Apa bukti Anda telah Bekerja?

Begitulah judul pokok bahasan yang selalu ramai didiskusikan dalam kelas Manajemen Perilaku.

Beberapa peserta menjawab secara garis besar/kelompok sbb:

1. Saya mendapatkan gaji.
2. Perusahaan mendapatkan keuntungan.
3. Saya hadir di tempat kerja (absensi-nya ada).
4. Saya bisa memiliki penghasilan untuk keluarga.

Untuk memberikan pengertian lebih lanjut biasanya kami memberikan argumen atas jawaban tsb sbb:

1. Gaji adalah bukti dari perusahaan percaya dan melakukan kewajiban kepada karyawan

2. Keuntungan adalah hasil kerja team/modal perusahaan jadi bukan atas kerja perorangan. Jadi keuntungan bagi perusahaan tidak otomatis menjadi hak karyawan perorangan.

3. Absensi adalah bukti kehadiran bukan bukti seseorang bekerja.

4. Penghasilan yang diterima juga sama adalah bukti dari perusahaan atau pelanggan yang percaya kepada kita.

Biasanya kembali para peserta mulai berpikir keras ketika “bukti” yang menurut mereka adalah bukti mereka telah bekerja malah membuktikan pihak lain yang justru sudah berhasil bekerja untuk mereka. Lebih pusing lagi ketika peserta ditanya “jangan-jangan gaji yang diterima saat ini ‘kegedean’ dan bagaimana alasan bahwa perlu dinaikkan?”.

Apapun alasannya, sebaiknya kenaikan gaji itu mutlak karena prestasi dan bukan karena aturan UMR apalagi kalau sudah dilevel staff dan officer bukan? Secara bercanda beberapa orang merasa miris mendengarkan bila ada seorang manajer yang berharap kenaikan berasal dari sundulan UMR.

Kembali ke pertanyaan awal: Apa bukti Anda telah Bekerja? Jawabannya adalah UNJUK PRESTASI PRIBADI.

Masalahnya banyak orang yang tidak menyadarinya, sehingga banyak yang tidak bisa menjawabnya. Lebih banyak orang mengukur “telah bekerja” dengan gaji yang telah diterima. Padahal gaji yang kita terima adalah hasil dari prestasi kita dimasa lampau, minimal 1 bulan sebelumnya bukan? Lebih fatal lagi bila kita bandingkan dengan gaji orang lain. Maka langsung berlaku peribahasa: “rumput tetangga pasti lebih hijau”.

Untuk lebih jelasnya kami biasa memberikan contoh role play dengan salah seorang peserta (sebut saja Acong) sbb:

Acong diasumsikan sudah sukses dan telah memiliki bisnis sehingga setiap malam selalu telat pulang katakan jam 21.00 setiap harinya. Diandaikan saat Acong tiba di rumahnya selalu terlihat pembantu (PRT) sedang santai membaca majalah-majalah, TV LED, bahkan Blue Ray player milik Acong. Ketika ditanya bagaimana perasaan Acong sbg pemilik rumah tapi yang menikmati sang pembantu, maka Acong spontan merasakan kesebalan atau ke-keki-annya melihat hal-hal tsb. Saat Acong ditanya bagaimana kemungkinan sang pembantu dinaikkan gajinya, maka dijawab “tidak akan dinaikkan malah mungkin sekali akan ditambah pekerjaannya”. Padahal sang PRT telah selesai bekerja, tapi memang Acong saja yang pulang kemaleman.

Hal ini mengingatkan pada para peserta lainnya walaupun jam kerja sudah selesai, ada kemungkinan para pimpinan yang belum bisa pulang akan sangat kesal dengan tawa-canda saat karyawan pulang bukan? Semua peserta terdiam.

Kemudian kami memberikan ilustrasi lanjutan, bahwa sang PRT setelah mengikuti kelas Manajemen Perilaku (yang memang tidak memandang jabatan), sang PRT setiap sore memberikan laporan lengkap kepada Acong sbb: “Saya telah mengerjakan a, b, dan c. Apakah ada lagi yang perlu dibantu pak? Apa bila tidak ada atau sdh selesai semua, bolehkah saya membaca buku dan menonton TV?” Ternyata Acong langsung menjawab “YA BOLEH” dengan senyum lebar.

Nah, itulah contoh UNJUK PRESTASI bukan? Anda sendiri yang lanjutkan bila sang PRT bisa menunjukkan jurus2 barunya setiap bulan, soal kenaikkan gaji apakah menjadi masalah yang besar sekarang?

Bukti kita telah bekerja adalah kita memiliki kemampuan “UNJUK PRESTASI” bukan “unjuk rasa” atau mengaku2 kerja team menjadi milik Pribadi, pun juga bukan dengan membanding2-kan pekerjaan atau gaji dengan orang lain.

Selamat UNJUK PRESTASI!
Apabila Anda ingin melihat program utama Manajemen Perilaku (Behavioral Key Performance Indicators) secara Free bisa hubungi Lois di 021-59492825.

Salam Karakter,
Ir. William Wiguna, M.Pd., CPHR., CBA., CPI.

 

 

Terima tidak ya tawaran itu ?

Karir anda adalah aspek yang penting dalam hidup anda. Sehingga, sebelum anda menerima sebuah tawaran pekerjaan, anda perlu melakukan langkah-langkah yang yang dapat anda ambil untuk dapat meminimalkan munculnya resiko karena terjadinya perubahan karir.  Asumsinya adalah saat pekerjaan ditawarkan kepada anda , anda sudah dapat membuat keputusan, dapat mendefinisikan sasaran karir jangka pendek maupun jangka panjang , dan rencana anda untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat anda pertimbangkan sebelum anda mengambil keputusan menerima atau menolak tawaran pekerjaan

1. Diskusikan peran baru anda dengan seluruh anggota keluarga.
 
Setiap anggota keluarga, dapat diharapkan untuk memberikan pandangan mengenai pekerjaan yang akan anda terima. Anda sebaiknya mempercayai naluri yang mereka miliki, dan bahkan anda tidak  boleh mengabaikan pendapat dari anggota termuda sekalipun di dalam keluarga.

Sebagai contoh, sebuah peran baru yang menuntut anda untuk melakukan banyak sekali perjalanan dinas luar/jauh dari rumah. putra/putri terkecil anda mungkin akan merasa keberatan karena waktu yang seharusnya dapat dihabiskan dengan mereka akan tersita oleh perjalana dinas luar/jauh dari rumah.

Contoh lainnya adalah peran baru yang menuntut anda untuk meninggalkan tanah air tercinta dan bermukim untuk sementara waktu di negara lain. Dalam situasi ini peran dan persetujuan keluarga sangatlah penting. Anda perlu melakukan penelitian yang seksama atas faktor-faktor seperti : karir ganda, kondisi kehidupan di tempat yang baru, sekolah anak, dan lingkungan budaya; sebelum mengambil keputusan.

2. Menyelidiki profil perusahaan di dalam lingkungan bisnis (market)

Calon pemberi kerja anda yang prospektif akan meminta referensi mengenai diri anda. Untuk itu tidak ada salahnya juga bila anda melakukan hal yang sama terhadap perusahaan yang bersangkutan . Lakukanlah investigasi terhadap perusahaan yang bersangkutan melalui laporan tahunan mereka, berbicara dengan klien dan pelanggan mereka. Dengan cara ini anda akan memperoleh pemahaman yang yang lebih baik tentang perhargaan pasar terhadap perusahaan tempat anda nantinya bekerja.

3. Pastikan bahwa kondisi keuangan perusahaan stabil

Memang saat ini tidak ada lagi pekerjaan seaman seperti dulu. Namun tidak ada salahnya untuk memeriksa kondisi keuangan perusahaan. Seringkali seseorang bergabung dengan sebuah perusahaan dengan sejuta harapan . Namun pada akhirnya mereka menemukan bahwa janji-janji yang diberikan selama proses seleksi ternyata tidak realistis, Karena perusahaan tidak memiliki cukup uang dan sumber daya. Bahkan dalam kondisi yang lebih buruk, seseorang mulai bekerja dengan sebuah perusahaan, bersamaan dengan terjadinya pengambil-alihan perusahaan oleh perusahaan lain.

4. Perluas jaringan anda untuk memperoleh pengetahuan

Temuilah sebanyak mungkin anggota tim manajemen dan calon kolega anda di perusahaan yang baru. Lebih banyak anda berbicara dengan orang-orang tersebut, anda akan memperoleh perasaaan yang lebih baik tentang kelompok ini. Langkah ini sebaiknya dilakukan dalam konteks social yang sifatnya informal

5. Pastikan bahwa budaya yang hidup di perusahaan sesuai dengan anda

Kesalahan yang muncul dalam pemilihan karir, sebagian besar disebabkan oleh ketidak sesuaian antara budaya yang hidup di dalam perusahaan dan budaya yang diinginkan oleh seseorang. Struktur manajemen, komunikasi, harapan-harapan, penyataan misi dari perusahaan, dan sikap terhadap pengembangan professional yang berkelanjutan, merupakan indikator-indikator  yang penting.

6. Apakah peran yang ditawarkan kepada anda sesuai dengan keseluruhan struktur ?

Bagaimana sistim jaringan internal yang ada di kantor anda yang baru ? Bagaimana pengaturan fisik dari tempat kerja anda. Coba lihat tempat anda nantinya akan bekerja. Lakukanlah kunjungan bila memang diperlukan. Bila hal tersebut di atas tidak dilakukan, dikhawatirkan bahwa anda akan bekerja pada lingkungan fisik yang tidak sesuai dengan keinginan anda. Misalnya anda lebih suka bekerja di dalam lingkungan kerja yang tertutup, sementara lingkungan kerja yang tersedia buat anda adalah  lingkungan kerja yang terbuka. Bila hal ini baru dilakukan belakangan, maka anda terlambat.
 

Pada akhirnya anda hanya akan menerima pekerjaan yang ditawarkan  bila anda merasa nyaman dan yakin bahwa perusahaan yang anda inginkan untuk bergabung memenuhi sasaran pribadi maupun sasaran karir anda, dan mempunyai lingkungan kerja yang menyenangkan.

(disadur dari Stone J, Raymond., Should You Accept ? Human Resources Management. 3rd Edition, 1998. John Willey & Sons Australia, Ltd)

Have a positive day!

Salam, Yunus Bear
"Indahnya berbagi ilmu dan pengalaman pada banyak orang"

 

Si Rubah Dan Anggur

Si Rubah berjalan melintasi ladang di siang yang sangat terik. Perjalanan itu membawanya ke suatu kebun anggur. Dia melihat ranum buah-buah anggur hingga menitikkan air liur. “Pasti segar sekali memakan anggur di siang yang terik ini.” Pikirnya.

Berbekal semangat untuk menikmati segar dan lezatnya anggur itu, si Rubah mengambil ancang-ancang untuk melompat menggapai. Hap! Dia melompat dan belum bisa mencapai anggur-anggur itu. Ia melompat lagi dan lagi. Hap! Hap! Masih gagal. Ia mencoba beberapa kali lagi dan masih belum berhasil menggapai anggur yang lezat itu. Ia menjadi gusar.

Sambil berlalu dia berkata, “Ah. Anggur-anggur itu pasti busuk dan tidak enak untuk dimakan. Lebih baik aku mencari makanan yang lain saja daripada sakit perutku nanti.”

Ya. Kisah di atas memang dongeng semasa kita anak-anak. Dari sudut pandang lain, dongeng itu juga sangat relevan dengan sikap-sikap yang kita kembangkan sebagai orang dewasa yang berkegiatan. Dalam karir, bisnis, atau menjalin suatu hubungan ada kalanya kita bersikap seperti si Rubah tadi; menjelekkan pihak atau hal lain atas suatu yang belum kita dapatkan.

Kita acap kali mengutuk mereka yang tega melukai bahkan menghilangkan nyawa orang lain karena suatu perbedaan. Pada waktu yang bersamaan kita mensahkan perbuatan kita menjelekkan atau menyalahkan pihak lain atas hal yang belum kita dapatkan. Padahal dua hal tersebut sama. Sama? Ya. Serupa dan sama. Dua hal tersebut secara emosional masuk ke dalam perilaku yang didorong oleh ‘anger’, kemarahan.

Robert Plutchik (21 October 1927 – 29 April 2006) dari Albert Einstein College of Medicine menyusun kajian ilmiah terhadap emosi manusia. Kajian itu ia paparkan dalam psychoevolutionary theory of emotion. Dia membagi cara manusia merespon emosi menjadi delapan emosi primer – kemarahan, ketakutan, kesedihan, kebencian, keterkejutan, kewaspadaan, kepercayaan, dan kegembiraan. Masing-masing emosi primer mempunyai nama sesuai dengan intensitas yang dirasakan - misal emosi primer kemarahan yang intensitasnya paling rendah kita kenal sebagai ‘risih’ dan yang paling kuat kita kenal sebagai ‘murka’. Berdasar hal ini maka kita bisa menyimpulkan bila kita menjelekkan atau menyalahkan pihak lain atas hal yang belum kita dapatkan, maka itu sama saja dengan melukai bahkan menghilangkan nyawa orang lain karena suatu perbedaan keyakinan. Sama induk emosinya, hanya beda intensitasnya.

Kembali pada cerita si Rubah. Kita bisa merasakan kegelisahan, atau bahkan rasa frustasi, si Rubah di siang yang terik terus melompat tanpa mampu mendapat hasil. Menyatakan bahwa anggur itu tidak layak dimakan bisa jadi tindakan yang bisa kita pahami. Sama dengan ketika kita sudah mencoba demikian keras untuk berkompetisi dalam bisnis, dalam karir, dalam hidup dan belum mendapat hasil yang kita idam-idamkan. Kemudian kita menyalahkan serta menjelekkan pihak lain yang sudah lebih dulu berhasil. Situasi serupa juga kita temui ketika kita berupaya keras mencoba menjual produk kita yang unggul serta kompetitif kepada konsumen dan, hasilnya,  konsumen memilih produk lain. Lalu kita menganggap konsumen tersebut ‘tidak paham’ produk berkualitas, kita beri label mereka konsumen yang, ma’af, bodoh. Ya. Kita sangat mirip dengan si Rubah pada situasi di atas.

Bukankah Einstein pernah bilang “hanya orang gila yang terus melakukan cara yang sama dan berharap hasil yang berbeda”? Lalu ada pula kata bijak “hidup itu berubah dan menerima. Bila kita tidak terima dengan hasilnya, ubah. Bila tidak bisa mengubah, terima.” “Gitu aja kok repot!” Kata Gus Dur. Semua itu benar. Bila kita berharap hasil yang lebih baik, tengoklah apa yang sudah dan sedang kita lakukan. Kita perbaiki proses yang kita  dan terus menerus perbaiki jalankan – Oh ya, saya tidak pernah tahu proyek six sigma atau continuous improvement lain yang proyeknya fokus pada mengubah pihak/perusahaan lain. Kita perlu selalu mencari cara yang lebih efektif untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.

Melakukan hal yang serupa dengan hal yang ditunjukkan si Rubah sangat tidak efektif dalam perbaikan hasil karir, bisnis, atau hidup kita. Menjelekkan dan menyalahkan pihak lain itu tidak efektif. Bila berbicara tentang pihak lain, yang lebih efektif adalah memberi manfaat kepada mereka. Bila kita punya tenaga, kita berikan tenaga kita untuk manfaat orang lain. Bila kita punya ilmu, kita berikan ilmu kita untuk manfaat orang lain. Bila orang lain lebih berhasil, kita ikut berbahagia dan belajar dari mereka. Bila orang lain bisa, tentu kita juga bisa jika cara yang kita tempuh benar.

Tuhan sungguh menyayangi kita. DIA tidak ingin kita mengabaikan anugrah terbesar yang diberikan kepada kita, akal. Akal seharusnya membimbing kita untuk menjadi lebih bermanfaat. Akal mestinya bisa membantu kita untuk lebih menggali potensi diri. Akal pula yang seyogyanya bisa menghindarkan kita melakukan tindakan-tindakan yang tidak bijak atau tercela.

Tuhan menciptakan semua untuk kebaikan kita. Dunia ini luas. Mengapa kita harus berdarah-darah dalam berkompetisi bila kita bisa bersinergi? Mengapa kita harus saling menjatuhkan bila kita bisa saling melengkapi dan membangun?

Mari kita olah potensi kita untuk bersama menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik dan lebih cerdas lagi.

Nugroho Nusantoro

 

 

untuk Para Istri.dari Kami Para Suami !!

by Made Teddy Artiana, S. Kom

photographer, penulis & event organizer

 

 

Hal ini kudengar langsung dari bibir Bob Sadino, paling sedikit tiga kali. Pertama dihadapan orang banyak, lalu kedua ketika berbincang denganku face to face, dan ketiga di Buku "Belajar Goblok dari Bob Sadino".

Tetapi adegan yang paling berkesan adalah ketika hal itu diucapkannya di depan para pengusaha yang sengaja diundang beliau kerumah. Dan diantara mereka hanya aku undangan yang agak nyeleneh..seorang photographer.

 

"Kalau kalian berpikir bahawa Bob Sadino hebat, kalian salah besar. Tapi kalian tak sepenuhnya salah, memang seperti itulah yang diangkat oleh media tentang pengusaha nyeleneh bernama Bob Sadino". Ia terdiam sebentar sambil mengusap wajahnya. Lalu melirik kearah dapur, kemudian menatap dengan mesra seseorang. Di sana terlihat Mami (istri Om Bob) tengah duduk makan. Kamipun ikut-ikutan melirik kearah yang sama.

"Dia..dia itu..", ujar Om Bob terbata-bata dengan suara berat. Ekspresi wajah haru itu membuat kami hampir tidak berani menatap kearah beliau.

"Dia yang hebat...", lanjut Om Bob sambil menarik nafas panjang dan berat, lalu menghembuskannya perlahan.

"Kalau ketika saya menjadi kuli batu dulu..dia meninggalkan saya..habislah sudah.."

 

Kali ini Om Bob menunduk hikmat, tangannya kini menggosok lututnya yang telah keriput.

Seisi ruangan sunyi senyap. Yang terdengar hanyalah hembusan 12 AC yang terpasang di ruangan besar itu. Atmosfir cinta yang kuat memenuhi ruangan itu demikian kuat.

 

"Without Her.. I'm just like a piece of shit on the table..a big piece of shit on the table !"

 

Kini tak seorangpun berani menatap Bob Sadino..kami terutama para lelaki tertunduk dalam. Kata-kata tak terduga..

dan jika aku bukan laki-laki pastilah aku sudah meneteskan air mata melihat adegan ini didepan hidungku.

 

***

 

Hiruk pikuk sexy dancer sudah mereda, meskipun pesta belumlah usai. Kini laki-laki berdarah Bali itu berdiri tegak

sambil menggenggam mikrofon ditangan kirinya. Kadek Sardjana, seorang owner perusahaan minyak dan gas terkemuka berdiri dihadapan seluruh karyawan dan partner bisnis beliau. Hampir tidak bisa bicara..

 

"Saya tidak sedang mabuk..". ujarnya perlahan. Cerutu dijari kanannya tampak bergetar, jelas ia sedang berusaha menguasai dirinya sungguh-sungguh.

"Kalian tahu siapa saya..bagi saya kalian bukan karyawan..tapi kalian adalah kawan seperjuangan", sebentar ia menatap mereka satu-persatu.

"Kalian tahu persis baik-buruk saya, dan apa yang telah saya lakukan..saya bukan laki-laki yang sempurna", kembali Kadek menarik nafas dalam-dalam. Wajah laki-laki pemberani itu melembut.

"Tapi saya ingin kalian tahu..bahwa tanpa dia", kini jari kanan itu membuka dan mengarah penuh hormat kearah seseorang di atas sana, Sang Istri Tercinta..

"Tanpa dia..semua ini tidak akan seperti yang kalian lihat sekarang"

Kini Kadek Sarjana sedikit menundukkan kepala seolah memberi hormat...

"Honey..aku bukan laki-laki yang sempurna..but I Love You so Much..semua ini untuk mu Honey"

kini ruanganpun bertambah sunyi senyap..tidak ada satupun yang berani bicara atau bertepuk tangan.

Sementara wanita luar biasa diatas sanapun mulai menangis terharu..

dan beberapa saat kemudian pasangan luar biasa itupun tampak berdansa di dance floor dalam remang lampu, dikelilingi karyawan dan udnangan.

 

***

 

"Mau tahu apa yang saya banggakan ?", tanya Mario Teguh kepada seluruh hadirin yang hadir di studio itu.

"Mau tau apa itu ?", ulangnya sekali lagi.

Kami semua terdiam. Masing-masing memendam pertanyaan besar. Apa yang dibanggakan oleh seorang Mario Teguh ? Pertanyaan yang aneh. Betapa banyak yang dapat dibanggakan oleh seorang Mario Teguh !!!

"Karena ada yang mengangguk..maka saya akan menjawabnya juga", sambung beliau..melihat kebingungan kami. Jelas tak satupun yang betanya, namun Mario memang tak memerlukan pertanyaan..Ia hanya ingin mendelarasi sesuatu.

"Yang paling saya banggakan adalah istri saya..", sambungnya dengan mata berkaca-kaca.

Seluruh hadirinpun bertepuk tangan.

 

***

 

"Made..kamu lagi ngapain ??", tanya sesorang diujung telpon sana. Suara yang khas. Suara yang begitu sering kita dengar meneriakkan "Success is my rigth !! Salam Sukses...Luar BIasa !!!!"

 

Yaa..Andrie Wongso. Beliau menelponku disaat yang tak kuduga sama sekali. Ketika aku sedang bercelana pendek, memotong rumput dan belum mandi. Kami ngobrol sebentar...lalu ketika obrolan kami menyerempet ke keluarga..anak..lalu istri. Iseng saya menanyakan hal ini.."Pak Andrie..menurut Bapak apa peran istri bagi seorang Andrie Wongso..?"

 

Seketika itu tokoh yang telah menginspirasi begitu banyak orang itu pun terdiam. Aku tahu hubungan telpon tidak terputus. Motivator Nomer 1 itu memang sengaja diam.

 

Nyaris lebih dari satu menit.

"Pak Andrie..?", tanyaku hati-hati. Beberapa saat kemudian sebuah suara berat dari Andrie Wongsopun muncul." Iya Made..I hear you..", Andrie kembali terdiam,"Istri..yah...?".

 

Aku mendengar suara senyuman dari telepon beliau.

"Tanpa istri..Andrie Wongso pastilah bukan Motivator Nomer 1...entah jadi apa dia !!", ujarnya penuh perasaan.

"Made, dialah satu-satunya orang yang begitu tabah mendampingi saya dimasa-masa sulit dulu.."

 

***

 

Jelas aku belum sesukses dan sedahsyat tokoh-tokoh diatas..tetapi paling tidak aku tidak akan menunggu terlalu lama untuk mengatakan hal ini kepada istriku, Wida.

 

"Bagiku, kau seakan dikirim dari surga untukku. Terima kasih telah bersabar dengan seluruh kegilaanku, dan tetap setia mendampingi dan mencintai suamimu ini sekian lama, walaupun kau tahu persis aku bukan laki-laki sempurna.  Aku hanya ingin kau tahu..bahwa kau sangat berharga bagiku..aku sangat mencintaimu..!" (*)

 

 

MARKETING UNDERCOVER

Undercover selalu menarik perhatian, karena dia samar-samar, memancing rasa ingin tahu, dan membuat orang penasaran. Macam buku Jakarta Undercover yang dicetak berulang-ulang itu. Artikel ini tidak dimaksudkan untuk membahas buku yang penjualannya lumayan bagus itu, tapi kebetulan saja ada kaitan tak langsungnya.

Segala sesuatu yang samar selalu mengundang perhatian. Disadari maupun tidak, secara psikologis orang akan tertarik untuk menjadi bagian dari pengurai kesamaran. Karakter yang sangat manusiawi. Para pemasar pun cukup jeli melihat fenomena yang satu ini. Bukankah inti pemasaran adalah memahami manusia (konsumen) dalam rangka memenuhi kebutuhannya? Ciri yang sangat manusiawi ini disambar untuk menjadi salah satu alternatif strategi pemasaran.

Dengan cerdiknya pemasar mengemas ciri ini dan merekayasanya sebagai strategi alternatif dalam mempromosikan produknya. Apalagi khalayak sasaran sudah jenuh dibombardir dengan cara pemasaran konvensional. Cara konvensional acap lebih menempatkan konsumen sebagai obyek semata. Obyek yang bisa dijejali dengan produk maupun citra yang wah lewat para pesohor, tanpa konsumen dapat merasa terlibat di dalamnya. Di sini konsumen hanyalah orang pinggiran belaka.

Strategi alternatif ini direkayasa sedemikian rupa. Setting-nya dibuat sealamiah mungkin yang melibatkan orang-orang biasa yang tidak menyedot perhatian. Tujuannya agar khalayak sasaran tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi bagian dari proses pemasaran sebuah produk atau jasa. Inilah mengapa pendekatan ini acap disebut dengan undercover marketing. Kuncinya lolos dari radar konsumen maupun kompetitornya, seperti pesawat siluman Stealth. Tak heran jika strategi ini juga disebut stealth marketing.

Dari modus operandinya yang bertumpu pada penyamaran dan bukan mengikuti arus pendekatan yang lazim, strategi ini boleh digolongkan dalam guerrilla marketing.

Lantas karena tujuannya yang utama adalah menghasilkan desas-desus (buzz) alias pembicaraan dari mulut ke mulut yang sifatnya spontan (spontaneous words of mouth), gratis dan bahkan lebih mudah dipercaya, sebagian orang lebih suka menamainya buzz marketing. Kendalanya pemasar cenderung sulit memprediksi keluarannya, tidak mudah untuk mengkalkulasi dampak yang dihasilkan. Tetapi begitu cara ini berhasil, desas-desus ini muncul sebagai publisitas yang gampang menyebar, menginfeksi dari orang yang satu ke orang yang lain seperti virus (viral marketing).

Spontanitas itulah kata kunci yang dicari pemasar. Pada pemasaran jenis ini dibangkitkan rekomendasi spontan yang muncul dari konsumen kepada temannya. Dengan demikian aspek dibeli dan dibayar dari transaksi ini harus disembunyikan. Hubungan yang terjalin tidak dalam iklim bisnis, tapi antar teman. Tentu saja dalam hal ini karyawan dari perusahaan terkait tidak cocok untuk bermain dengan skenario ini, termasuk juga pesohor. Kecuali jika mereka ini bisa berperan secara meyakinkan dalam menunjukkan antusiasnya terhadap produk tersebut.

Contoh sukses dari strategi ini seperti apa yang dilakukan oleh Sony Ericsson. Ketika mempromosikan ponsel berkamera mereka mengusung topik kampanye turis gadungan (fake tourists). Untuk mementaskan skenario ini dengan merekrut enam puluh orang dengan tampang polos yang dipilihnya untuk menjadi aktor jalanan di sepuluh kota. Modus operandinya, mereka menyamar sebagai wisatawan dan minta tolong dipotret dengan ponsel kamera tadi. Begitu selesai bilang Thanks a lot, man. It's cool, right?" Ucapan terima kasih dengan pesan yang singkat dan jelas setelah trial, diucapkan tanpa ada kesan menjual yang berlebihan. Mirip dengan soft selling yang disampaikan selayaknya ngobrol, tanpa kesan untuk memaksa. Bedanya, pesan yang disampaikan tidak disadari oleh konsumen sebagai menjual karena tersamar skenario turis gadungan tadi. Siapa yang menyangka kalau turis gadungan tadi sebagai pihak yang dibayar Sony Ericsson untuk mempromosikan produknya ?

Sebaliknya, jika pemasar gagal menyembunyikan kepentingan terselubung ini, akibatnya bisa fatal. Konsumen yang terbuka tanpa perlindungan akibat ketidaktahuan penyamaran ini akan kehilangan kepercayaannya. Lebih parah lagi, konsumen bisa merasa dipermainkan, dimanipulasi untuk menyukai produk ini. Ujung-ujungnya, asosiasi yang muncul justru mislead. Dalam konteks ini, agar dapat menimbulkan desas-desus ini digunakan pengumpan sehingga undercover marketing berubah menjadi roach baiting.

Namun hati-hati jangan sampai menjadi bumerang bagi pemasar. Alangkah eloknya jika strategi dibuat jangan sampai melanggar rambu-rambu yang ada. Apakah rambu-rambu yang berupa kode etis, maupun perhitungan bisnis yang rasional. Jangan sampai aspek unik dan berkesan yang ingin diciptakan diperoleh dengan menghalalkan segala cara. Sensasional memang bagus sampai batas tertentu saja, sebatas masih mendukung reputasi yang positif untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Karena bisa dibayangkan jika ujung-ujungnya justru terjerat tuntutan hukum, akan menjadi promosi yang buruk bagi kredibilitas perusahaan dan justru kejeblos menjadi negative words of mouth.

Selain dengan memakai orang-orang biasa, strategi ini bisa dijalankan melalui penempatan barang (product placement) yang direkayasa agar tidak seperti promosi. Film James Bond merupakan salah satu media favorit orang untuk menempatkan produk yang berbau teknologi. Di Indonesia, Indonesia Idol terlihat banyak dipakai untuk menempatkan produk. Yang tak kalah menariknya juga adalah penempatan di media mailing list atau yang lebih populer disebut milis.

 Sesungguhnya penekanan strategi ini bukan pada soft sell dan bukan pula hard sell, tapi secret sell. Berbeda dengan sneaky marketing macam yang dilakukan Coca Cola dengan membayar McDonald untuk memastikan bahwa tidak ada pilihan minuman selain produknya di situ. Cara membedakannya adalah, jika konsumen benar-benar mengetahui apa yang terjadi, apakah reaksinya berbeda ?

Sebagai strategi penyusupan ke dalam wilayah konsumen, gampangnya bisa dibilang sebagai strategi caper (cari perhatian), atau bahkan curi perhatian. Terlihat jelas dari operasionalisasinya, strategi ini irit dalam biaya. Menghitung resiko dan hasilnya, strategi ini cocok dipakai sebagai satu bagian dari strategi yang lebih luas. Misalnya sebagai bagian dari Marketing PR. Apalagi bagi industri yang penuh dengan barrier macam industri rokok. Dapat pula diterapkan bagi pendatang baru dalam industri yang ketat persaingannya, atau untuk menghadapi kompetitor raksasa yang sudah mapan.

Kreatif atau subversif tergantung bagaimana mendesain dan mengeksekusinya. Sedangkan sebagai konsumen yang dijadikan target, sebaiknya mengikuti saja pesan berikut, Smile, youre in candid camera!

 

Dirilis Kembali Oleh :

RKY REFRINAL PATIRADJAWANE

 

 

QUANTUM LEADERSHIP

Teh Botol Sosro harus bersaing dengan Coca Cola yang berskala global. Ayam goreng Ny. Suharti, Mbok Berek, Ayam Bakar Wong Solo, harus bersaing dengan McDonald dan Kentucky Fried Chicken. Tukang parkir pinggir jalan harus ‘bersaing’ dengan Secure Parking. Tukang cuci mobil dan  tukang sayur  pun juga harus bersaing dengan merek global. Intinya persaingan global telah ada di halaman kita, yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Situasi global yang kompetitif ini, mengharuskan perusahaan mempunyai  kemampuan bertahan dan menang. Namun, strategi yang bagus belaka tidaklah memadai. Seorang pemimpin yang handal dibutuhkan oleh perusahaan. Karena seorang pemimpin yang handal bukan saja harus piawai dalam menyusun strategi, tetapi juga dapat menjalankan strategi dengan efektif. Dalam tulisan kali ini penulis mengangkat masalah kepemimpinan, yang merupakan sisi terpenting dalam strategi bisnis. Karena pemimpinlah yang akan melahirkan strategi dan sekaligus berupaya keras agar dapat mewujudkan strategi itu. 

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk merealisasikan potensi yang ada pada “pengikutnya” dan mengarahkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan dari kelompoknya untuk menghasilkan “sesuatu”. Padahal pada saat ini anggota organisasi semakin kritis, sehingga diperlukan pendekatan kepemimpinan baru, yang tidak dapat mengandalkan pola-pola kepemimpinan yang lama. Organisasi bisnis membutuhkan suatu pola kepemimpinan yang mampu menggerakkan anggotanya untuk bersama-sama berjuang mencapai cita-cita yang telah disepakati bersama. Pola kepemimpinan inilah yang  dituangkan dalam konsep Quantum Leadership. 

Makna quantum dalam konteks kepemimpinan lebih menekankan kepada “sedikit tetapi memberi dampak yang sangat besar”. Artinya seorang pemimpin - dengan pendekatan Quantum Leadership - akan memberi dampak dan energi yang sangat besar kepada organisasi dan seluruh anggotanya. Konsep Quantum Leadership adalah konsep kepemimpinan yang berorientasi pada masa depan dengan komitmen untuk dapat “melihat dan bermimpi”, “mengubah”, serta “menggerakkan” anak buah ke arah tujuan yang direncanakan.   

Pemimpin harus dapat ‘melihat’ masa depan dan ‘bermimpi’ apa yang harus dicapai di masa depan. Ia mempunyai angan-angan tentang bagaimana dan ke mana organisasinya dan para pengikutnya akan ‘dibawa’ di masa mendatang. Dia harus membuka jendela masa depan dan menuangkannya dalam sebuah visi. Namun angan-angan saja tentu tidak cukup. Seorang pemimpin mesti  merealisasikan angan-angan dan mimpi-mimpinya agar menjadi kenyataan di masa depan. Artinya dia harus ‘merubah’ dari  situasi sekarang menjadi situasi seperti yang diangankan pada masa depan.  

Langkah berikutnya adalah menjadi pedagang harapan (merchant of hope) kepada para pengikutnya. Pemimpin akan mengkomunikasikan angan-angan dan mimpinya, yang dapat membangkitkan harapan, menyulut semangat, dan beranjak dari situasi masa kini. Selayaknya ada dua elemen dasar yang harus terkandung dalam sebuah visi, seperti yang diungkap oleh Tichy dan Devana, yaitu sebuah kerangka kerja konseptual untuk memahami tujuan dan bagaimana mencapainya, serta sisi emosionalnya untuk memacu motivasi. Mimpi yang bernama visi itu, kata Nanus, haruslah realistik, dipercaya, dan mempunyai daya  tarik masa depan.  Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengartikulasikan sebuah visi yang realistis, kredibel, memacu semangat  dan akhirnya menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan.

Dalam konsep leadership terdapat lima kekuatan besar yang menjadi pendukung penerapan konsep ini yaitu visi, strategi, komitmen, aksi, dan sensitivitas. Visi berarti cita-cita ke depan, lamunan atas masa depan organisasi. Sebab seperti sebuah pepatah menyatakan bahwa “kita tidak akan pernah mampu membangun sebuah kastil pun di mana pun juga apabila kita tidak mampu membangunnya dalam pikiran kita”. Visi ini kemudian dijabarkan menjadi misi dan diderivasi lebih lanjut menjadi strategi. Strategi yang menjadi panduan bagi tiap anggota organisasi dalam melakukan segala kegiatannya. Komitmen lebih kepada berpegang teguh terhadap apa yang telah ditetapkan bersama. Yaitu visi, misi, tujuan jangka panjang, sampai ke tahapan strategi. Faktor selanjutnya adalah aksi. Aksi di sini adalah derivasi lanjutan dari strategi. Jadi, lebih mengarah kepada taktik dari organisasi yang bersangkutan. Faktor terakhir adalah sensitivitas. Yang dimaksud dengan sensitivitas di sini adalah sensitivitas terhadap perubahan yang terjadi disadari atau tidak. Perubahan baik dari dalam ataupun dari luar organisasi. Hasil akhirnya adalah kecepatan organisasi untuk mengerjakan operasionalnya sehingga cita-cita bersama dapat dicapai dengan cepat dan tepat.

Kelima hal ini membantu terlaksananya tiga filosofi dasar quantum leadership.    Pertama, filosofi yang berkaitan dengan tugas seorang pemimpin untuk ‘melihat, bermimpi, dan melaksanakan’, yang disebut sebagai architect approach. Seorang pemimpin diumpamakan sebagai seorang arsitek pembangun masa depan organisasi. Dia diharapkan mampu membuat bangunan imajinernya tentang bangunan masa depan organisasi, tetapi tetap juga harus berpijak pada realitas, yang dapat kita sebut sebagai pendekatan Creative Imagination Based on Reality (CIBOR). Seorang arsitek apabila diberikan sebidang tanah yang berbukit-bukit untuk dibangun, tidak akan berpikir seperti berikut: “Wah, ini sih sulit…mengapa tidak membeli sebidang tanah yang datar sehingga akan memudahkan saya untuk membangunnya ?”. Jika hal ini yang terjadi, maka arsitek bukanlah arsitek yang hebat. Mengapa? Karena tidak semua tanah itu datar. Justru ia harus menghadapi realitas yang ada (tanah berbukit-bukit), dan menciptakan bangunan yang paling layak untuk kondisi yang ada. Seorang pemimpin harus memahami realitas internal maupun eksternal organisasi, menerima keadaan ini, dan membuat angan-angan “bangunan masa depan” berdasarkan realitas ini. Jadi, imajinasi yang hebat saja tidak memadai, karena  tetap harus berpijak ke bumi. Seorang Quantum Leader tidak boleh beripikir melantur ke mana-mana, tetapi harus mempunyai pemikiran yang sangat mungkin untuk  direalisasikan.

Kedua, filosofi yang berkaitan dengan peran seorang Quantum Leader untuk “mengubah”, yaitu Nurture with Respect, Love, and Care. Artinya untuk “mengubah” anggota organisasi diperlukan pendekatan personal yang prima dari seorang pemimpin.  Pemimpin yang baik akan membimbing pengikutnya sehingga mereka mampu – paling tidak – menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Pemimpin yang baik akan membimbing anak buahnya dengan rasa hormat, cinta, dan penuh perhatian. 

Ketiga, filosofi Quantum Leadership berkaitan dengan ‘menggerakkan’ yaitu menerapkan The Golf Game Concept yang terdiri dari  direction (mengarahkan), distance (mengukur jarak), dan precision (ketepatan). Maksudnya untuk menggerakkan anak buah mesti memiliki tata pikir seperti dalam permainan golf. Sebelum memukul bola golf pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan arahnya. Jika arahnya salah semua usaha yang akan dilakukan akan sia-sia. Kemudian barulah memperkirakan jaraknya. Dan setelah itu berpikir mengenai ketepatannya. Demikian pula dalam kepemimpinan. Seorang Quantum Leader pertama kali harus berpikir mengenai arah yang ditempuh untuk mencapai visi, kemudian memperkirakan berapa “jauh” impian itu harus dicapai dan barulah melakukan tindakan-tindakan yang tepat. Dalam permainan golf, seseorang yang paling ahli sekalipun tidak akan mampu menyelesaikan suatu pertandingan berkali-kali hanya dengan satu kali pukulan (hole in one). Hal ini sangat sulit untuk dilakukan.  Demikian pula dalam kepemimpinan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan perlu dibuat tahapan-tahapan yang diperlukan (milestones).

Sumber : Jakarta Consulting Group

 

 

7 Kisah dibalik Halaman FB dengan Jutaan Fans

Adanya halaman Facebook dengan jutaan Fans itu nyata lho.  Bahkan merk merk ternama pun menggunakan Fans Page untuk menjalin ikatan dengan para konsumennya.

Seperti  janji saya sob, pada artikel sebelumnya, bahwa secara khusus akan ditulis tentang Trilogi artikel seputar  fans page. Nah ini adalah bagian pertamanya. Semoga kita bisa dapat inspirasi ya dari halaman halaman FB dengan jutaan fans dibawah ini. Mohon maaf, link tiap tiap halaman FB yang dibahas pada artikel ini (yang dapat di klik langsung pada sub judul)  dan link  tentang halaman FB paling top di Indonesia hanya saya tampilkan di blog widisafari.com karena khawatir jadi seperti iklan kalau ditampilkan link hidupnya jika tulisan ini tampil di milis atau forum.

Berikut ini adalah 7 kisah singkat dibalik Halaman Facebook dari dalm dan luar negeri  dengan jutaan fans nya:

  1. 7 Juta Fans dalam 7 menit

Hampir 7 juta pengguna facebook mengklik like pada halaman pribadi pemain bola asal Agentina, Leo Messi.  Fenomena itu terjadi hanya dalam waktu 7 jam setelah Messi membuat Fans Page dengan namanya.

  1. Fans Page Buatan Penggemar

C**a C**a memiliki halaman yang tampak resmi dibuat oleh perusahaan  pembuat minuman bersoda tersebut.  Namun teryata itu bukan halaman resmi yang sengaja dibuat oleh perusahaan. Fans Page yang kini memiliki jutaan fans itu awalnya dibuat oleh dua orang penggemar  C**a C**a, Dusty dan Michael.  Kedua orang tersebut kaget  setelah C**a C**a menghubungi  mereka dan mengabari kalau  Fans Page yang dibuatnya  sudah memiiki jutaan "Likes". Kini, Fans Page tersebut dikelola oleh C**a C**a namun masih tetap melibatkan kedua orang tersebut  untuk mengelolanya bersam sama sebagai media penjalin ikatan dengan para konsumen.

  1. Big Mac, Big Friends

Restoran cepat saji  yang terkenal dengan produk Big Mac (Hamburger) ini juga memiliki Fans Page dengan jutaan penggemar. Uniknya, selain sering update voucher atau penawaran lainnya, halaman ini juga memberi kesempatan kepada para fans untuk mengelola restaurant Mc*. Tapi Cuma  melalui  fasilitas social game "City Ville" yang bisa dimainka dan kalau sukses Mc* memberikan bonus lho buat fans yang bermain.

  1. Klik Like Baru Tonton Aksi Seru

R** B*ll adalah perusahaan pembuat minuman bernergi  yang punya cara unik untuk "memaksa" calon fans untuk meng klik tombol like di halaman FBnya yang kini sudah memiliki jutaan Fans.  Dengan menjanjikan dapat menonton berbagai video sport ekstrim dari berbagai Negara,  R** B*ll hanya minta kesetiaan anda jempol digital di tombol "like", baru bisa tonton aksi seru nya.

  1. Halaman Syuper

Siapa yang tidak kenal dengan Pak MT yang sering menyapa para pemirsanya dengan sebutan sahabat syuper. Motivator yang sering tampil di televisi ini memiliki jutaan fans di halaman FB nya. Bahkan setiap fanspage diupdate dengan status syupernya, rata rata dibagikan lagi oleh 500 an fans  kepada friends mereka masing masing.

  1. Fans Page Batik

Halaman FB B**k Indonesia adalah halaman FB dengan jutaan fans yang memanfaatkan kampanye cinta produk Indonesia untuk menarik para Fans nya. Berbagai corak batik khas tanah air di tampilkan dalam update statusnya.  Pada hakikatnya halaman ini berujung pada sebuah situs toko online yang menjual berbagai pakian bercorak batik.

  1. Wafer Coklat Pemanis Sang Bintang

Cho******s adalah wafer colat manis yang iklannya sering muncul di televisi dengan bintang iklan NW.  Rupanya halaman FB dengan jutaan fans yang sering mengupdate status tentang masalah remaja, cinta, dan persahabatan ini berefek juga pada sang bintang iklan. Fans Page NW masuk dalam daftar Fans Page Indonesia yang memiliki Fans berjumlah jutaan.

 

 

Sebetulnya masih banyak Fans Page yang kita bisa jadikan model. Tapi intinya mah ada 3 landasan utama Fans Page sebelum nanti pada artikel selanjutnya kita membahas tentang cara membuat Fans Page untuk Produk, Jasa,  atau Pribadi kita. 3 landasan utama Fans Page adalah:

  1. Terkenal

Pada contoh Fans Page diatas, tiap produk atau tokoh pemilik Fans Page, sebelum mereka membuat Fans Page memang sudah berjuang untuk terkenal. Ingat kata "berjuang" nya ya bukan tiba tiba terkenal. Nah kita pun bisa mengikuti jejaknya secara online atau offline. Secara Offline mungkin kalau ada kesempatan publikasi di media massa boleh diambil juga tuh. Nah kalo secara online selain dengan memiliki blog pribadi, toko online, dll, salah satunya di FB adalah dengan cari teman sebanyak banyaknya, jalin hubungan baik, dan sering berinteraksi melalui komentar di status FB mereka.  Ngomong ngomong, kita memang harus punya blog pribadi/ toko online (bisa gratisan juga lho bikinnya) sebelum bikin Fans Page. Karena Fans Page seperti aliran sungai  yang nantinya bermuara pada rumah kita yaitu blog atau toko online. Sekalian jaga jaga kalau kalau sosial media yang kita tumpangi tersebut tiba tiba ditutup, kan masih ada rumah kita.. . naudzubillahi min dzaalik dah... he he he.

  1. Terarah

Pada Fans Page dengan jutaan Fans diatas, target pasar mereka cukup jelas. Entah itu remaja, peminat sepakbola,  pecinta produk tanah air, dll. Perjelas target pasar/ niche (ceruk pasar) Anda atau Produk Anda!.

  1. Terhubung

Berinteraksilah atau rangsang timbulnya komentar serta partisipasi dari para fans. Berikan suatu content atau apapun yang dirasa bermanfaat dan bermakna hingga dengan suksrela mereka membagikannnya di dinding masing masing dan menciptakan fenomena viral marketing (ngomong satu tumbuh seribu).

 

Sudah dulu yah, hatur thank you sudah membaca. Komentar Anda di Blog ini akan sangat bermanfaat laksana lebah emas yang mengeluarkan madu terbaik..( he he itu mah lebay jadinya bukan lebah)

Salam Inspirasi Hebat

Kang Aa Widi-Januari 2012

 

 

Bahaya Duduk di Samping Jendela Selama Penerbangan

Oleh Innes | ghiboo.com

Saat melakukan check-in, banyak penumpang pesawat yang meminta kursi disamping jendela agar dapat menikmati pemandangan. Namun, penelitian terbaru justru menyarankan seseorang untuk memilih tempat duduk yang jauh dari jendela.

Penelitian terbaru telah membuktikan duduk di samping jendela selama penerbangan berdampak buruk bagi kesehatan.

Para ahli dari American College of Chest Physicians menjelaskan bahwa duduk di kursi pesawat dekat jendela cenderung membuat seseorang malas bergerak. Selain itu, banyak penumpang yang duduk di dekat jendela merasa 'ribet' jika harus melewati penumpang di sebelahnya.

Bagi mereka yang melakukan perjalanan jarak jauh, duduk diam selama lebih dari 8 hingga 10 jam berisiko mengalami penyumbatan pembuluh darah (Deep Vein Trombosis/DVT), terutama bagi ibu hamil, orangtua, dan perempuan yang mengonsumsi pil kontrasepsi.

DVT merupakan bentuk penggumpalan darah di bagian kaki. Kondisi ini cukup serius, karena terkadang bekuan tersebut bisa pecah dan mengalir melalui peredaran darah ke organ-organ vital dan bisa menyebabkan gangguan hingga kematian.

Sebelumnya, DVT ini selalu dianggap sebagai sindrom kelas ekonomi, yang seolah-olah DVT menyerang penumpang di kelas ekonomi. Namun, peneliti menegaskan kasus ini juga banyak terjadi pada penumpang kelas ekonomi bisnis dan eksklusif.

"Penerbangan dengan kelas ekonomi tidak meningkatkan risiko DVT, melainkan disebabkan oleh lamanya duduk di kursi yang membuat seseorang tidak bergerak. Duduk di dekat jendela membatasi pergerakan, sehingga memicu risiko DVT," Dr Mark Crowther dari McMaster University di Ontario, Kanada, dilansir melalui Dailymail, Rabu (8/2).

Para dokter menganjurkan para penumpang pada penerbangan jauh untuk sering berjalan dan berdiri sepanjang lorong atau pergi ke toilet, meregangkan otot betis mereka dan mengubah posisi duduknya.

Penelitian lain di tahun 2007 menemukan penumpang dengan penerbangan jarak jauh memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengalami DVT, terutama wanita dan mereka yang tinggi badannya lebih dari enam kaki, lebih pendek dari 5,4 kaki atau kelebihan berat badan.

 

 

Humor dalam Training

Apa khabar? Semoga dalam keadaan semakin sehat semakin bahagia dan terus semakin semangat untuk berbagi.

 

Selagi liburan panjang, saya mau sharing beberapa hal soal HUMOR dalam training. Fungsi Humor ini menurut survey beberapa pembicara adalah termasuk kelumpok 10 BESAR hal yang sangat penting. Beberapa hal penting lainya adalah Provide Solution, Logistik, Emotional language dll. Jadi Untuk banyak hal, Humor menjadi hal yang vital. Apakah itu dalam membangun suasana, memberi vitamin untuk daya tahan audience dan tentunya training sahabat bisa lebih menarik.

 

NIAT

 

Seperti ibadah saja? Hahaha. Memang kalau saya ngajar saya berniat agar ada nilai ibadahnya. Jadi Niat menjadi penting. Ber-Humor butuh niat. Kita harus niatkan dengan niat "suci" bahwa bismilah saya ingin membahagiakan audience. Saya ingin menyampaikan hal yang sangat penting, untuk itu audience harus dalam kondisi yang baik dan bahagia, ceria dan pikiran terbuka.

 

 

Entertaint vs Educate

 

Pada dasarnya manusia lebih senang di entertaint dibanding di educate. Jadi buatlah mereka senang dengan training Anda dengan unsur entertaint. Buatlah mereka senang dan bahagia. Mungkin Anda pernah mendengar sindiran. "Mengapa musti lucu, kalau pingin lucu, undang Tukul saja" Kira kira begitu sindiranya. Saya doakan mereka itu bisa sadar. Mereka berkata seperti itu karena mereka belum tahu. Ya Mereka belum Tahu, kalau Tarif Tukul masih lebih mahal dari Mario Teguh.

 

Berdasarkan ini hendaknya Anda baik hati, Jangan menyiksa audience berjuang setengah mati menahan rasa kantuknya, apalagi mencerna pelajaran berharga yang anda berikan. Buatlah terus suasana yang beregergi untuk pelatiha Anda.

 

Survey

 

Idealnya Anda melakukan survey beberapa aspek. Apakah itu jumlah peserta, model peserta, usia, pendidikan dan jenis pekerjaannya. Komposisi laki dan wanita termasuk hal hal lain untuk kepentingan training. Namun bisa ditambahi untuk kepentingan humor Anda. Apakah cocok atau mungkin terlalu berisiko. Ada beberapa humor yang bisa berbahaya jika teryata tidak tepat dengan audience.

 

Survey juga bisa Anda lakukan di sebelum acara, bagaimana jenis peserta. Termasuk didalamnya Anda juga harus survey dalam acra training itu sendiri. Ketajaman Anda membaca orang orang akan sangat membantu Anda dalam meluncurkan humor.

 

WITH

 

Apa itu WITH? Bukan DENGAN! WITH itu adalah What is the Hoint. Kok? Oh ya salah! What is the Point. Artinya Humor harus memiliki hubungan yang erat dengan materi yang disampaikan. Sehingga selain menghibur bisa menguatkan pemahaman dan persetujuan peserta pada materi pelatihan Anda.

 

SARAP

 

Humor tidak boleh SARAP. Kalau HUMOR yang sarap bisa berisiko. Sebenarnya bukan tidak boleh, karena saya yakin Sahabat adaalah pribadi dewasa yang sudah bisa membedakan level ketepatanya, sehingga saya ubah: HATI HATI dengan SARAP saja. Apa sih SARAP. Sarap adalah Suku Agama Ras Antargolongan/Anatomy dan Porno, Produk, Perusahaan.

 

Hal ini bisa sensitif. Anda harus sedikit lebih cermat. Misalnya saja Saya ketika TRAINING untuk KAPAL API maka saya dalam sebuah contoh minum Kopi saya akan sebutkan Kapal Api. Atau ketika di Astra Honda Motor, sungguh jangan sekali kali salah menyebut produk kompetitor untuk contoh yang baik.

 

Ekpresi & Gerak

 

Bersemangatlah untuk bergerak dan berekpresi. Tidak usah tanggung tanggung. Bergeraklah dengan semangat, berceritalah dengan serius dan total dan perhatikan punch line anda. Menyusun kalimat pendek terakhir yang mengejutkan.

 

Ikutlah menikmati. Semoga ini juga sebagai alat sakti building rapport. Tertawakanlah diri Anda sendiri, sedikit jail dan santai saja.

 

Unexpexted

 

Humor itu sangat mudah. Hanya satu kata, yang belum sempat terucap... Tanpa banyak bicara.... hanya satu kata......

UNEXPECTED. Ya membuat humor itu adalah mengejutkan logika dan patern yang sudah ada dikepala Audience. Berupa jebakan jebakan yang tidak diduga.

 

"Aborsi tidak perlu dilarang. Terbukti tidak ada demo dijalanan dari Anak anak yg diaborsi. Beda dengan kenaikan BBM"

 

"Saya mengira semua wanita itu mata duitan. teryata bener"

 

"Ciri ciri Homo adalah pakai Anting di Kanan. Kalau dikiri? Itu Homo kidal"

 

"R itu bisa merubah kebuntungan menjadi Kebruntungan. Untuk itu ada baiknya pak SBY merubah namanya menjadi Susilo BRambang Yudoyono"

 

Sekali lagi Hanya satu Kata: UNEXPECTED

 

Jika Tidak Lucu?

 

Sebagai Trainer, jangan pernah kawatir anda tidak berhasil atau gagal melucu. NO PROBLEMO karena Anda bukan Pelawak. Terus saja bercerita untuk menguatkan materi Anda. Jadi jika Gagal TIPnya Adalah: Pura pura saja serius atau katakan :

 

* Ini Joke khusus orang cerdas, dan sudah ke 99 saya ceritakan tetap saja tidak lucu. Optimiiiiiis! Besok saya akan coba lagi di kesempatan yg ke 100

 

* Ini Joke khusus untuk ditertawakan dalam hati

 

* Inilah akibat suami takut istri. Sudah sering tidak lucu, tetap saja saya ceritakan karena istri yang nyuruh

 

 

 

 

Dua syarat Training Tanpa HUMOR

 

Jangan Khawatir. Anda boleh mendeliver training tanpa humor, namun ada dua syarat yang Anda penuhi. Pertama: Anda rela untuk tidak dibayar dan yang KEDUA: Anda harus sediakan Ambulance untuk jaga jaga Perserta terjatuh dan gegar otak!

 

 

 

 

Salam Perubahan

Hari Subagya

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger