– Di bagian mana anda merasakannya? (perut, dada, bahu, punggung dan lainnya)
– Bagaimana state yang ada dipikiran anda?

Untuk mempraktekan ini, anda harus memikirkan suatu hal yang dapat membuat anda menjadi ketakutan (seperti saat anda akan melakukan cold call, bisa juga saat anda akan menangani proyek, presentasi di depan bos, dan yang lainnya) bangkitkan serta rasakan sensasi yang muncul dari hal-hal diatas. Sekarang, yang harus anda lakukan adalah memberi label TAKUT dan simpan sementara info ini.

 

2. Membuat serta mengembangkan "lingkaran kekuatan atau keunggulan"
Sekarang coba anda berpikir, kapan anda berada disaat yang paling bagus atau anda berada ada kondisi paling the best. Anda dalam kendali, secara fisik dan mental anda merasa ok. Bisa jadi saat menelepon klien berhasil, atau interview anda berjalan dengan baik, atau di lain acara, mungkin saar anda melakukan kegiatan yang berhubungan dengan olahraga (misalnya anda pecinta sepak bola dan suatu ketika dalam pertandingan tim sepak bola anda menjadi juara pertandingan). Andamenjadi sangat focus dan tajam. Langkah selanjutnya adlaha imajinasikan sebuah lingkaran dilantai, dan lingkaran itu merupakan "lingkaran kekuatan atau keunggulan" milik anda

– Apa warna dari lingkaran yang anda buat?
– Adakah suara-suara semangat di dalamnya?
– Apa lagi yang anda perhatikan selain dua hal diatas.

 

3. Langkah berikutnya adlaah coba anda berpikir kembali saat-saat menyenangkan anda dan mulailah melangkah masuk ke dalam "lingkaran" yang anda buat. Tarik nafas dalam diri anda. Lepaskan bahu anda (maksudnya relax-kan bahu anda). Rasakan focus dan kekuatannya. Ulangi hal ini 2 kali.

 

4. Kemudian coba anda keluar dari "lingkaran" di mana awalnya anda dalam kondisi TAKUT dan coba anda pikirkan lagi rasa takut anda. Saat anda merasakan takutnya datang, melangkahlah masuk kedalam "lingkaran dan tarik nafas dan hembuskan. Lakukan ini sebanyak 5 kali atau sampai anda merasakan kondisi di luar lingkaran sudah seperti kondisi anda di dalam lingkaran. Ketakutan menjadi kekuatan!!!

 

5. Nah, berikutnya coba anda cari kembali ke takutan-ketakutan lama anda. Selama anda mengakses TAKUT yang tadi ada pikirkan, anda secara alami telah masuk ke dalam state of power.

Ketakutan YES! Sekarang Anda sudah dapat blocking respon dari rasa takut yang lama itu. Setelah Anda bisa mengatasi rasa takut,anda dapat menghadapinya seperti apa yang dilakukan samurai abad ke18, Tsunetomo Yamamoto. Ditinjau dari tulisannya yang terkenal Hangakure (yang di terjemahkan ke "hal tersembunyi dibalik daun").

__._,_.___


by: may aini <som.indonesia@gmail.com>

 

 

Email Protocols buat Perusahaan

            Waktu yang digunakan untuk email di suatu organisasi bisa jadi merupakan salah satu penyebab time waster.  Bisa sampai 20 persen waktu kerja sehari-hari hilang karena tidak adanya kebiasaan yang baik dalam ber-email.  Penyebabnya bisa bersumber dari diri sendiri, tetapi bisa juga bersumber dari atasan dan kebijakan, serta budaya ber-email organisasi yang tidak optimal.

            Sharing saya mengenai karyawan di sebuah perusahaan besar (edisi 34), bisa menjadi salah satu contoh policy yang kurang tepat di suatu perusahaan.  Email sebetulnya hanya salah satu pola komunikasi dan koordinasi yang bisa dipilih, selain rapat, one on one (pertemuan dua orang), walking around (atasan mendatangi ruangan staf nya untuk memonitor secara santai dan taktis), telepon dan texting.  Email efektif untuk permasalahan yang tidak kompleks dan tidak urgent yang emosi komunikasinya netral.

            Berbagai perusahaan memerlukan untuk memberikan pelatihan dan rules bagi karyawannya agar dapat ber-email secara efektif.  Hal ini dilakukan agar bisa ditingkatkan produktivitas kerja di dalam perusahaan.  Berikut adalah sebagian rules dalam email protocols yang saya kutip dari 5 Choices (edisi 36) halaman 225:

  • Email dibuat secara singkat, padat dan direct
  • Buat subjek di email yang actionable
  •  Hindari subjek yang membingungkan
  • Hindari mendiskusikan lebih dari satu subjek dalam satu email
  • Kirim email hanya ke orang-orang yang memerlukan.  Sebaiknya cc hanya diberikan ke mereka yang secara riil ikut terpengaruh dengan email tersebut, bukan untuk nice to know saja.
  •  Bila email dikirim ke beberapa orang, sebutkan secara spesifik kepada siapa Anda meminta action dilakukan.
  • Bila Anda hanya menuliskan pesan di subjek dan tanpa penjelasan di body, tuliskan AP (Akhir Pesan) di akhir kalimat, sehingga penerima email tidak merasa perlu untuk membuka email.
  • Jangan bersegera menindaklanjuti dengan telepon bila materinya tidak terlalu urgent (bila urgent, memang sebaiknya bukan email yang digunakan).
  •  Biasakan untuk menggunakan out of office reply
  • Pertimbangkan sebelum menggunakan reply all
  •  Bila me-reply perhatikan apakah subyek sudah perlu diubah atau tidak.  Ini untuk mempermudah penerima memahami dan memprioritaskan email dan mempermudah Anda melacak dengan search di kemudian hari.

 

G.  Suardhika

Trainer Produktivitas Diri

 

Sumber : www.produktivitasdiri.co.id 

 

 

Strategi Pemasaran yang efektif

Strategi Pemasaran diperlukan Kemampuan handal dalam memasarkan produk atau jasa bisa jadi lebih penting dari produk itu sendiri.

Untuk memenangkan pasar, selain strategi marketing, diperlukan juga ide yang inovatif.

Teknik pemasaran boleh dikatakan sebagai kunci keberhasilan dari penjualan produk. Kemampuan yang handal dalam memasarkan produk atau jasa bisa jadi lebih penting dari produk itu sendiri. Teknik pemasaran yang baik didukung oleh strategi pemasaran yang efektif. Dengan strategi tersebut, proses marketing dapat dipertahankan, bahkan cara baru dalam memasarkan produk juga bisa kita temukan dan membuat pelanggan semakin loyal. Tentu saja, jangan abaikan faktor kualitas produk yang merupakan poin penting bagi pemasaran itu sendiri.

Maka, setelah Anda pastikan kualitas produk Anda, rancanglah strategi pemasaran yang efektif agar proses pemasaran dapat berjalan secara terkontrol, dinamis, dan kreatif. Berikut ini ada 6 langkah strategi pemasaran yang dapat Anda terapkan.

 

Pertama, kenalilah pelanggan Anda. Identifikasi target market Anda akan membantu Anda dalam menyusun strategi marketing yang efektif. Anda dapat membidik pasar di kelompok usia 15—30 tahun jika Anda ingin memasarkan produk sepeda sport. Atau Anda dapat membidik wanita dengan kelompok usia 20—35 tahun jika ingin memasarkan produk sepatu wedges. Jadi, dengan mengetahui siapa target market Anda, Anda akan terhindar dari terbuangnya waktu dan biaya yang sia-sia.

 

Kedua, lakukanlah promosi. Lakukan upaya promosi atau memperkenalkan produk bisnis Anda kepada konsumen. Usahakan agar promosi yang Anda lakukan tersebut konsisten, terus-menerus, dan dengan cara-cara kreatif sehingga para pelanggan tidak merasa bosan. Misalnya, setiap kali bepergian, bawalah brosur, pamflet, atau leaflet berisi produk bisnis Anda untuk dibagikan kepada rekan-rekan, atau Anda dapat menyebarkan brosur tersebut di tempat umum. Buatlah status di jejaring social yang berkaitan dengan produk Anda, atau Anda mungkin dapat mengirim sms kepada teman-teman Anda terkait dengan produk tersebut. Dengan berbagai usaha tersebut, dengan sendirinya, Anda akan menemukan pelanggan yang membutuhkan produk yang Anda tawarkan.

Selain itu, lihatlah pula bagaimana upaya promosi yang dilakukan kompetitor Anda. Jika penawaran Anda lebih unik dan menarik, lanjutkan upaya promosi tersebut. Jangan lupakan pula kehebatan word-of-mouth publicity. Kekuatan promosi dari mulut ke mulut ini memang ajaib karena dapat menyebar dan menjaring pelanggan hingga berlipat-lipat. Oleh karena itu, siapkan diri Anda untuk membuat pelanggan lebih nyaman berbisnis dengan Anda. Pelanggan yang merasa puas dengan produk Anda akan menjadi pelanggan loyal yang dapat menarik pelanggan baru.

 

Ketiga, pilih lokasi yang strategis. Faktor penting dalam strategi pemasaran lainnya adalah masalah pemilihan tempat. Anda perhatikan outlet atau toko roti Holland Bakery selalu berada di jalan yang sibuk di mana traffic lalu lalang orang sangat tinggi. Itu merupakan strategi mereka dalam membidik pelanggan potensial. Maka, usahakan untuk memilih lokasi yang tepat, strategis, agar kesempatan bisnis Anda untuk dapat diakses oleh pelanggan lebih terbuka.

 

Keempat, gunakan internet marketing. Internet marketing bisa jadi salah satu strategi marketing yang sangat efektif. Apa pasal? Anda dapat mengetahui selera pelanggan dan kebutuhan pelanggan Anda dengan menempatkan bisnis Anda di situs jejaring sosial. Saat ini, jual beli online semakin marak dengan jumlah transaksi yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan kecenderungan bagaimana pelanggan ingin berbelanja di luar jam buka toko, menghindari keramaian, dan lebih privasi. Ruang inovasi juga terbuka lebar di internet. Anda dapat memasang foto, berinteraksi langsung dengan pelanggan, bahkan menggelar berbagai promo menarik bisa Anda lakukan.

 

Kelima, jalin hubungan dengan pelanggan. Memelihara pelanggan lama lebih mudah dibandingkan mendapatkan pelanggan baru. Konon, biaya yang dibutuhkan untuk menarik pelanggan baru sekitar 6 kali lipat daripada memelihara pelanggan lama. Maka, buatlah database pelanggan, masukkan data-data penting beserta kemajuan yang telah dicapai, hubungi mereka secara berkala, dan informasikan pelanggan mengenai promo produk yang sedang berjalan, dan lain-lain. Joe Girard, seorang salesman terkemuka di dunia otomotif, mengatakan bahwa kunci suksesnya adalah selalu memelihara hubungan yang baik dengan pelanggannya.

 

Keenam, the Power of Focus. Kekuatan fokus terbukti dapat mengantarkan Apple menuju kesuksesan. Apple focus pada produknya dan sanggup menghasilkan miliaran dolar hingga kini. Kesuksesan Apple tersebut karena mereka fokus dengan sumber daya mereka dan produk yang lebih sedikit tapi inovatif. Fokus tidak berarti Anda menjual lebih sedikit. Sebaliknya, Anda dapat meningkatkan produksi Anda di wilayah tertentu.

 

Kini, dengan ketatnya persaingan pasar saat ini, Anda harus dapat memenangkan pasar dengan strategi marketing yang tepat dan juga ide yang inovatif

 

 

__._,_.___


by: Lumbung Kreasi <lumbungkreasi@yahoo.com>

 

 

GAYA AFILIATIF: Pembangun Relasi

Joe Torre mungkin disebut sebagai hati dan jiwa tim bisbol New York Yankees. Sebagai manajer tim bisbol yang memenangkan kembali kejuaraan seri dunia pada tahun 1999, Torre dianggap bisa mengasuh jiwa para pemainnya bila mereka mengalami tekanan emosional yang sangat besar yang diakibatkan oleh semangat untuk memenangkan kejuaraan. Di dalam pekerjaan yang seringkali dipenuhi oleh contoh buruk kemarahan yang tidak terkendali dan ketidakpekaan, Torre muncul sebagai perkecualian, ia menjadi contoh kompetensi kerja kelompok dan kolaborasi.

            Contohnya dalah ketika mereka merayakan kemenangan mereka dilapangan, segera setelah pertandingan final tahun 1999. Torre mencari pemain tertentu untuk dipeluknya, terutama Paul O;Neill, yang ayahnya baru saja meninggal dunia usia 79 tahun. Meskipun baru saja menerima berita kematian ayahnya, O'Neill memilih untuk tetap bermain dalam pertandingan yang menentukan di malam itu dan tangisnya meledak pada saat pertandingan berakhir. Kemudian, dipesta kemenangan di markas mereka, Torre mengangkat perjuangan pribadi O'Neill dan memujinya sebagai "seorang pejuang".

            Torre juga mencari dua pemain lain keduanya telah kehilangan anggota keluarga selama musim pertandingan. Salah satunya adalah Scott Brosius, yang selama beberapa bulan sebelumnya telah berulangkali dipuji oleh Torre karena bersedia tetap bersemangat bekerja di dalam tim meskipun ia mengkhawatirkan ayahnya yang sedang sakit parah. Akhirnya, Torre memanfaatkan perayaan kemenangan itu untuk mendukung dua pemain yang kontraknya terancam tidak diperpanjang untuk musim kompetisi tahun depan. Ia menonjolkan dan memuji kedua pemain itu untuk menunjukkan kepada bosnya, yaitu pemilik klub, bahwa mereka terlalu berharga untuk dilepaskan.

            Untuk diketahui, Torre bukan orang lemah: Jika diperlukan ia bisa tegas menegur. Tetapi ia juga terbuka tentang perasaannya sendiri kepada orang-orang yang dipimpinnya. Ketika saudara laki-lakinya hampir meninggal ketika menunggu operasi tranplantasi jantung, Torre tidak menyambunyikan kekhawatirannya, ia membagi kecemasannya kepada para pemain sama seperti ketika ia sendiri menjalani perawatan ketika menderita kanker prostat pada musim semi sebelum timnya memenangkan kejuaraan.

Saling membagu emosi secara terbuka ini adalah salah satu ciri gaya kepemimpinan afiliatif, yang dicontohkan oleh Torre. Pemimpin seperti ini juga menghargai orang-orang dan perasaan-perasaannya tidak terlalu menekankan pencapaian hasil dan tujuan, dan lebih menekankan kebutuhan emosi pegawai. Mereka berusaha untuk membuat orang-orang senang, menciptakan harmoni, dan seperti yang telah dilakukan dengan sangat baik oleh Torre untuk membangun resonansi tim.

            Meskipun kurang efektif sebagau pembangkit motivasu langsung terhadap kinerja, gaya afiliatif ini memiliki dampak positif yang luar biasa pada iklim emosi kelompok. Dalam hal mendorong perbaikan didalam segala hal, gaya ini hanya sedikit dibelakang gaya visioner dan pembimbingan. Misalnya, dengan menghargai pegawai sebagai manusia, menawarkan dukungan emosional selama masa-masa sulit dalam kehidupan pribadinya, pemimpin ini membangun kesetiaan besar dan menguatkan ikatan.

            Kapan gaya afiliatif ini tepat doterapkan? Dampak positifnya membuat gaya ini cocok untuk membangun resonansi pada semua situasi, tetapi terutama perlu diterapkan ketika pemimpin berusaha meninggikan harmoni tim, meningkatkan moral, memperbaiki komunikasi, atau memperbaiki kepercayaan yang pernah putus di dalam sebuah organisasi.

            Banyak budaya yang sangat menghargai ikatan pribadi yang kuat, menjadikan pembangunan relasi sebagai syarat mutlak hubungan bisnis. Pada sebagian besar budaya Asia juga Amerika Latin dan beberapa negara Eropa pembentukan relasi yang kuat adalah syarat bisnis. Langkah ini akan muncul secara alami pada pemimpin yang menunjukkan gaya afiliatif.

 

Sumber: PRIMAL LEADERSHIP, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi; Daniel Goleman

 

 

18 Fakta Email Marketing

Email marketing merupakan satu dari beberapa digital marketing yang sedang naik daun. Banyak pebisnis yang mulai melirik email marketing sebagai salah satu bentuk marketing yang dilakukannya. Akan tetapi masih banyak pula yang masih menyangsikan kekuatan dari email marketingSudah tahukan Anda mengapa banyak pebisnis diluar sana tertarik menggunakan email marketing?

Kyle Lacy dari exacttarget.com menuliskan mengenai 18 fakta email marketing yang akan membuat Anda tercengang, dan akhirnya segera menggunakan Email marketing.

1.     Rata-rata subscriber menerima 416 pesan iklan tiap bulannya

2.     Pengguna email lebih dari 3.2 milyar

3.     Pendapatan iklan email mencapai $156 milyar di tahun 2012

4.     95% pelanggan online menggunakan email

5.     91% pelanggan memeriksa email setidaknya sekali sehari

6.     Pengguna internet rata-rata menggunakan 3 email tahun 2013

7.     Menurut eMarketer ada 237 milyar pengguna email di tahun 2017

8.     Diseluruh dunia, perusahaan riset Radicati Group memperkirakan email audience akan tumbuh 2.42 milyar menjadi 2.76 milyar di tahun 2017

9.     Email marketing mampu menghasilkan 78% retensi

10.  64% peembuat keputusan membaca email mereka melalui mobile phone

11.  89% brand marketer mengatakan bahwa email sangat penting untuk strategi bisnis

12.  Investasi email marketing $1 mampu mengembalikan rata-rata $44.25 pada bisnis

13.  56% pebisnis mengatakan bahwa mereka berencana menggunakan email marketing

14.  Faktanya 9 dari 10 pengguna internet mengirim atau menerima internet paling tidak seminggu sekali

15.  Faktanya 70% pengguna email akan selalu membuka email dari perusahaan favorit mereka. Akan tetapi dari 18% nya mengatakan tidak pernah membuka iklan email

16.  Sebanyak 55.2% pengguna membuka email melalui dekstop

17.  eMarketer memperkirakan email audience akan naik dari 188.3 milyar di tahun 2013 menjadi 203.8 milyar di tahun 2017

18.  Sebanyak 93% pelanggan paling tidak mendapat satu email harian

__._,_.___


by: Peoplesoft Indonesia <peoplesoftindonesia@gmail.com>

 

Apa yang dilakukan oleh orang-orang yang jenius?

Mungkin sebagian orang belum mengetahui tentang bagaimana orang jenius berpikir, bertindak, lalu bereksperimen. Sebagian besar mereka meluangkan waktunya di tempat - tempat yang mereka inginkan seperti di Laboratorium, Lapangan, dan sebagainya. Mereka berkembang pesat dengan pemikiran mereka dan mereka selalu meluangkan waktu untuk belajar dan bermain.

Bagaimana ini bisa terjadi sebagaimana mungkin orang jenius menghasilkan berbagai macam bentuk kejadian atau penemuan mereka yang luar biasa hanya dengan cara sederhana yang mereka lakukan untuk dirinya sendiri dan di produksi untuk seluruh orang di dunia?. Pertanyaan tersebut memang ada didalam diri setiap orang awam yang menanyakan tentang bagaimana rahasia menjadi orang jenius.

Orang jenius memiliki kecenderungan lebih mementingkan hal yang mereka sukai daripada yang mereka benci. Karena dengan menyukai seluruh permainan mereka dan mereka selalu menikmati apa yang mereka mainkan itu akan membuat pikiran mereka berkembang. Tidak salah bila orang jenius memiliki karakter suka mendapatkan tantangan dan segala permasalahannya di anggap dengan peremainan yang mereke lakukan.

Sesungguhnya orang jenius itu..

1. Memiliki Satu Karakter

Karakter mereka hampir sama, yaitu mereka lebih mementingkan kesuksesan daripada hal dari sekarang mereka lakukan. Sehingga berapapun bentuk ucapan tidak menyenangkan dari orang lain dan berapapun bentuk nistaan kepada dirinya mereka yang jenius selalu menganggapnya biasa dan tidak pernah memikirkan hal tersebut. Karena pikiran mereka selalu merasa bahwa bila orang jenius di berikan suatu perkataan tidak menyenangkan, berarti mereka iri, dan iri merupakan tanda ketidakmampuan. Berarti orang jenius selalu mampu dengan apa yang dilakukan.

2. Sering Melakukan Permainan Gila

Permainan gila seperti puzzle, menjaili orang lain dengan cara yang unik, memakai pakaian unik, dan sebagainya merupakan permainan yang sering mereka mainkan. Sehingga tidak salah mereka juga dianggap gila ya ng sebenarnya adalah pembentuk mental yang baik agar seluruh kegiatan yang mereka lakukan bisa berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

3. Tersenyum Lebih lama Setiap Hari

Seorang jenius tentu memiliki pandangan yang berbeda daripada orang lain. Sehingga mereka memiliki senyum yang lebih lama setiap harinya. Jika di tanya seseorang mereka selalu tersenyum terlebih dahulu. Dan mereka akan selalu menanyakan sesuatu yang belum mereka bisa hingga mendap atkan apa yang mereka mau. Sehingga setiap pertanyaannya dilakukan dengan senyum yang indah.

4. Selalu Melakukan Tindakan Berbeda Dari Orang Lain

Tindakan yang berbeda adalah selalu mencoba hal baru yang belum tentu mendapatkan inspirasi bari orang lain. Mereka selalu memikirkan pemikiran gila dan langsung mempraktekkannya. Sehingga mereka mampu memberikan tindakan atau eksperimen yang berbeda di bandingkan dengan orang lain.


5. Mendekatkan Diri Kepada Tuhan

Tuhan merupakan sumber dari segala sumber. Sehingga orang jenius memiliki pandangan bahwa tuhanlah yang memberikan kecerdasan dan memberikan seluruh penemuannya berhasil kepadanya. Dalam hal ini orang jenius selalu bersyukur dan mendekatkan diri dengan cara berdoa ketika melakukan hal apapun. Ini merupakan suatu kewajiban bagi seseorang yang mau seluruh tindakannya berhasil.

6. Memberikan Seluruh Waktunya Untuk Tindakan Mulia

Tindakan mulia adalah mengajari seluruh kegiatan yang mereka temukan kepada orang lain. Dengan memberikan ilmu yang baru kepada orang lain maka hal tersebut merupakan hal mulia yang harus didapatkan dan diamalkan oleh seluruh orang didunia ini. Orang jenius selalu memberikan waktunya untuk mengajari seluruh orang yang bertanya dan belum bisa. Dengan memiliki pandangan bebas aktiv dan mau menerima pendapat orang lain maka tindakan orang jenius tersebut terbilang sangat mulia .

__._,_.___


by: may aini <som.indonesia@gmail.com>

 

 

Apa itu Produktivitas Diri?

Rutinitas berikut sudah sangat familiar bagi kita yang bekerja di kota besar: bangun ketika masih gelap, berdesakan di jalanan, berharap masih dapat tinta biru di kartu absensi kita dan pulang ketika hari telah gelap, untuk sekedar menemui anak yang terlelap sebelum akhirnya kita merebahkan badan kita sejenak. Rutinitas tersebut dilalui oleh jutaan orang di kota-kota besar di dunia.

Hal berikut saya kira juga sudah sangat familiar bagi kita: lari dari satu rapat ke rapat lain. Lembur untuk mengerjakan laporan yang ditunggu bos esok hari. Marah-marah di depan tim karena target yang tidak tercapai. Kelelahan pada sore hari sehingga di jam-jam terakhir, aktivitas kita cenderung tidak jelas, membuka tutup komputer, mencari kesempatan untuk melakukan chating dengan sesama rekan kita yang merasakan hal yang sama. Yang tentunya tidak sulit untuk menemukan mereka.

Kerja keras sudah jadi bagian gaya hidup manusia modern. Gaya hidup kerja keras ini tentunya diperlukan untuk mendukung gaya hidup yang lain, gaya hidup konsumtif, mulai dari makin seringnya makan di luar rumah, menelepon untuk meminta delivery makanan yang umumnya junk food, membeli berbagai merk pakaian, sepatu, mengganti kendaraan yang lebih modern dan wah, dan masih banyak lagi.

Modernitas di satu sisi memang berarti kemudahan. Kemudahan untuk menikmati beragam makanan, kemudahan untuk memilih beragam kendaraan, kemudahan untuk membeli beragam baju, serta berbagai kemudahan lainnya. Namun apakah memang itu tujuan modernisasi, mendapatkan kemudahan tetapi dengan kesusahpayahan yang luar biasa. Apakah ini sebuah pola hidup produktif? Bekerja keras, mengorbankan diri, untuk mengejar keinginan (bukan kebutuhan) yang terus meningkat, dan pada akhirnya kelelahan, kekecewaan dan, bisa jadi, kehampaan.

Bila kita tidak mengambil jarak dari berbagai gejala di atas, bisa jadi kita merasa bahwa begitulah kehidupan modern. Sudah sepantasnya seorang bekerja keras untuk menjadi kaya. Sudah sepantasnya seseorang untuk tidak menyukai pekerjaannya dan memaksa diri bekerja. Sudah sepantasnya perusahaan menekan karyawannya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dan, lebih jauh lagi, produktivitas hanya bisa dicapai dengan cara itu.

Produktivitas diri (kata 'diri' ditambahkan untuk membedakannya dengan produktivitas organisasi) memang sebuah konsep yang mempunyai definisi yang luas. Pada umumnya, ketika orang mendengarkan kata produktivitas, ia akan mendefinisikannya sebagai output dibagi dengan input. Ini bisa berarti hasil kerja dibagi dengan enerji atau waktu atau kompensasi (dari kaca mata organisasi). Tetapi segera kita akan mempunyai masalah dengan definisi tersebut. Terutama terkait dengan bagaimana kita menilai sebuah hasil kerja. Hasil kerja operator pabrik jelas berbeda dengan hasil kerja CEO di pabrik yang sama. Hasil kerja untuk kepentingan oraganisasi bisa berarti berbeda dengan hasil kerja untuk kepentingan individu. Lalu bagaimana kita membandingkan antara hasil kerja yang tinggi yang dicapai dengan pengorbanan fisik (maksudnya mendapatkan sakit serius akibat overwork), dibanding hasil kerja yang sedikit lebih rendah tetapi dicapai dengan tetap menjaga keseimbangan hidup.

Bila Anda tertarik untuk mengikuti blog ini dan mulai memikirkan mengenai produktivitas diri Anda, ini sudah menunjukan awal yang baik. Kebanyakan orang menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa pernah berpikir apakah ia telah menjalankan sebuah kehidupan yang produktif atau tidak. Termasuk di dalam refleksi tersebut adalah, bagaimana ia mendefinisikan sebuah kehidupan yang produktif? Dan apa efek dari menjalankan kehidupan yang tidak produktif. Bisa jadi beberapa hal ini:

  • Kehidupan yang melelahkan. Bayangkan orang yang mengayuh kapal dengan tangannya, padahal ada dayung disampingnya. Tanpa pemahaman produktivitas diri yang baik, orang berusaha untuk berhasil di area yang bukan minatnya dan kemampuannya. Sehingga ketika orang lain bisa dengan tenang mengayuh sampannya dengan dayung bersama tim nya, ia harus bersusah payah mengayuhnya dengan tangannya dan berlawanan dengan arus air lagi.
  • Kehidupan yang gagal. Dari kaca mata obyektif keberhasilan karir seseorang di dalam organisasi ataupun dalam karirnya ditentukan dari seberapa baik kinerjanya. Produktivitas diri yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik.
  • Kehidupan yang mengecewakan. Banyak kasus kita temukan dimana orang bekerja keras mencapai apa yang menurutnya penting di masa muda, yang kemudian ia pahami ternyata ada yang jauh lebih penting yang telah lepas dari prioritasnya. Menjalankan kehidupan yang produktif, salah satunya berarti memahami dengan persis apa yang menjadi prioritas hidup seseorang.

Oke-lah kita bisa sepakat akan pentingnya produktivitas diri. Tetapi sebelum kita membahasnya lebih jauh dari satu tulisan ke tulisan lain di blog ini, apa sebetulnya definisinya?

Dari berbagai definisi yang ada, baiklah kita mulai dengan definisi sederhana berikut ini:

Pengoptimalkan potensi diri dan waktu kita (optimasi) untuk mencapai kehidupan yang kita inginkan (purpose) dengan cara yang kita inginkan (work style).

Dengan kata lain, mencapai purpose hidup kita dengan optimasi aset diri tanpa mengorbankan work style. Kita akan punya banyak waktu untuk mendiskusikan hal ini dalam tulisan yang akan datang yang Insya Allah akan muncul setiap selasa dan jum'at ini.

Sementara ini, izinkanlah kami memberikan ucapan selamat datang kepada para pembaca blog ini. Blog ini akan berisi tulisan terkait produktivitas diri, sebuah pendekatan baru dan komprehensive terhadap Time Management. Dengan misi meningkatkan produktivitas diri kita, organisasi dan pada akhirnya bangsa yang kita cintai ini. Amin.

 

G. Suardhika, Trainer Modern Time Management

 

* Sebagian materi dari tulisan ini dikutip dari buku Produktivitas Diri yang Insya Allah akan terbit mid 2016.

Sumber : http://produktivitasdiri.co.id/apa-itu-produktivitas-diri

 

 

Meroketkan Penjualan

Business retail, sangat dinamis. Kreativitas tinggi sangat dibutuhkan. Setiap saat pengelola bisnis retail harus dan wajib melakukan inovasi inovasi dan effort effort khusus untuk membuat bisnisnya bertumbuh dan semakin maju.

Ditambah lagi persaingan yang sangat ketat. Jika pengelola lupa melakukan inovasi dan program program yang men arik, maka tidak tertutup kemungkinan bisnisnya akan tinggal nama. Oleh sebab itu justru wajib untuk melakukan inovasi dalam jangka  tertentu. Apakah itu program promosi, apakah itu produk baru, atau hal hal baru lainya. Walaupun secara kasar, kebutuhan manusia itu sering kali itu itu saja, namun manusia suka dengan hal baru.

Manusia butuh makan, namun butuh makanan yang baru, rasa yang baru. Manusia butuh sabun, namun butuh aroma baru, cara mandi yang baru. Manusia butuh sampo, namun butuh sampo dengan packaging baru dan teknologi baru.

Pada intinya bisnis retail harus selalu membuat nilai tambah. Dan ini adalah inti dari kreativitas. Saya akan sharing 5 langkah dalam meningkatkan bisnis Anda. Semoga ini bisa menginspirasi Anda dan membuat bisnis Anda mengalami "keceriaan  luar biasa" dalam penjualan.

 

 

 

 

Langkah #1.  Meningkatkan Traffics.

 

Kita sudah sering mendengar istilah : Lokasi lokasi lokasi. Philip Kotler pun dalam 4P membahas Place/Lokasi menjadi pilar utama marketing. Mengapa? Pada intinya Place/Lokasi itu adalah untuk men-generate traffics. Untuk mendapatkan  orang yang melihat, calon konsumen yang lewat.

Jadi sekali lagi saya katakan, bahwa lokasi itu untuk menghasilkan traffic. Jadi jika anda masih dalam tahap memilih lokasi, maka perhatikan apakah lokasi anda cukup deras lalu lalang calon customernya.

Bagaimana jika lokasi sudah ada? Anda masih bisa menemukan cara cara untuk meningkatkan traffics. Misalnya Anda memiliki restaurat di sebuah mall, yang ternyata setelah anda survey, calon traffics anda selalu berbelok ke gang lain, karena ada hambatan tertentu yg secara phsycologis membuat orang orang lebih senang berbelok arah, dari pada melewati restaurant anda. Maka anda bisa menghilangkan hambatan itu.

Atau Anda memiliki lokasi bisnis yang di rugikan oleh arah eskalator, anda bisa mengajukan masukan masukan pada pengelola Mall.  Selain itu, tentu Anda bisa membuat hal hal yang menarik, sehingga orang akan senang, penasaran, pingin tahu, pingin lihat, pingin lewat di depan gerai/outlet bisnis Anda.

Jika Anda berhasil meningkatkan Traffics di depan tempat usaha Anda, maka Hal ini sudah merupakan tahap awal yang sukses untuk meningkatkan potensi pembeli (Potential Buyer)

Ingat Ilmu Probability dalam statistik. Jika kemungkinan membeli adalah 1%, maka Anda akan mendapatkan sales 1 setiap 100 traffics. Jadi untuk mendapatkan 2, maka harus meningkatkan traffics menjadi 200. Ini konsep sederhananya.

Cermati benar lokasi bisnis Anda. Apakah ada yang mengganggu traffics, apakah ada yang mengurangi traffics, apakah ada yang bisa dilakukan untuk terus meningkatkan traffics. Termasuk di dalamnya mengusulkan program program pada Mall untuk meningkatkan traffic/pengunjung mall itu sendiri. Mall yang rame, atau lokasi induk yang rame ten tu akan berdampak pada traffic di outlet anda.

Amati Flow dari traffic/pengunjung di area bisnis Anda. Jika Bisnis Anda ada  tepi Jalan Raya, maka amati dengan baik bagaimana meningkatkan traffics. Apakah ada kebijakan kebijakan arus lalu lintas yang merugikan bisnis Anda. Putaran, Penutupan Jalan, Parkir dan sebagainya, sehingga lokasi bisnis Anda mendapatkan limpahan traffics/lalu lalang potensial buyers

 

Langkah #2.  Merubah Traffics menjadi Visitor

 

Jika bisnis anda sudah mendapatkan traffics yang baik dan berlimpah, maka strategy berikutnya adalah merubah traffics ini menjadi visitor. Dalam bisnis restaurat, sudah 99% Visitor adalah buyer. Namun beda dengan bisnis seperti bisnis retail besar (Ace Hardware, Giant, Informa, Hari Hari, Matahari dll) Mereka yang Datang belum tentu membeli.

Calon konsumen yang lalu lalang di depan outlet anda, depan toko Anda belum tentu tertarik untuk masuk. Atau menjadi pengunjung (Visitor). Buatlah mereka tertarik untuk masuk menjadi pengunjung. Jangan pernah memiliki pikiran pengunjung yang masuk ke toko anda kalau tidak beli, hanya merepotkan. Mereka tetap memiliki kontribusi pada peningkatan sales Anda.

Mereka yang mengunjungi toko anda, bisa menjadi pembeli, bisa menjadi orang yang mengajak orang lain untuk membeli di kemudian hari. Ijinkan saja mereka melihat lihat produk Anda. Jadi visitor menjadi sangat sangat penting. Oleh sebab itu Anda perlu merubah traffics menjadi visitor.

Buatlah promosi promosi yang menarik, Letakan display product product yang menarik di depan, atau bahkan anda demokan di depan pintu masuk toko atau gerai Anda. Buatlah Penawaran yang heboh, Sambutan yang ramah bila perlu sangat unik. Pada intinya, strategy ini tidak boleh anda lewatkan begitu saja. Traffic tinggi namun tidak anda ubah menjadi visitor, maka Anda telah membuang buang kesempatan.

Jangan ada yang salah di depan toko/outlet/gerai  Anda. Jika Anda mel akukan kesalahan di depan pintu masuk, maka anda layaknya mengusir calon pengunjung. Tidak Ada bedanya memasang anjing galak di depan pintu toko anda dengan meletakan SPG yang jutek, menguap dan tidak ramah.

Buatlah pintu masuk itu mudah, menyenangkan, luas, ramah, membuat penasaran, gemes, pingin tahu, seru, bagus, lucu, bangga, terhormat, wow, segar, bahagia, asyik dan hal hal menyenangkan lainya. Jangan ada satupun titik yang membuat visitor itu ragu atau batal memasuki outlet/toko/ruang bisnis/ restauran/gerai  Anda.

Visitor yang berlimpah artinya bisnis anda semakin berkah berlimpah dengan orang orang yang sangat berpotensi menjadi pembeli atau konsumen anda.

 

Langkah #3.  Merubah Visitor menjadi Buyer

 

Visitor yang masuk ke ruang usaha Anda, tidak semuanya akan membeli. Disini kita perlu identifikasi dengan baik. Disini kita perlu menyusun skenario yang tepat untuk para visitor. Treatment yang tidak tepat bisa mengusir visitor dari ruang usaha Anda.

Untuk itu perlu adanya strategi identifikasi pengunjung. Ada pengunjung yang sedang mencari sesuatu, namun ada juga pengunjung yang hanya lihat lihat. Ada pengunjung yang memiliki daya beli, ada yang berperan sebagai informator atau influencer. Jadi kenali dengan tepat dan temukan langkah yang tepat.

Butuh pengetahuan khusus dan latihan khusus team Anda untuk mengenali visitor dan bagaimana melakukan treatment yang sesuai. Treatment yang "killer" atau menjual.

·        Datang ke toko buru buru dan matanya lincah memperhatikan barang barang dengan cepat. (Maaf bisa kami bantu bapak? / Oh.. Saya mencari pompa bola Ada?/ Oh disini bapak silahkan. *** CLOSE SALES)

·        Jalanya pelan melihat produk produk secara urut dari rak ke rak (Diamkan dulu jaga jarak. Ini sedang menunggu istrinya belanja di tempat lain, karena tidak ada kerjaan dia main sambil survey. Dia akan kembali saat membutuhkan barang yang anda sediakan) Namun, bila sudah memegang barang, perhatikan wajahnya. Jika dia menoleh dan terlihat perlu bantuan, segera temani dan beri usulan usulan produk yg tepat.)

 

Strategi Merubah visitor menjadi buyer, maka perlu indentifikasi dengan tepat. Apakah dia sedang mencari barang, apakah dia hanya lihat lihat, ap akah dia sambil menemani teman yang sedang belanja, apakah dia survey, apakah dia sedang memiliki proyek. Identifikasi ini jadi sangat penting untuk langkah berikutnya.

 

Sebagai Contoh jika seseorang datang ke Mitra 10 atau Depo Bangunan. Dia membeli Genting dan dari dialog SPG sudah tahu kalau bapak tersebut sedang membangun rumah, maka Identifikasi super potensial buyer harus segera disematkan. Dia akan datang ke mitra 10 untuk membeli hal hal lain seperti granite, closet, pintu dan sebagainya. Visotor ini sudah sangat mudah diubah menjadi buyer.  Sambutan special dan kehadiran SPG yang layaknya consultant bangunan akan memberinya rasa aman dan terus berbelanja hingga proyek pembangunan rumahnya us ai.

 

Buatlah strategy serius detail dan sistematis, merubah visitor menjadi buyer. Langkah langkah yang nyata. Jangan pernah Andalkan feeling SPG bekerja. Apalagi mengandalkan mood penjaga toko.

 

Langkah langkah pasti dan baku harus ada, kemudian sampai level tertentu, spg bisa melakukan improvisasi sesuai profile visitor.

 

 

 

Langkah #4.  UP Selling Cross Selling

 

 

SALES! Ya. Setelah visotor Anda menjadi buyer, yang artinya sudah membeli produk Anda, maka kita wajib bersyukur. Alhamdulillah! Puji Tuhan! Kita sudah mendapatkan sales. Bukan berarti serakah, kita masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan penjualan.

Kita bisa membuat buyer/customer membeli lagi barang yang lain, bisa membeli produk yang lebih mahal harganya, atau membeli lebih banyak. Ini adalah peluang peluang yang Ada.

Sebagai Contoh bila seseorang membeli kunci pintu untuk kamarnya. Maka bisa kita usulkan untuk membelikan juga untuk kamar kamar yang lain agar terlihat rapi dan seragam. Jadi Seorang yg membeli 1 kunci akhirnya membeli 3 kunci untuk semua kamar di rumahnya.

Kalau kita melihat potensi pembeli ini tidak ada masalah dengan uang, maka kita bisa usulkan untuk menggunakan kunci kamar yang model tanpa kunci di dalamnya. Memang sedikit lebih mahal, namun sangat praktis dan tidak perlu membeli grendel tambahan.

Ini adalah contoh contoh yang bisa dilakukan oleh SPG dalam up dan cross selling. Pada dasarnya SPG mengajak customer membeli lebih banyak dengan membantu customer mengambil keputusan yang tepat. Bisa menunjukan dasar dasar bahwa keputusanya jauh lebih baik dan tepat. Tidak boleh muncul kesan pingin menjual lebih banyak atau cari untung banyak.

Beberapa juga bisa dilakukan di kasir, bukan SPG. Misalnya di Indomaret dengan mengatakan "Ingin isi pulsa sekalian?" Di Ace Harware "Ada yang ketinggalan?"

Jika perlu bisa menyediakan 1 petugas khusus yang berada di kasir untuk menanyakan "Bapak ada yang bisa kami bantu untuk ambilkan, bila ada yang masih ada yg bapak inginkan?"

Pelajari dengan sangat baik. Hubungan antar produk. Produk produk tertentu memiliki "Hubungan bathin" yang kuat dengan produk tertentu. Nah mereka bisa duginakan untuk up-dan cross Selling.

 

Langkah #5.  RE- Visit Program

 

Buatlah program yang men timuli mereka kembali lagi. Banyak cara untuk membuat mereka kembali lagi. Kenali customer yang pernah belanja di toko/outlet Anda. SPG Anda harus mengenalinya, dan menyapanya lebih akrab dari yang standard.

Sebagai Contoh: Jika biasanya menyapa "Ingin pesan apa, Ibu?" maka bisa diubah sedikit "Ingin pesan apa ,ibu sekarang?" Hal ini untuk memberi kesan bahwa kita mengenali pelanggan  yang sudah sering datang ke restaurant kita.

"Pagi Bapak J Cari apa lagi bapak?"

"Hai Pak Hari. Apa khabar? Cari Apa Pak? AC kemarin tidak ada masalah?

Nah ini. Jangan Anggap sepele. Manusia pada dasarnya senang menjadi yang berharga di mata orang lain. Dalam hal ini pembeli itu suka kembali ke toko anda, selain produk, pelayanan dan lain lain, juga karena mereka senang menjadi berharga dalam bisnis Anda. Hormati dan hargai itu, maka mereka akan terus kembali.

Pelayanan yang baik, produk yang keren, mindset melayani yang baik itu memang cukup untuk membuat bisnis Anda berjalan lancar, namun Anda tidak boleh melupakan strategy ke 5 ini. Anda harus dengan sadar dan serius mendesain skenario agar mereka ingin terus kembali.

Program program ini akan membantu meningkatkan traffics-v isitor-buyer di outlet atau toko Anda. Program program ini harus di siapkan. Bagaimana agar mereka terus dan terus datang ke outlet Anda. Terus dan terus berbelanja di toko anda, terus dan terus. Terus dan terus.

Beberpa Contoh program Visit Program

·        Pengumpulan Stemple (10 stempel, gratis menginap 1 malam di Santika)

·   &nb sp;    Belanja tertentu mendapat Voucher untuk belanja berikutnya.

·        SMS promo, Flyer

·        Variasi promo (Weekly, monthly)

·        Nite Sales, Menu baru

·        Blind Promo/Blind Diskon

·        Membership

·        Panggung hiburan/Panggung demo produk dll

Semoga lima langkah ini bisa memberi inspirasi step step meningkatkan penjualan dalam bisnis retail Anda. Siapkan program program nyata dalam setiap langkah langkah dengan serius detail dan terukur.

Semoga Artikel ini memberi inspirasi kesuksesan bisnis Anda!

Salam Perubahan J

Hari Subagya

 

 

BAGAIMANA PELANGGAN MENILAI BISNIS ANDA?

Memastikan kepuasan pelanggan merupakan suatu standard minimum yang harus diupayakan setiap usaha (yang fokus kepada pelanggan) karena kepuasan pelanggan itu adalah awal dari pelanggan yang loyal. Ya. Ini baru awal, bukan kunci utama. Pelanggan yang puas belum serta merta menjadi pelanggan yang loyal. Bisa jadi mereka juga mempunyai pengalaman memuaskan di tempat lain. Mereka belum menjatuhkan pilihan mereka kepada usaha kita atau yang lain. Pelanggan yang puas masih sampai pada level tidak mempunyai keluhan atau masalah terhadap usaha kita.

Walaupun kepuasan pelanggan HANYA satu potongan puzzle dari terciptanya pelanggan yang loyal, kepuasan pelanggan, tentu saja, sangat esensial. Apalah gunanya kita memberikan aneka ragam kejutan dan segala macam program untuk menjadikan pelanggan kita loyal, tetapi kita justru gagal memastikan kepuasan mereka secara day-to-day?  Itulah mengapa kepuasan pelanggan TETAP sangat penting untuk kita pastikan. Untuk memastikannya, kita perlu mengerti komponen apa saja yang menyusun pengalaman pelanggan secara keseluruhan dan bagaimana pelanggan menyusun komponen-komponen itu.

Apa saja komponen yang menyusun pengalaman pelanggan secara keseluruhan? Pengalaman pelanggan tersusun ketika mereka menuju dan berada di tempat kita (Place), menggunakan produk kita (Product), menjalani rangkaian proses kita (Process), “berhubungan” dengan orang-orang kita (People), dan mengalami masalah yang ada hubungannya dengan kita (Problem). Place, Product, Process, People, dan Problem (5P) adalah komponen penyusun pengalaman pelanggan.

Mari kita telaah satu per satu seluruh komponen itu.

Kita mulai dengan Place. Pelanggan mulai pengalamannya dengan komponen ini ketika mereka ingin membeli barang atau jasa kita. Mereka melakukan perjalanan menuju tempat kita. Lama atau cepat waktu tempuh, bagus atau buruk akses menuju tempat kita, jauh dekat jarak tempuh, dan mudah tidak menemukan tempat parkir mempengaruhi pengalaman awal pelanggan. Kemudian mereka akan memasuki tempat usaha kita. Kebersihan, warna cat, desain interior maupun eksterior, kebersihan serta kesejukan udara, suara-suara yang terdengar di tempat kita, dan lain sebagainya menambah “bentuk” pengalaman para pelanggan kita. Tanpa sadar – juga secara sadar, tergantung seberapa kuat kesan baik maupun buruk tempat yang mereka dapat – pelanggan kita itu membentuk opini-opini tertentu tentang (tempat) usaha kita. Kita sekarang tahu mengapa pemilihan lokasi dan penataan tempat sangat penting dalam bisnis.

Kemudian pelanggan akan mulai mencari barang atau pelayanan yang hendak mereka beli. Mulai dari ada tidak produk yang mereka inginkan, packaging (catatan: untuk jasa packaging bisa berarti bagaimana informasi tentang jasa itu disajikan), ketersediaan pilihan, harga, sampai kualitas dari barang atau jasa itu akan dinilai oleh pelanggan, dan kemudian membentuk opini mereka tentang usaha kita.

Selama mereka berada di tempat kita dan mencari barang atau jasa yang mereka inginkan, tentu mereka akan terlibat dalam beberapa rangkaian aktifitas tertentu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka menjalani proses-proses. Proses paling kecil yang paling sering terlewat oleh kalangan pemilik usahapun sudah bisa mempengaruhi opini dan pengalaman pelanggan. Ingat kembali saat ketika kita mengunjungi suatu pusat perbelanjaan dan harus menarik satu trolley dari rangkaiannya. Mana pusat perbelanjaan yang kita sukai terkait kemudahan menarik trolley ini? Tidakkah kita pernah berpikir bahwa seharusnya manajemen pusat perbelanjaan ini melakukan sesuatu untuk mempermudah kita menarik trolley? Mungkin kita pernah membeli kosmetik, atau susu formula, dimana kita hanya membawa kotak kosong ke kasir, membayar, kembali ke lorong display kosmetik atau susu formula tadi, menunjukkan bukti pembayaran, dan baru diberi kotak yang ada isinya. Apa yang kita pikirkan waktu itu? Bisa jadi kita juga pernah duduk menunggu giliran di satu bank dan tidak pernah tahu kapan giliran kita tiba, selain mengetahui berapa nomor antrian kita. Masih terasa jengkelnya kan? Bukan hanya proses “birokrasi” yang berbelit yang bisa menurunkan kepuasan pelanggan, proses-proses simple seperti contoh di atas sudah cukup untuk mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap bisnis kita.

Bila Place, Product, dan Process yang kita punyai masih mempunyai beberapa kekurangan, People adalah andalan kita untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan itu. Kita memerlukan orang-orang yang sangat fokus kepada pelanggan untuk membantu usaha kita karena People seharusnya menjadi pembeda. Kompetitor kita bisa mendirikan tempat usahanya tepat di samping kita atau bahkan di lokasi yang jauh lebih baik lagi, mereka bisa menyamai penataan tempat kita, menjual barang atau jasa yang sama dengan kita, atau mengembangkan sistem proses yang serupa dengan kita, tetapi mereka tidak bisa memiliki orang-orang kita (paling tidak sampai mereka bisa meyakinkan orang-orang kita untuk pindah kesana) pada usaha mereka. Contoh orang-orang hebat yang bisa membantu usaha kita untuk memenangkan persaingan bisa dibaca pada artikel-artikel saya sebelum ini.

Bisnis tak selamanya berjalan lancar. Pelayanan kita tak selalu bisa diterima baik oleh pelanggan. Selalu ada masa ketika masalah menjadi masalah kita. Karena itu komponen Problem adalah komponen pengunci dari keseluruhan pengalaman pelanggan. Bila pelanggan mengalami masalah seperti apakah kemampuan kita menyelesaikan masalah tersebut? Secara rata-rata, dengan rentang skor dari 0, untuk sangat buruk dan tidak ada harapan, sampai 10, untuk luar biasa hebat, berapa skor kepuasan pelanggan terhadap pengelolaan masalah yang pernah kita berikan? Sebagai suatu usaha, maka memiliki sistem serta kebiasaan pemecahan masalah yang prima adalah banteng terakhir kita. Terlebih lagi, masalah sebenarnya adalah sebuah kesempatan untuk secara segera menjadikan seorang pelanggan loyal. Ingat, kalimat pernyataan sebelum ini benar hanya jika (karyawan) kita memiliki kemampuan memecahkan masalah yang luar biasa.

Setelah kita mengerti kelima komponen penyusunan pengalaman pelanggan, kita perlu memahami bagaimana cara mengukur “kepantasan” lima komponen tersebut dalam bisnis kita. Ini berarti kita juga perlu tahu bagaimana pelanggan mengukur lima komponen tadi. Ternyata sederhana sekali, pelanggan mengukur 5P kita dengan seluruh indra yang mereka punyai, persis sama seperti bagaimana mereka menjalani dan menilai hidup mereka.

Pelanggan menilai Place, Product, Process, People, dan Problem dengan menggunakan penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap, dan tentu saja perasaan mereka. Pelanggan akan “menangkap” segala macam warna, bau, suara, material, rasa, dan sensasi-sensasi lain ketika mereka bersinggungan dengan lima komponen itu. Segala sesuatu mulai dari jauh dekat lokasi kita, kebersihan tempat, bau yang ada tempat kita, kondisi barang atau jasa kita, warna seragam orang-orang kita, bau badan (ma’af), bau mulut, cara bicara, sampai sikap mereka ketika menyelesaikan masalah, semua itu, akan “ditangkap” oleh indra pelanggan. Kemudian, “hasil tangkapan” tadi sedikit demi sedikit akan membentuk persepsi mereka tentang usaha kita.

Mempertimbangkan hal-hal di atas, maka cara terbaik untuk mengukur 5P kita adalah dengan melibatkan sebanyak mungkin orang untuk berperan sebagai pelanggan dan mulai, secara jujur, melakukan observasi terhadap 5P tadi. Temukan hal-hal yang bisa mengirim pesan buruk kepada indra pelanggan dan segera perbaiki. Identifikasi hal-hal yang bisa mentransformasikan pesan baik kepada pelanggan dan jadikan ini standar minimum yang harus selalu dipraktekkan agar kepuasan pelanggan bisa selalu dipastikan.

Kepuasan pelanggan, sekali lagi, adalah satu potongan puzzle dari upaya menciptakan pelanggan yang loyal. Untuk menjamin kepuasan pelanggan secara konsisten kita perlu memperhatikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan tempat (Place), produk (Product), proses (Process), orang-orang (People), dan masalah (Probem) di bisnis kita. Sering-seringlah mengajak tim kita untuk berjalan-jalan dan berpikir sebagai pelanggan, melakukan observasi pada 5P tadi agar usaha kita selalu mampu menampilkan 5P yang terbaik bagi pelanggan. Hal ini yang akan menjamin terciptanya kepuasan pelanggan yang lebih konsisten, sebagai awal dari terciptanya pelanggan-pelanggan yang loyal pada usaha kita.

Selamat mengamati.

Nugroho Nusantoro

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger