Stroke

 

Hidup Lebih SEHAT

Tips "Hidup lebih sehat"

 

Jadwal yang disarankan untuk meminum dua liter air setiap hari :

30 menit sebelum makan pagi : 1 gelas
2,5 jam setelah makan pagi : 1 gelas
30 menit sebelum makan siang : 1 gelas
2,5 jam setelah makan siang : 1 gelas
30 menit sebelum makan malam : 2 gelas
2,5 jam setelah makan malam : 1 gelas
30 menit sebelum tidur : 1 gelas

Minum air sebelum makan memiliki dua kepentingan :
1.
Akan mengurangi nafsu makan karena perut anda terasa penuh.
2. Memberikan manfaat positif bagi pencernaan anda.

Menghindari sikap negatif untuk hidup yang lebih sehat :
Perasaan-perasaan mematikan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita.

Dampak-dampak dari perasaan-perasaan mematikan yang tidak pernah
terpikir oleh kita sebelumnya adalah :

KEMARAHAN, dapat menyebabkan :

-Rheumatoid arthritis
-Serangan jantung
-Penyakit jantung
-Gagal jantung
-Kanker
-Tekanan darah tinggi
-Stroke
-Tukak lambung

Dr. Robert Eliot, seorang ahli kardiologi ternama, menemukan bahwa
ketika "para pereaksi panas" itu memendam perasaan-perasaan mereka, itu
pada akhirnya berubah menjadi permusuhan dan kemarahan.
Ketika itu
terjadi, tekanan darah meningkat tajam, resiko serangan jantung dan
stroke akan lebih tinggi.
Maka, lepaskan kemarahan dan mintalah
pengampunan, jangan menyimpan kemarahan sampai matahari terbenam.

KEBENCIAN dan IRI HATI, dapat menyebabkan :

-Tekanan darah tinggi
-Sakit kepala migran
-Penyakit jantung
-Tukak lambung
-Kanker.

Ketika seseorang mengalami kemarahan yang berlebihan, kekhawatiran dan
stress yang diakibatkan oleh kebencian, tingkat adrenalinnya meningkat,
tekanan darah juga meningkat dan dengan begitu jantung-khususnya
serangan jantung- bertambah bagi mereka yang hidup dalam kemarahan.

Orang-orang itu menghadapi resiko penyakit jantung dua kali lebih tinggi
dibanding orang lain. Sebagai tambahan, ketika seseorang mengalami
kekecewaan, kemarahan atau ketakutan saat makan, perasaan-perasaan
negatif ini merangsang system saraf simpatiknya, yang pada gilirannya
menyebabkan berkurangnya pengeluaran enzim-enzim pancreas, yang
menciptakan kesulitan dalam pencernaan makanan.

Ini menyebabkan perut kembung, adanya gas, sakit ulu hati, dan masalah
pencernaan lainnya. Stress yang berlebihan yang disebabkan oleh
perasaan-perasaan negatif cukup berbahaya karena itu meningkatkan
tingkat kortisol kita, yang kemudian menekan system kekebalan tubuh
kita. Ketika system kekebalan kita tertekan, sel kanker mulai terbentuk
dan berkembang.

Kebencian dan iri hati merupakan perasaan-perasaan yang merusak.

KESOMBONGAN, dapat menyebabkan :

-Penyakit mental
-Stroke
-Serangan jantung
-Kematian

Menurut pandangan saya, perasaan yang paling mematikan adalah
kesombongan.

Kerendahan hati dan ucapan syukur kepada Pencipta akan melindungi anda
dari perasaan yang paling mematikan - kesombongan .

KETAKUTAN dan KEKHAWATIRAN (ANXIETY), dapat menyebabkan :

-Penyakit jantung
-Penyakit mental
-Kepanikan
-Depresi
-Serangan jantung
-Fobia.

Tubuh anda bisa menanggapi ketakutan dan kekhawatiran dengan memicu
pelepasan hormon adrenalin secara berlebihan, yang menyebabkan
percepatan denyut jantung, penigkatan ventilasi paru yang abnormal,
telapak tangan berkeringat, dan meningkatnya kontraksi system
pencernaan. Ketakutan dan kekhawatiran yang berkesinambungan dapat
menyebabkan keadaan peningkatan ini terjadi terlalu lama, dan dapat
menyebabkan kelelahan adrenalin, kelelahan,
kegelisahan dan kepanikan, gejala sulit buang air besar dan sakit kepala
karena ketegangan. Kelelahan fisik dan emosional dan kelemahan system
kekebalan tubuh anda dapat terjadi, dan hasil akhirnya adalah penyakit.

DEPRESI, dapat menyebabkan :

-Kanker

Penelitian telah menunjukkan bahwa pria memiliki kecenderungan untuk
melepaskan kemarahan mereka, sementara wanita cenderung
menyembunyikannya. Adalah benar bahwa kanker dapat menyerang semua
orang, tetapi salah satu factor yang paling umum yang ditemukan para
peneliti sebelum kanker menyerang adalah 'kurangnya penyaluran emosi'.
Ibu rumah tangga memiliki peluang 54% lebih besar terkena kanker
dibanding populasi pada umumnya dan 157% lebih besar dibanding dengan
para wanita yang bekerja di luar rumah.

Langkah-langkah untuk mengembangkan hati yang gembira untuk menghasilkan
kesehatan yang baik dan jauh dari penyakit:

-Memaafkan
-Mengendalikan lidah
-Bersahabatlah dengan orang-orang yang positif
-Berilah makanan yang sehat ke dalam pikiran anda
-Kehidupan berohani yang akan mengubah kehidupan anda dengan banyak beribadah

  Berbuat kebaikan

 

Have a positive day!

Salam,
Mohamad “BEAR” Yunus
"You create your own reality"

 

 

Ma'af.. Yakin Masih Manusia?

 

 

 

 

 

 

 


Berapa usia fisik kita sekarang?

20an? 30an? Atau  40an?

Saya yakin pertanyaan itu sangat mudah dijawab – bahkan saat ini facebook juga memaksa kita untuk ingat usia kita berapa. Baiklah. Pertanyaan itu memang remeh. Sebaiknya saya ganti saja dengan pertanyaan yang bisa membuat kita berpikir, paling tidak sedikit mengernyitkan dahi.

Berapa banyak kadar ke-manusia-an kita sampai usia sekarang ini?

DHUARRRR! .. kaget dengan pertanyaan seperti itu? Iya?  Saaa.. mma.

Saya sendiri juga kaget ketika pertanyaan itu tiba-tiba muncul di dalam diri saya dan tertuju kepada diri saya sendiri. Saya betul-betul jengah dengan pertanyaan itu. Saya terusik dengan jawaban yang saya dapat pada waktu itu. Luar biasanya adalah bahwa keterusikan itu membantu saya untuk memahami lebih baik lagi tentang diri saya dan bagaimana saya bisa lebih baik lagi.

 Berapa banyak kadar ke-manusia-an Anda sampai usia sekarang ini?

Secara fisik, sejalan dengan bertambahnya usia, kita mengalami fase-fase bayi, batita, balita, anak-anak, remaja, dewasa, matang, dan manula. Kurang lebih seperti itu. Kita bisa saja suka tersenyum-senyum memandangi foto-foto kita ketika masih anak-anak atau remaja (atau ketika kita masih muda, rambut masih lebat, dan badan masih atletis dulu.. hmmm). Sementara bila kita mencoba menakar berapa banyak kadar kemanusiaan kita pada usia-usia tertentu, perasaan yang lebih campur aduk bisa saja kita alami. Mari kita coba mulai ukur.

Untuk mengukur kita perlu standar pembanding. Standar yang saya pakai adalah peran dan fungsi mahluk yang bernama manusia.  Peran dan fungsi yang secara universal kita setujui adalah bahwa manusia adalah pemimpin dunia sehingga peran utamanya adalah mengelola dunia sekaligus mengantarkannya pada kondisi yang lebih baik. Ini bisa membantu kita untuk menyimpulkan bahwa masing-masing dari diri kita adalah pemimpin dan harus bisa mengelola diri untuk menuju kondisi yang lebih baik melalui TINDAKAN kita. Titik!

Tindakan kita adalah hasil keputusan akal kita. Ketika kita bicara akal kita membicarakan hasil kerja otak dan hati kita. Tindakan yang baik adalah hasil otak yang baik dan hati yang baik. Karenanya kita selalu harus melatih dan mewaspadai kualitas otak dan, bahkan, hati kita. Caranya bagaimana? Kembali ke pembanding di atas. Selalu analisa apakah ide, pikiran, dan dorongan-dorongan yang timbul di dalam diri kita sedang mengarahkan kita pada kondisi yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Bila tidak, maka kita perlu waspada bahwa kadar kemanusiaan kita sedang mengalami penurunan!

Turun dan naiknya kadar manusia itulah yang menyebabkan seorang yang berusia 35 tahun menunjukkan tindakan seorang anak berusia 4 tahun, impulsive, sangat minim peran akal, atau hanya mementingkan diri sendiri. Ini berarti kadar manusianya sedang turun. Bisa juga menyebabkan seorang yang berusia 25 tahun menunjukkan tindakan seorang yang berusia 80 tahun, merasa ‘nrimo’, tidak banyak berinisiatif atau minim usaha karena merasa ‘semua sudah ada yang ngatur’. Sementara seorang yang berusia 80 tahun bisa saja menunjukkan tindakan hebat seorang yang masih berusia muda, masih berkarya memberi manfaat, tetap memberdayakan pikiran dan raganya untuk kreasi dan inovasi, sebagai implementasi dari kegiatan spiritualnya.

Naik dan turunnya kadar kemanusiaan bisa sangat ekstrim. Bisa saja turun sehingga, sebenarnya, kita sudah menjadi lebih buruk daripada binatang. Ingat beberapa kasus mutilasi yang menggegerkan negara ini? Ya. Itu bukan tindakan yang biasa dilakukan oleh seekor harimau lapar terbuas sekalipun. Itu adalah tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang mengalami dehidrasi kadar kemanusiaan sehingga dia berubah menjadi mahluk yang lebih rendah dari hewan. Mengerti bagaimana kita bisa mengalami penurunan atau dehidrasi (kadar) kemanusiaan adalah hal yang strategis agar kita mampu menghindarinya.

Manusia adalah mahluk paling sempurna, mahluk paling lengkap. Segala potensi dimiliki oleh manusia, termasuk potensi menjadi bencana bagi diri sendiri dan yang lain. Di dalam diri kita, di dalam aliran darah kita, setiap saat ada daya yang ‘liar’ yang menjadi pencetus tindakan kita. Ketika daya itu mampu dikelola atau ditundukkan dengan baik oleh akal maka kita menjadi manusia pemimpin dunia yang memberi banyak manfaat untuk diri kita maupun yang lain. Ketika akal kita tidak mampu menundukkan daya itu, maka kita mengalami penurunan kadar kemanusiaan. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bisa saja kita mengalami penurunan sehingga kemanusiaan kita adalah kemanusiaan anak-anak atau ABG walaupun dari segi usia kita (semestinya) sudah matang. Yang lebih parah lagi tentunya ketika kita mengalami dehidrasi kemanusiaan yang kronis sehingga kita berubah menjadi hewan atau bahkan lebih buruk lagi.

Betul. Daya itu tadi ada di DALAM DIRI kita, mengalir bersama darah kita. Perkataan “dia membuatku marah” (sambil menunjuk orang lain) adalah kata-kata yang tidak tepat karena yang mendorong amarah adalah daya itu tadi. Kemarahan  terjadi karena akal kita tidak mampu menundukkan daya itu sehingga kadar kemanusiaan kita menurun. Tak ada sesuatu di luar diri kita yang bisa membuat kita melampiaskan amarah bila akal kita mampu mengelola daya itu. Masuk akal?

Sekarang kita sudah mampu mengetahui mengapa kita harus selalu menganalisa apakah ide, pikiran, dan dorongan-dorongan yang timbul di dalam diri kita sedang mengarahkan kita pada kondisi yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Bila kita gagal melakukan analisa, maka akal kita akan diperdaya dan kemudian setelah sadar (artinya kadar kemanusiaan kita berangsur bertambah) kita baru menyesal. Setelah kita terbiasa melakukan analisa seperti di atas, kita akan lebih mampu mengelola diri kita. Kita lebih bisa menundukkan daya itu. Kita lebih BERDAYA. Kita benar-benar menjadi MANUSIA.

Satu hal lagi. Saya tidak tahu apakah memungkinkan bagi kita untuk selalu berada pada kondisi sempurna kadar manusianya. Yang saya tahu adalah bahwa kadar kemanusiaan itu benar-benar fluktuatif dan ada kalanya memang akal kita ditelikung oleh daya liar tadi. Yang paling penting adalah seberapa cepat kita bisa sadar dan segera kembali memompa kadar kemanusiaan ke dalam diri kita. Jadi fokus kita sebaiknya adalah bagaimana SECARA RATA-RATA kita mempunyai kadar manusia yang relatif bagus. Apapun fungsi dan peran kita dalam kehidupan sehari-hari, kita akan bisa menjalankannya dengan sangat baik bila kita secara rata-rata mempunyai kadar manusia yang bagus. 

Awal yang bagus untuk memperbaiki rata-rata itu adalah dengan memperhatikan gambar yang saya buat, kemudian bertanya pada diri kita sendiri, “Sampai saat ini, secara rata-rata berapa banyak kadar kemanusiaanku?”

Selamat mencari jawaban.

Nugroho Nusantoro

www.thehumatechnology.com

 

Mau Jadi Sirup atau Gula Pasir ?

 

Mau jadi Sirup atau Gula Pasir ?

 

Tak ada yang lebih gusar melebihi makhluk Tuhan yang bernama gula pasir.

Pemanis alami dari olahan tumbuhan tebu ini membandingkan dirinya dengan

makhluk sejenisnya yang bernama sirup.

 

Masalahnya sederhana. Gula pasir merasa kalau selama ini dirinya tidak

dihargai manusia. Dimanfaatkan, tapi dilupakan begitu saja. Walau ia

sudah mengorbankan diri untuk memaniskan teh panas, tapi manusia tidak

menyebut-nyebut dirinya dalam campuran teh dan gula itu. Manusia cuma

menyebut, "Ini teh manis." Bukan teh gula. Apalagi teh gula pasir.

 

Begitu pun ketika gula pasir dicampur dengan kopi panas. Tak ada yang

mengatakan campuran itu dengan kopi gula pasir. Melainkan, kopi manis.

Hal yang sama ia alami ketika dirinya dicampur berbagai adonan kue dan

roti. Gula pasir merasa kalau dirinya cuma dibutuhkan, tapi kemudian dilupakan.

 

Ia cuma disebut manakala manusia butuh. Setelah itu, tak ada penghargaan

sedikit pun. Tak ada yang menghargai pengorbanannya, kesetiaannya, dan

perannya yang begitu besar sehingga sesuatu menjadi manis. Berbeda sekali

dengan sirup. Dari segi eksistensi, sirup tidak hilang ketika bercampur.

Warnanya masih terlihat. Manusia pun mengatakan, "Ini es sirup." Bukan es manis.

 

Bahkan tidak jarang sebutan diikuti dengan jatidiri yang lebih lengkap,

"Es sirup mangga, es sirup lemon, kokopandan," dan seterusnya. Gula pasir pun

akhirnya bilang ke sirup, "Andai aku seperti kamu. "Sosok gula pasir dan

sirup merupakan pelajaran tersendiri buat mereka yang giat berbuat banyak untuk

orang banyak. Sadar atau tidak, kadang ada keinginan untuk diakui, dihargai,

bahkan disebut-sebut namanya sebagai yang paling berjasa. Persis seperti yang

disuarakan gula pasir.

 

Kalau saja gula pasir paham bahwa sebuah kebaikan kian bermutu ketika tetap

tersembunyi. Kalau saja gula pasir sadar bahwa setinggi apa pun sirup dihargai,

toh asalnya juga dari gula pasir. Kalau saja gula pasir mengerti bahwa sirup

terbaik justru yang berasal dari gula pasir asli. Kalau saja para penggiat

kebaikan memahami kekeliruan gula pasir, tidak akan ada ungkapan, "Andai

aku seperti sirup!

 

Dalam kehidupan keseharian kita entah di kantor, di likungan rumah, maupun

lingkungan profesi sekalipun, seringkali kita mendapati ada orang-orang tertentu

seperti gula pasir yang banyak berjasa bagi orang lain tetapi tidak terliat, tidak

mendapatkan apresiasi yang layak, dihargai sumbangsihnya, maupun yang lebih

ekstrim adalah dianggap sosok pelangkap semata, bahkan dicibir dan diremehkan.

 

Tak mengapa! Gula pasir tetaplah bagaikan sosok mutiara di antara lapiran pekat

Lumpur atau buah kelapa diantara rimbuan pohon di hutan belantara... yang

Tetap memancarkan cahaya ketulusan hati.

 

(Aku suka sekali dengan metofora si Gula Pasir ini, Yunus Bear)

 

 

Stress dan Secangkir Minuman Manis

Benarkah hanya dengan secangkir minuman manis dapat mengurangi stresss di tempat kerja? 

Para psiklog sosial dari Universitas New South Wales and Queensland, Australia membuat satu eksperimen terhadap dua orang. Orang pertama diberi minuman dengan gula sebagai pemanisnya, sedangkan orang kedua diberi minuman dengan pemanis buatan. Setelah meminum mnuman tersebut, keduanya diberi tugas yang cukup menantang kemudian dipersilahkan untuk melakukan presentasi dimana para pendengar memberikan kritikan dan komentar yang cukup membuat emosi menjadi panas selama mereka melakukan presentasi.  Hasilnya sebagimana yang sudah diterbitkan pada the Journal of Experimental Social Psychology, orang yang meminum minuman dengan pemanis gula lebih dapat menahan marah dan bekerja serta melakukan presentasi dengan baik dalam kondisi tertekan dari pada orang kedua yang meminum minuman dengan pemanis buatan. 

Para psikolog tersebut menyatakan bahwa gula dapat menyuplai kebutuhan otak untuk digunakan sebagai pemicu kontrol emosi agar tetap tenang menghadapi kondisi yang dapat memicu emosi atau kemarahan kemudian dapat berujung pada kondisi stress di tempat kerja. 

Ahli gizi dari California Dr. Douglas Husbands, melengkapi hasil eksperimen tersebut dengan pernyatannya yang menjelaskan bahwa gula dalam minuman manis tersebut memang dapat mengurangi stress dan meningkatkan kinerja walaupun hanya untuk sementara waktu. Dr. Douglas Husbands juga menyarankan cemilan manis selain minuman manis, seperti buah denga kadar gula yang proporsional seperti apel, anggur, cheri, kacang kenari (walnuts), dan snack manis lainnya yang menggunakan gula asli sebaga pemanis. 

Semoga cara menguangi stress sementara ini dapat diterapkan juga di rumah selain di tempat kerja. 

Jangan lupa yang manis manis dan tetap bersikap manis…J

 

Salam Safety

 

Sumber: www.lorco.co.id

Ditulis oleh Widi Safari untuk rekan rekan milis . Kami tunggu komentar rekan rekan semua di: www.lorco.co.id

 

 

Daun Salam Untuk Obat Asam urat

From: Refrinal Patiradjawane

 

  sumber : http://www.purwakarta.org/index.php/2006/02/01/daun-salam-untuk-obat-asam-urat/

Daun salam biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai pelengkap bumbu dapur. Pohon salam (Syzygium polyanthum) yang biasa tumbuh liar di hutan dan di pegunungan bisa mencapai ketinggian 25 meter dan lebar pohon 1,3 meter.Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Selain daun yang dipakai sebagai bumbu, kulit pohonnya biasa dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan tumbuhan ini bisa dilakukan dengan biji, cangkok, atau stek.

Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat: Rempah, Rimpang, dan Umbi, pohon salam memiliki berbagai khasiat obat yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pohon salam bisa dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing manis, dan lain-lain. Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan buah.

Mengatasi asam urat yang tinggi, 10 lembar daun salam direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat. Mengatasi stroke, 10 lembar daun salam dan 50 gram jantung pisang dibuat masakan sesuai selera lalu dimakan.

Bagi penderita kolesterol tinggi, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun ceremai direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian arinya diminum secara teratur. Untuk melancarkan peredaran darah, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun dewa segar direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 350 cc. Lalu ramuan disaring dan diminum sebanyak dua kali sehari.

Mengatasi radang lambung, 30 gram daun salam, 30 gram sambiloto kering, dan gula batu secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian airnya diminum untuk dua kali sehari. Lakukan secara teratur.
Untuk obat diare, 7 lembar daun salam direbus dengan 200 cc air selama 15 menit, tambahkan garam secukupnya. Setelah dingin disaring lalu airnya diminum. Ramuan lainnya, 7 lembar daun salam, 10 lembar daun jambu biji, 10 gram jahe, dan 1 buah kulit delima putih, dicuci bersih lalu ditumbuk halus.
Tambahkan 200 cc air matang, disaring, lalu diminum.

Mengatasi gatal-gatal, daun atau kulit batang atau akar dicuci bersih lalu digiling hingga halus. Tambahkan minyak kelapa secukupnya, kemudian balurkan pada bagian yang sakit.

Sebagai obat kencing manis, 7 lembar daun salam dan 30 gram sambiloto direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 200 cc. Setelah dingin disaring lalu diminum untuk dua kali sehari.

 

PRESIDEN JOKOWI, MENTERI SUSI, DAN KITA SEMUA PERLU HAL INI

Salah satu kecakapan yang perlu dimiliki oleh setiap pribadi yang mendambakan kesuksesan adalah kecakapan menerima masukan. Bila kita bertanya kepada beberapa orang apakah mereka terbuka dan bisa menerima masukan, sangat mungkin mereka menjawab, “Tentu saja.” Faktanya, sebagian besar dari kita memang terbuka dan bisa menerima masukan, yaitu masukan yang enak terdengar di telinga kita.

Tidak terlalu banyak masukan yang enak terdengar. Sebagian besar masukan itu pahit karena masukan-masukan tersebut lebih banyak kita dapat pada situasi-situasi non formal. “Kamu ini lamban banget ya. Masak tugas sepele seperti ini aja sampai empat jam belum kelar?” Masukan seperti itu yang lebih banyak kita dengar daripada masukan yang adem di telinga.

“Lhoh? Kalau yang seperti itu kan bukan masukan? Itu kan kalimat yang menyakitkan?” Mungkin ada yang mempertanyakan seperti itu.

Kita tidak bisa mengontrol apa yang dilakukan maupun yang diucapkan oleh orang lain. Jangankan orang lain yang tidak mempunyai hubungan darah dengan kita, bahkan kita tidak bisa mengontrol apa yang dilakukan dan diucapkan oleh keluarga kita.

“Ayah pembohong!” Pernahkan mendengar ucapan seperti itu dari si kecil.

“Kamu ngga romantis!” Mungkin suatu ketika pasangan kita mengatakan itu.

“Anda tidak bisa menghentikan ombak, tetapi Anda bisa belajar berselancar di atasnya.” Begitu kata para peselancar bijak.

Saya beruntung pernah mendapat pembelajaran dari seorang ‘peselancar’ seperti itu. Pada tahun 1993, saya melakukan praktek kerja di sebuah pabrik perakitan mesin. Pembimbing saya adalah seorang production manager  muda, alumnus sebuah institut teknik terkenal di negeri ini. Untuk memotivasi kami para mahasiswa magang, ia pernah menceritakan awal ia memulai karir di perusahaan tersebut.

Ia masuk ke perusahaan tersebut sebagai seorang penyelia. Tidak mudah bagi orang muda seperti dia untuk memimpin tim yang beranggotakan oranbg-orang berpengalaman di bidang mesin, walaupun kebanyakan dari mereka lulusan sekolah menengah sementara ia seorang sarjana teknik. “Modal ijasah doang, gaji gede, tapi ngga ngerti apa-apa.” Begitu kasak-kusuk yang sering ia dengar tentang dirinya.

Sakit hatikah dia?

Sibukkah dia mencari pembelaan?

Tidak.

“Sepahit apapun sebuah kritik atau kasak-kusuk sekalipun, saya berusaha mencari sisi yang bisa bermanfaat buat saya.” Itu kata sang production manager pada kami.

Ia bercerita bahwa kasak-kusuk di antara anak buah itu mendorongnya untuk belajar dan belajar. Ia tidak malu meminta masukan dari anak buah yang bisa dijadikan guru dalam hal operasional perakitan. Ia mendekat kepada para seniornya, memosisikan diri sebagai murid yang siap belajar. Ia bahkan rela menginap setiap hari demi mempelajari mesin computer numerical control (CNC) yang pada waktu itu merupakan sebuah teknologi baru.

Jerih payahnya terbayar. Ia semakin memahami seluk beluk dunia kerjanya. Para anak buahnyapun perlahan tapi pasti mulai bersikap lebih baik padanya. Puncak dari semua itu adalah ketika mesin CNC utama ngadat dan mengancam target produksi. Tidak seorangpun di pabrik tersebut yang bisa memperbaiki. Teknisi dari pihak vendor juga baru bisa datang beberapa hari kemudian. Produksi tidak bisa menunggu selama itu.

Sang penyelia muda meminta ijin untuk memeriksa mesin CNC tersebut. Terdesak oleh kebutuhan produksi, semua atasan menyetujui. Iapun mulai memeriksa dan menganalisa semua hal terkait sistem dari mesin CNC itu. Ketekunan, jerih payah, dan rasa kantuk yang harus ia tahan setiap malam ketika menginap di pabrik untuk mempelajari mesin CNC itu membawa hasil. Singkat kata, ia mampu memperbaiki mesin tersebut sehingga produksi kembali berjalan.

Setelah kejadian itu, semua anak buah yang dulu kerap nyinyir berkasak-kusuk tentang dirinya, menjadi tunduk, patuh, dan hormat pada kepemimpinannya. Iapun mampu memimpin mereka dengan lebih baik dan semua itu membawanya pada keberhasilan demi keberhasilan sehingga, ketika kesempatan itu datang, iapun dipromosikan menjadi seorang manajer produksi. Seorang manajer produksi yang andal, professional, dan bijaksana dalam membimbing timnya, termasuk kami para mahasiswa bau kencur yang kadang sok idealis.

“Kita semua memerlukan masukan. Itulah caranya kita bisa berkembang.” Bill Gates juga setuju bahwa semua orang memerlukan masukan, seperti apapun masukan tersebut.

Saat ini, di negeri ini, hampir setiap hari kita disuguhi tulisan-tulisan tentang Bapak Presiden Jokowi dan jajarannya. Bapak Joko Widodo dan Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti adalah dua sosok yang paling banyak mendapatkan cecaran kritik serta kasak-kusuk. Mulai dari program kartu-kartu, bahasa Inggris di konferensi APEC Bapak Presiden, sampai status pendidikan Ibu Susi dijadikan bahan kasak-kusuk yang menggiurkan bagi beberapa orang.

Kita yakin bahwa Bapak Presiden dan Ibu Menteri adalah orang-orang yang mampu ‘berselancar’ di atas ombak. Kita yakin mereka tidak akan berdalih, marah, menyalahkan atau mencibir orang lain, menggerakkan para pembela yang membabi buta dan melakukan tindakan-tindakan lain yang non produktif. Kita yakin mereka mampu menjadikan semua itu sebagai suatu masukan yang bisa dipilah serta dipilih. Kita yakin mereka bisa mengambil sisi produktif dari semua itu untuk kemudian belajar dari kritikan, kasak-kusuk, atau, bahkan, fitnah sekalipun untuk dijadikan sebagai hikmah dalam memimpin bangsa ini. Kita yakin bahwa mereka LEBIH luar biasa dari kita, termasuk dalam hal mengambil pelajaran dari semua rupa masukan.

Hinaan, cercaan, hujatan, kritikan, dan kasak-kusuk memang bisa menjadi masukan bila kita mampu mengambil posisi netral dari ego kita. Ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi .. heii.. tidak mudah pula untuk menyelancari ombak, bukan? Fokuskan diri pada betapa asiknya menari-nari di atas ombak tersebut, bukan pada betapa ngeri serta sulitnya belajar berselancar, niscaya kita bisa menjadi peselancar yang baik suatu ketika.

Orang besar tidak lahir dari pujian yang menina bobokan. Orang hebat tidak lahir dari dukungan yang membabi buta. Orang sukses lahir dari pembelajaran demi pembelajaran.

Selamat belajar.

 

Nugroho Nusantoro | The Service Excellence Trainer |www.nugrohonusantoro.com | 081703963534 | BBM PIN: 75358989

 

 

Resep Kaya Ala Orang Cina

From: Munthe, AJ

 

Mau tahu kenapa banyak orang Tionghoa yang menjadi orang kaya?

1. Orang Tionghoa memiliki pegangan bahwa orang sukses adalah orang
yang memanfaatkan setiap menit yang ada

2. Orang Tionghoa memandang bahwa banyak berinvestasi adalah
perjalanan dasar untuk menggapai kekayaan, sedangkan bunga tabungan
takkan sanggup membawa ke kepada kekayaan.

3. Sebagian besar orang kaya adalah pengusaha, dan sebagian orang
Tinghoa berani menjadi pengusaha, dan semua itu karena orang Tionghoa
menganggap bahwa dengan menjadi pengusaha maka akan memberikan nilai
lebih untuk sukses dibandingkan menjadi karyawan.

4. Anak-anak Tionghoa menjadi kaya karena mewarisi bisnis orang tua
yang telah berjalan bertahun-tahun dan tak perlu merintis dari nol

5. Pengusaha Tionghoa 'tak pernah puas' untuk mengejar target lebih tinggi

6. Orang Tionghoa memiliki mental yang positif, menghargai waktu,
menganggap bahwa bekerja adalah kepuasan dan tidak berbisnis adalah
hal yang beresiko

7. Orang Tionghoa selalu menjaga citra, karena citra yang rusak akan
sulit dibangun kembali, sedangkan uang yang hilang bisa dicari kembali

8. Orang Tionghoa bisa kaya bukan karena banyak uang, namun lebih
kepada memiliki banyak aset

9. Dalam konteks orang Tionghoa, bekerja keras tidak selalu identik
dengan bekerja fisik ekstra lama atau berlebihan. Yang bisa bekerja
adalah manusia dan uang. JIka hasilnya sama, mengapa bukan uang yang
harus bekerja keras. Tampak jelas bahwa filosofi dan trik orang
Tionghoa untuk mencapai kekayaan sangatlah sederhana.

Dikutip dari buku "Resep Kaya Ala Orang Cina"
Penulis : Eka Dharma Pranoto
Penerbit : Andi Offset (Andipublisher.com)

 

PROFESIONAL

by:Hari Subagya

 

  

Ciri ciri profesional itu ada banyak, karena memang orang yang profesional membutuhkan banyak persyaratan dan cukup tinggi kwalifikasinya. Apakah team Anda profesional, apakah anak buah anda profesional atau bahkan, apakah Anda profesional? Tidak ada salahnya untuk mencoba mengenali dengan paling tidak ada  6 ciri ciri berikut ini

 

1. Taat Aturan

Orang yang profesional, sangat  taat aturan. Aturan dibuat untuk kebaikan. Mereka sadar tentang hal ini. Aturan dibuat justru untuk membuat "permainan" menjadi menarik. Aturan dibuat agar teratur, tidak semaunya sendiri dan inilah yang membuat mereka yang profesional menang. Mengapa, karena mereka akan meningkatkan kwalitas dirinya sesuai aturan.

Orang profesional bila kalah bertanding, dia akan berlatih lebih keras, sedangkan pecundang akan marah dan menyalahkan aturan dan blamming. Beda bukan?

 

2. Senang menjalankan aktivitasnya.

Profesional senang menjalankan pekerjaanya. Istilahnya "tidak dibayar" pun mau, saking senangnya dan saking asyiknya. Jangan salah ini dari sisi keasyikan menjalankan tugas dan kecintaanya pada pekerjaan.

Gambaran sederhananya, jika CR7 membuat goal maka dia akan melakukan selebrasi yang luar biasa. Gembira heboh dan sangat bahagia tak terlukiskan, melebihi kebahagiaanya saat CR7 mengecek bahwa Gajinya sudah di transfer.

 

3. Rendah hati dan mau belajar.

Manusia manusia profesional itu senang belajar. Tidak sombong dan bahkan selalu haus ilmu. Haus inspirasi, haus feedback. Bukan orang yang memandang dirinya sempurna, namun justru sebaliknya. Profesional yakin selalu ada space untuk melakukan improvement.

Terlepas Lebih Jago main bolanya CR7 dibanding MOU, tetap saja CR7 senang menerima masukan masukan perbaikan dari MOU. Meskipun seorang pengusaha sukses luar biasa, tetap saja senang mendapatkan pandangan pandangan baru dan strategy baru dari consultant dan juga anak buah ataupun kolega.

 

4. Berlatih dan Fokus

Profesional itu selalu berlatih. Tiada hari tanpa berlatih. Dia fokus pada bidangnya. Tidak banyak bercabang pikiranya. Fokus untuk hal yang digelutinya dan kemudian terus fokus meningkatkan kemampuanya. Mengasah pisau ketajamanya melalui latihan latihan latihan dan terus latihan.

Fokusnya mampu menghapus distorsi-distorsi. Profesional mampu "mengabaikan" hal hal yang tidak penting, selain apa yang sedang digeluti dan diusahakanya. Dia rela kehilangan banyak hal, demi keinginanya, kesuksesannya, kontribusinya pada hal yang sedang ditekuninya.

 

5. Memiliki harga diri yang tinggi

Profesional sangat tidak senang dengan gaji buta. Profesional sangat tidak senang dengan uang haram. Apa yang dia dapat haruslah apa yang sudah mereka berikan. Profesional senang dengan kontribusi yang tinggi. Dia sangat puas dan bahagia jika hasil kerjanya memberikan kontribusi yang baik, lebih tinggi dari apa yang dibayarkan.

Profesional tidak bisa dibeli dengan hal hal yang bukan dari hasil jerih payah dan pemikiran pemikiranya. Tidak suka mendapatkan apa apa yang diluar lingkup aktivitasnya. Mereka memiliki harga diri, mereka bisa mem-value dirinya, mereka senang menerima imbalan, gaji, fee, bonus dan sejenisnya, karena memang dari kontribusi nyatanya.

6. Tidak Suka Gratis.

Profesional kurang suka dengan barang barang dan jasa jasa gratis, begitu juga dengan di-gratisin. Mereka mengenal NILAI. Sesuatu yang bernilai pantas untuk diapresiasi.

Prefesional itu menghargai orang lain, tidak mencari untung sendiri dan sadar bahwa segala sesuatu dilandasi dengan win win. Segala sesuatu itu berhubungan karena ada timbal balik saling menguntungkan. Ada simbiose mutualisme. Long term relationship dibangun dengan saling mengisi, saling memberi, saling berkontribusi.

 

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger