Belajar Menjadi Monyet Lagi

Pastinya Anda tidak tertarik untuk belajar menjadi monyet kan? Apalagi pake kata ‘lagi’. Tenang saja. Saya tidak mengajak Anda begitu kok. Tadi malam ada acara di tivi tentang monyet-monyet yang didisita dari para tukang topeng monyet. Rencananya, monyet-monyet itu akan dilepaskan dialam bebas. Tapi ternyata, monyet-monyet itu tidak tahu lagi bagaimana caranya menjalani hidup dihabitatnya. Mereka sudah lupa bagaimana caranya menjadi monyet yang sebenarnya. Sehingga untuk bisa hidup layak, mereka mesti belajar lagi; bagaimana caranya menjadi monyet. Saya terenyuh sambil bertanya dalam hati; jangan-jangan, kita ini mesti belajar lagi bagaimana menjadi manusia ya?

 

Poin pentingnya disini bukanlah apakah kita sudah menjadi manusia atau belum. Kita memang manusia kok. Tetapi, apakah kita sudah bisa menjalani hidup ini sebagaimana layaknya manusia? Kita berbicara tentang manusia yang seutuhnya. Jadi, ukurannya bukanlah soal apakah kita sudah bisa berpakaian, bekerja mencari nafkah, memiliki rumah, dan memanfaatkan teknologi canggih. Bukan itu saja. Sebab keutuhan diri kita sebagai manusia tidaklah semata-mata diukur dari pencapaian material saja.

 

“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak,” demikian Rasulullah menjelaskan perihal tugas kenabian yang diembannya.   Pastinya bukan hanya Muhammad SAW saja yang bertugas untuk menyempurnakan akhlak manusia itu. Semua Rasul dan Nabi, mengemban tugas yang sama melalui estafeta rangkaian kenabian yang berkesinambungan. Para Nabi dan Rasul itu semuanya ditugaskan untuk mendidik umat manusia belajar menjadi manusia seutuhnya melalui keagungan akhlaknya. Karena ternyata, akhlak adalah akar dari keindahan sikap dan perilaku manusia. Dengan akhlak yang terjaga; maka kemakmuran, kemasyhuran atau kekuasaan kita akan baik adanya.

 

Tidak diperlukan utusan khusus untuk membimbing manusia agar menjadi orang kaya, pengusaha sukses, atau penguasa besar. Karena semua hal yang sifatnya duniawi mah sudah secara otomatis ‘diaktivasi’ didalam tubuh kita. Buktinya, kan tidak ada orang yang nggak kepengen kaya. Semua doyan kekayaan – meskipun ada yang malu-malu mengakuinya. Tidak ada orang yang tidak mau kedudukan dan jabatan. Apalagi disertai kekuasan. Ada sih yang begitu, tapi itu pun terjadi setelah puas merasakannya. Sifat dasar manusia memang menginginkan semua hal duniawi. Tombolnya sudah diaktivasi. Jadi, tidak membutuhkan utusan khusus untuk mengajari.

 

Sebaliknya nih; adakah manusia yang ujuk-ujuk pengen menjadi orang yang berkahlak mulia? Nggak pernah kita dengar orang bercita-cita demikian kan? Tidak mengherankan. Karena semua hal yang berkaitan dengan akhirat sungguh berbeda dengan soal dunia. Dalam hal apa berbedanya? Dalam soal aktivasi dari ‘sononya’ sih sama. Karena manusia diciptakan dengan kecenderungan kepada kebaikan dan keburukan. Jadi sudah aktif tuch kedua-duanya dalam diri kita. Yang membedakannya adalah; ditengah perjalanan, ada salah satu yang ‘dideaktivasi’ alias di bikin ‘off’ bin dimatikan.

 

Menurut pendapat Anda, mana yang di-off-kan itu? Gairah kita untuk mengejar dunia, ataukah kerinduan kita pada kehidupan akhirat? Keinginan kita untuk selalu hidup enak didunia ini mengindikasikan bahwa gairah duniawi mah bakal selalu kita jaga. Lihat saja bagaimana kita berjibaku satu sama lain untuk mendapatkan ini dan itu. Bagaimana kita berlomba mengejar jabatan. Bagaimana orang berkampanye agar dipilih. Makanya, tombol gairah duniawi ini bakal selalu ‘on’.

 

Bagaimana dengan tombol kerinduan soal akhirat? Gampang menjawabnya. Lihat saja betapa kita sering menghalalkan segala cara untuk meraih dunia. Jika urusan akhirat ‘menghalangi’ pengejaran kita pada hal-hal duniawi, kita rala melanggarnya kan? Ditempat kerja. Di warung. Di lembaga pemerintahan. Di perusahaan swasta. Di organisasi nirlaba. Bahkan di rumah-rumah ibadah. Jika sudah kental urusan duniawinya, maka urusan akhirat tak jarang dikorbankan. Kita mudah lupa pada akhirat, jika dihadapkan pada dunia yang menawarkan berjuta nikmat. Apalagi jika didalamnya ada kelezatan syahwat. Wah, sudah deh; akal sehat sekarat. Hati nurani dibikin mati. Tuhan pun dilupakan.

 

Itu pertanda bahwa tombol urusan duniawi selalu ‘on’, sedangkan tombol ukhrowi sering ‘off’. Kenapa bisa begitu? Karena selain kita memiliki nafsu dari dalam diri sendiri; disamping kiri kanan depan belakang atas bawah kita juga ada ‘kolega’ yang senantiasa setia untuk memastikan ‘hidupnya’ tombol duniawi itu. Sambil sesekali mencuri-curi kesempatan untuk mematikan tombol ukhrowi. Anda tahu siapa kolega kita itu? Betul. Syaiton yang selalu gigih menawari kita dengan berbagai iming-iming dan beragam macam godaan.

 

Bagaimana dengan tombol ukhrowi? Ada penjaganya juga. Malaikat namanya. Tapi apa yang ditawarkan malaikat itu tidak senyata tawaran syetan. Malaikat menjanjikan sorga, sedangkan syetan menyodorkan dunia yang benar-benar nyata. Bisa disentuh, diraba, dirasakan dan dinikmati sekarang juga. Akhirat? Ah, masih lama. Malaikat menawarkan istana-istana indah di sorga, syetan mememperlihatkan cara cepat mendapatkan rumah mewah saat ini juga. Malaikat menjanjikan bidadari-bidadari suci nanti, sedangkan syetan memperlihatkan kemolekan aurat gadis-gadis yang bisa dinikmati kini. Ya sudah. Pilih yang pasti-pasti aja kan?

 

Begitulah manusia. Merasa dirinya manusia, tetapi sesungguhnya kemanusiaan kita tidak lagi utuh. Seperti monyet-monyet itu. Wujudnya sih memang masih monyet. Perilakunya pun monyet. Tapi, ketika hendak dikembalikan ke habitat aselinya, mereka bingung. Karena selama ini mereka sudah terkungkung oleh kehidupan yang menjauhkan dirinya dari kesesuaian dengan habitat mereka yang sesungguhnya. Mereka tidak cocok lagi dengan habitat itu, karena sudah terlalu lama hidup dengan cara yang berbeda. Monyet-monyet itu tidak lagi bisa pulang ke rumah mereka yang sebenarnya.

 

Habitat aseli manusia itu dimana sahabatku? Sejarah umat manusia menjelaskan bahwa rumah kita yang sesungguhnya adalah sorga. Saking suci dan baiknya sorga itu, maka setiap keburukan tidak layak berada disana. Itulah sebabnya kenapa bapak kita – Adam – diusir ketika dirinya ternoda meski hanya sekali saja. Apa yang terjadi jika hidup kita sedemikian seringnya dikotori oleh nafsu-nafsu duniawi yang liar itu? Mungkin kita akan seperti monyet-monyet itu. Yang tidak tahu lagi bagaimana hidup dihabitat aselinya, hingga mereka tertolak dari sana. Akankah kita tertolak juga ketika hendak pulang ke habitat aseli kita kelak?

 

Diantara monyet-monyet itu, ada yang berhasil belajar menjadi monyet lagi. Melalui bantuan relawan penyayang binatang. Ketika sudah siap, maka sejumlah kecil monyet itu dilepas kealam bebas. Disana mereka bisa secara leluasa menikmati sorganya sendiri. Diantara umat manusia, ada yang berhasil belajar menjadi manusia lagi. Melalui bimbingan Ilahi dengan perantaraan para Rasul dan Nabi suci. Ketika sudah siap, maka sejumlah kecil manusia itu disambut dipintu rumah sesungguhnya. Lalu kepada mereka dikatakan :”Keselamatan bagi engkau. Silakan masuk kedalam sorgamu. Dan tinggallah didalamnya dengan bahagia. Dan kekal. Selama-lamanya……” Demikianlah sambutan untuk manusia yang akhlaknya terjaga.

 

Salam hormat,

Mari Berbagi Semangat!

DEKA – Dadang Kadarusman 21 February 2014

Author, Trainer, and Professional Public Speaker

Penulis Novel “DING and HER GOKIL PAPA!”

DK: 0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327

PIN BB DeKa : 2A495F1D

 

Catatan Kaki:

Dengan akhlak yang terjaga, kita bisa menjadi manusia seutuhnya dalam segala kesempatan. Dikala kaya atau miskin. Ketika memimpin atau dipimpin. Waktu menjadi rakyat atau penguasa. Disaat dalam kelapangan atau kesempitan. Selama akhlak kita tetap terjaga, maka setiap amanah yang ada ditangan kita; akan semakin mendekatkan diri kita kepada rodi Ilahi.

 

Kesibukan sering tidak memungkinkan saya untuk posting artikel di berbagai milist. Jadi saya prioritaskan di milist pribadi yang bisa diupdate melalui gadget. Jika Anda ingin mendapatkan kiriman artikel “S (=Spiritualism)” secara rutin sebaiknya bergabung disini: http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/

 

Silakan teruskan kepada orang lain jika Anda nilai artikel ini bermanfaat. Dan tetaplah mengingat bahwa; Anda tidak perlu mengklaim sesuatu yang bukan karya tulis Anda sendiri. Meskipun Anda sudah berbuat baik, namun Tuhan; belum tentu suka tindakan itu (Natin & The Cubicle).

 

 

Jangan Buru-Buru Menganggap Bayi Sakit

On Behalf Of Ikhwan Sopa

Alhamdulillah, setelah berlalu dua belas tahun, kami diamanahi bayi lagi. Senang rasanya tapi sering cemas juga. Ilmu perbayian yang pernah kami tahu seolah lenyap merembes ke bawah sadar. Namun sejalan dengan waktu dan begadang perlahan-lahan semua itu bisa muncul kembali.

Berikut ini adalah sekedar sharing pengalaman, agar orang tua tak terburu-buru menganggap bayinya sedang sakit. Tips ini bukan nasehat medis melainkan sekedar tips praktis berbasis pengalaman, itu sebabnya kami sangat terbuka jika ada koreksi medis atau jika ada tambahan tips dari pengalaman anda sendiri.

Bayi yang sehat juga bisa rewel dan inilah yang seringkali membuat orang tua seperti kehilangan akal karena tak tahu apa yang sedang terjadi.

Sebelum memutuskan untuk pergi ke dokter, check list berikut ini layak untuk diteliti, sebab mungkin bayi anda bukan sedang sakit melainkan sekedar rewel dan tak tahu cara menyuarakan keluhannya. Daftar ini hanyalah secuil dari begitu banyak kemungkinan yang membuat bayi yang sehat menjadi rewel.

1. TIPS UMUM

Bayi sehat yang rewel, ekspresi wajahnya lebih cenderung terlihat merajuk ketimbang sakit dan suara atau tangisannya berbeda dari suara atau tangisan bayi yang sakit. Apa yang diinginkan bayi tidak selalu digendong atau meminta susu.

2. IRITASI

Ciri-ciri: Bagian kulit yang memerah.

Bayi yang baru lahir kulitnya masih halus dan lembut. Apa yang nyaris tak terhindarkan adalah iritasi kulit yang membuat bayi menjadi rewel. Iritasi ini terjadi karena terbentuknya lipatan-lipatan kulit di leher, di lengan, di tangan, di kaki, di belakang lutut, di belakang telinga, atau di selangkangan seiring dengan membesarnya tubuh bayi. Iritasi juga bisa diakibatkan oleh kencing atau kotoran bayi yang mengandung garam atau zat kimia, khususnya di selangkangan, di anus, dan di belahan pantat.

Tips: Bersihkan dengan kapas halus yang dibasahi air, oleskan baby oil atau minyak zaitun (bedak tidak selalu membantu).

3. BIANG KERINGAT

Ciri-ciri: Bintik-bintik merah di sekujur badan.

Bayi yang baru lahir juga sedang latihan berkeringat, dan entah mengapa proses ini memunculkan biang keringat. Ini sepertinya cukup gatal bagi bayi sehingga bisa membuat mereka rewel.

Tips: Jangan mandikan dengan air yang terlalu hangat, tapi juga jangan dengan air yang terlalu dingin, oleskan baby oil atau minyak zaitun bila perlu. Sekali lagi, bedak juga tidak selalu membantu.

4. KUKU

Ciri-ciri: Luka gores khususnya di muka, di dekat hidung, atau di dekat mata.

Kuku bayi juga mengalami pertumbuhan dan hal ini bisa membuat kuku bayi menjadi panjang dan cukup tajam, sehingga dapat mencakar dirinya sendiri khususnya di daerah wajah. Kuku bayi yang panjang juga bisa tersangkut pada pakaiannya atau pakaian orang tua.

Tips: Potong kuku bayi dengan berhati-hati selagi ia tidur. Jika masih sulit pasangkanlah kaos tangan untuknya sampai kukunya mudah digunting.

5. PERUT KEMBUNG

Ciri-ciri: Perut yang kembung dan keras.

Bayi yang baru lahir cukup mudah mengalami perut kembung, baik karena masuk angin, karena kekenyangan, karena kurang buang angin, karena kurang buang air, atau karena kurang bersendawa.

Tips: Hindari udara yang terlalu dingin, oleskan minyak telon minimal pagi dan sore, sendawakan bayi dengan menegakkannya di dada sembari memegang kepalanya dan menepuk-nepuk punggungnya (”di-ek”), dan bantulah ia mengangkang sambil telentang agar mudah buang angin atau buang air besar.

6. HIDUNG TERSUMBAT

Ciri-ciri: Terus menerus mengusap hidung.

Bayi yang baru lahir belum terampil bernafas lewat mulut sehingga hidung yang tersumbat dapat membuatnya menjadi rewel. Carilah tahu apakah bayi sedang mengalami hidung tersumbat dengan mendengarkan dan merasakan nafas dari mulut atau hidungnya.

Tips: Posisikan kepalanya lebih tinggi dari badan dengan bantal yang cukup tebal. Jika lubang hidung yang tersumbat adalah sebelah kanan, miringkan tubuhnya menghadap ke kiri dan sebaliknya dengan menjaganya agar tak tertelungkup, oleskan sedikit minyak telon di pucuk hidungnya, hindarkan dari udara yang terlalu dingin, dan jika terpaksa sedotlah dengan mulut dan dengan berhati-hati hidung yang tersumbat agar lendir bisa dikeluarkan, dan hati-hatilah mencungkil upilnya jika lendir mengeras.

7. TERKILIR, KECETIT, PEGAL-LINU

Ciri-ciri: Bayi rewel tanpa henti (tidak selalu karena ini).

Bayi memang sangat sering menegangkan otot dan anggota tubuhnya. Ingatlah kembali pergerakan-pergerakan bayi dan pergerakan-pergerakan orang tua, apakah ada yang mungkin membuatnya terkilir, misalnya saat mengangkat, saat menggendong, atau saat memasukkan lubang-lubang pakaian ke tubuhnya (tangan, kaki, leher).

Tips: Mintalah bantuan kepada ahli “pijat urat” atau “pijat perut” khusus bayi yang terpercaya, dan biasakanlah “pijat kenikmatan” yang dilakukan oleh orang tua sendiri sambil berinteraksi dengannya - bayi sangat menyukainya.

8. KELELAHAN

Ciri-ciri: Sulit tidur.

Bayi yang sehat cenderung aktif. Jika kelelahan mereka akan sulit tidur atau mengalami gagal tidur.

Tips: Pasifkan bayi jika dirasa sudah cukup aktifitasnya dengan berhenti mengajaknya bermain, pancinglah rasa kantuknya dengan mengelus lembut ubun-ubun atau alisnya, bisa sambil digendong atau sambil ditelentangkan di pembaringannya.

9. SAWAN

Ciri-ciri: Marah, jengkel, sedih, takut, atau bahkan seperti “kesambet”.

Bayi yang sehat senang bermain dan berinteraksi dengan orang, dengan objek atau mainan, atau bahkan dengan “sesuatu yang tak terlihat”. Sayangnya, bayi masih belum tahu kapan harus berhenti. Jika kebablasan bayi bisa rewel.

Tips: Alihkan fokus dan perhatiannya kepada istirahat atau tidur, selalu hindarkan bayi dari kaget karena suara, karena obyek dan benda, atau karena bertemu dengan orang baru.

10. RAMBUT

Ciri: Tiba-tiba menangis yang mungkin bisa berlanjut menjadi rewel.

Rambut bayi bisa cepat memanjang. Jika belum sempat dicukur, rambut bayi bisa terjambak oleh dirinya sendiri atau oleh orang tua. Rambut bayi juga bisa terjepit, tertarik, atau tersangkut pada pakaian, di lipatan lengan orang tua yang menggendongnya, atau di pakaian mereka sendiri atau di pakaian orang tua.

Tips: Cermati posisi dan pergerakan bayi dan orang tua, dan cukurlah rambutnya secara rutin.

11. KUTU BUSUK , SEMUT, NYAMUK

Ciri-ciri: Bekas gigitan hewan kecil pada tubuh.

Salah satu yang sering kurang diwaspadai orang tua adalah aktivitas hewan kecil seperti kutu busuk, semut, atau nyamuk yang menggigit bayinya. Gigitan hewan-hewan kecil ini dapat membuat bayi rewel. Hewan-hewan ini terpancing oleh bau sisa susu, sisa makanan, sisa kotoran bayi yang terselip dan belum sempat dibersihkan, sisa bedak atau minyak, atau kerak kulit di kepala, di cuping telinga, dan di tubuh bayi.

Tips: Buka pakaian bayi dan teliti bekas gigitan atau keberadaan hewan-hewan ini, dan bersihkah tubuh bayi dari sisa, kotoran, dan kerak, dan teliti keberadaan makhluk-makhluk kecil ini di tubuh mereka dan di sekitar mereka.

12. ALAT DAN PAKAIAN

Ciri-ciri: Bekas lebam, merah, atau goresan di tubuh bayi.

Alat bayi dan pakaian bisa melukai bayi sehingga dapat menjadi sumber kerewelan bayi. Misalnya payet, asesori, dan pernik pada pakaian orang tua, atau bak mandi bayi plastik yang didasarnya ada bekas cetakan pabrik yang menonjol atau tajam.

Tips: Sederhanakan pakaian orang tua agar “akrab bayi”, lapisi dasar bak mandi dengan kain lembut agar punggung atau pantat bayi tidak tergores saat mandi.

13. GAYA DAN LINGKUNGAN

Ciri-ciri: Serba salah.

Bayi yang sehat senang mengeksplorasi, tapi karena belum bisa berdiri ia menuntut orang tua menggendongnya kian kemari. Bayi juga senang variasi, kadang ia senang diayun ke kanan dan ke kiri, kadang ke atas dan ke bawah, kadang senang kepalanya yang digoyang ringan ke kanan ke kiri atau ke atas ke bawah, kadang senang di atas bibirnya atau dagunya diketuk dengan jari secara perlahan-lahan (ini biasanya memancing bayi untuk mengoceh). Suatu saat, bayi mungkin ingin berada di kamar tidur, kemudian ingin berada di ruang lain, atau bahkan ingin keluar rumah. Jika gaya dan preferensinya pada suatu saat tidak diikuti oleh orang tua, bayi bisa rewel.

Tips: Ikutlah bereksplorasi.

Semoga bermanfaat.

 

 

DAHSYATNYA ENERGI DOA

On Behalf Of Phoenix Mind Institute
 

Sadarilah, tidak ada amal yang sia-sia dan lepas begitu saja. Yang baik akan menarik kebaikan dan yang buruk akan menarik keburukan. Sebuah kepastian bahwa setiap amal akan berubah menjadi entitas cahaya (jusmun nuraniyyun) yang berenergi. Amal shaleh akan berubah menjadi entitas energi positif dan amal salah/buruk berubah menjadi entitas energi negatif. Semua amal terekam oleh "black box" yang ada dalam diri kita. Semua amal akan direspons oleh semesta alam, dan isi respons sama dengan yang dikirim. Rasulullah Saw bersabda: 

كل يجازى بعمله، إن خيراً فخير وإن شراً فشر

Semua dibalas dengan amalnya. Jika baik kembali baik, jika buruk kembali buruk. 

Masalahnya adalah sejauh mana kekuatan energi amal shaleh itu dan sejauh mana kecepatan energi itu bergerak dan menarik kebaikan yang sama datang kepada kita. Masalahnya juga adalah sejauh mana respons semesta alam terhadap amal shaleh kita. Sedangkan kecepatan energi dan respons semesta alam sangat tergantung pada bashirah kita. Jika amal shaleh itu benar-benar keluar dari diri yang terbuka bashirahnya, maka dia akan segera sampai pada yang dituju dan menarik apa yang menjadi harapannya. Begitu juga doa, bila ia diucapkan oleh seseorang yang telah terbuka bashiranya, maka doa akan menjadi energi yang sangat cepat dan dahsyat menarik harapan. 

Akiksah. Seorang dokter spesialis ahli bedah tulang sedang mendapat undangan untuk mengikuti seminar penting di sebuah kota. Mengingat pentinganya acara itu, dia sudah persiapkan dirinya jauh-jauh hari untuk bisa menghadirinya. Tempat penyelenggaraan seminar ada di sebuah kota propinsi yang harus ditempuh dengan naik pesawat dua kali (transit dan ganti pesawat). Pesawat  pertama sudah mengantarkannya tiba di sebuah propinsi, dan selanjutnya dia harus pindah naik pesawat lain untuk menuju kota tempat seminar. Begitu masuk ke ruang tunggu pesawat berikutnya, ada pengumuman bawah karena suatu sebab, penerbangan harus ditunda sampai waktu yang tidak jelas. Kepada petugas, dokter ini ngomel-ngomel: "Waktu bagi saya adalah uang. Saya sudah berkorban tidak kerja hanya untuk acara seminar. Berapa banyak uang yang mestinya saya terima kalau saya bekerja. Sekarang waktunya sudah tinggal beberapa jam, kalau saya tidak bisa hadir, maka saya akan rugi besar."

 Petugas yang mendengar omelan dan kekesalan dokter itu tidak bisa berbuat apa-apa, toh dia hanya menjalankan tugas. Melihat kegelisahan sang dokter yang sangat beralasan itu, sang petugas memberikan saran sebaiknya sang dokter menyewa mobil saja toh kota yang  hendak dituju tidak terlalu jauh dari bandara itu. Atas saran itu sang dokter mendapatkan solusi. Segera dia menyewa mobil untuk mengejar waktu.

 Perjalanan darat sudah dimulai sambil memperhitungkan kecepatan laju kendaraan. Tiba-tiba di tengah jalan hujan lebat dan terus mengguyur sepanjang perjalanan. Ketika melewati jalan bercabang, mestinya sang dokter mengambil jalan yang membelok, tetapi dia mengambil jalan lurus. Dokter terus menyetir mobil sampai suatu saat merasa lelah, sementara hujan masih turun. Dokter berpikir mau berhenti sebentar sambil minum kopi jika menemukan sebuah rumah makan. Sayang dia tidak menemukan rumah makan, dan dia hanya melihat sebuah rumah dan itu satu-satunya yang ada di pinggir jalan. Maka berhentilah di depan rumah itu dan minta izin istirahat. Dari rumah itu keluarlah seorang nenak dan mempersilakan masuk orang asing itu, lalu menawarkan minuman hangat. Nenek segera memberikan secangkir kopi panas dan mempersilakan istirahat sambil menunggu hujan reda, lalu nenek minta izin masuk kamar mau mendirikan shalat.

 Saat shalat itulah sang nenak berdoa, dan di sebelahnya ada seorang anak kecil yang tertidur tidak berdaya. Dokter sempat mendengarkan doa nenek itu memohon kepada Allah untuk kesembuhan cucunya. Hati dokter sangat tersentuh. Maka saat sang nenek keluar dari kamar, dokter bertanya: "Nek, saya lihat nenek berdoa dan di sebelah nenek ada anak kecil yang tidur. Siapa dia dan kenapa dia nek?" Dengan suara pelan, nenek itu menceritakan keadaan yang dialami cucunya. Nenek berkata: "Anak kecil yang ada di dalam kamar adalah cucu saya. Dia anak yatim yang sudah sekian lama menderita sakit akibat terjatuh. Baru beberapa hari yang lalu ada orang yang bermurah hati mengantarkannya ke rumah sakit untuk berobat di kota ini, dan kemarin sore kami pulang dari rumah sakit itu. Dokter yang menangani cucu saya hanya sekedar memberikan obat yang bisa meringankan rasa sakit. Dokter itu bilang bahwa cucu saya harus dioperasi karena ada tulangnya yang mesti dibetulkan. Kata dokter itu, di negeri ini hanya ada seorang dokter bedah tulang, dan itu tempatnya sangat jauh, namanya Dokter Said, dialah yang bisa mengobati cucu nenek. Karena itulah, sejak tadi malam, setiap selesai shalat saya berdoa mudah-mudahan dipertemukan dengan dokter Said ahli bedah tulang itu."

 Sang dokter berkaca-kaca matanya. Dia ambil HP-nya yang ternyata lowbatt dan tidak ada sinyal sama sekali. Pikiran yang gelisah memikirkan cara untuk sampai ke tempat seminar mendadak lenyap saat mendengar kisah sang nenek. Dia mulai menyadari bahwa rencana perjalanan pesawatnya yang mendapat gangguan, hingga harus menyewa mobil dan menyetirnya sendiri  di bawah guyuran hujan sampai nyasar salah jalan adalah bentuk nyata kehendak dan kekuasaan Allah. Sepertinya Allah mengirimkan dirinya ke rumah nenek yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Inilah cara Allah mengabulkan doa hamba-Nya yang yakin dan tulus. Dengan berlinangan air mata, dokter itu berkata: "Nenek, sayalah Dokter Said yang nenek maksud itu. Allah Maha Besar, Allah Maha Kuasa, Dia telah mengabulkan doa nenek. Kalau begitu, sekarang juga nenek bersiap-siap kita akan berangkat bersama cucu nenek ke rumah sakit di mana saya melakukan praktek. Saya akan rawat cucu nenek sampai sembuh betul."  

 Subhanallah…… Doa yang dipanjatkan oleh seseorang yang terbuka bashirahnya, dia menjadi energi yang kecepatannya satu hari sampai kepada Allah dan langsung dijawab. Amal shaleh yang dilakukan oleh orang yang terbuka bashirahnya akan menjadi energi dahsyat yang akan menarik kebaikan yang sama dan lebih baik dalam waktu yang sangat singkat. Alam semesta segera meresponnya dan memberikan apa yang menjadi harapannya.

 

Nokia Android Akhirnya Datang Juga : Saat Raksasa yang Terluka itu Mencoba Bangkit

Sumber : http://strategimanajemen.net/2014/02/10/nokia-android-akhirnya-datang-juga-saat-macan-yang-terluka-itu-mencoba-bangkit/#more-1410

 

Setelah melalui pergulatan internal yang panjang dan rumit, Nokia akhirnya memutuskan untuk merilis seri Nokia Android. Disebut-sebut, produk itu akan di-launch tanggal 24 Februari ini, bertempat di kota Barcelona saat acara megah Mobile World Congress dihelat.

Keputusan itu barangkali merupakan salah satu babakan bersejarah, dan sekaligus kepingan asa terakhir bagi sang raksasa Finlandia (kini sudah dicaplok oleh Microsoft) untuk mencoba bangkit kembali.

Kisah pergulatan Microsoft/Nokia untuk menahan gempuran Samsung dan iPhone adalah kisah tentang inovasi dalam rajutan kompetisi bisnis yang keras dan menguras energi.

Microsoft/Nokia mungkin masih saja merasa shocked dan tertegun melihat kecepatan Android dalam mendominasi industri mobile dunia.

Namun dalam karnaval inovasi yang penuh selebrasi, “rasa tertegun” saja tak pernah cukup memenangkan kompetisi. Tertegun hanya cukup digunakan saat menatap indahnya temaram senja di tepi pantai, bukan untuk berperang di laga inovasi yang keras dan brutal.

Saat Android pertama kali dirilis di tahun 2008, Microsoft hanya mencibir dan menganggapnya semut kecil. Sikap arogansi yang kelak akan menghajarnya berkali-kali.

Saat itu, Microsoft setengah hati mengembangkan mobile software karena merasa sudah merasa nyaman dan terlalu percaya diri dengan produk andalannya – microsoft windows for desktop/laptop.

Microsoft setengah hati karena juga merasa pengembangan mobile software hanya akan “merusak” dominasinya dalam desktop windows.

Dan persis disitulah awal dari sebuah petaka. Pakar inovasi Clayton Christensen menyebutnya sebagai “penyakit innovator dilemma” : saat sang penguasa pasar enggan melakukan inovasi karena takut hasilnya justru akan menghantam balik dirinya. Meng-kanibal produk utamanya yang menjadi andalan.

Keengganan itulah yang membuat penguasa pasar bersikap setengah hati dalam melakukan inovasi radikal buat pengembangan produk dan pasar.

Sikap enggan dan setengah hati Microsoft (dan juga Nokia dengan symbian-nya) itulah yang dimanfaatkan oleh Android. Pelan-pelan sang robot hijau ini bergerilya memasarkan aplikasi, hingga mencapai titik “inflection point” : satu titik periode dimana tercipta momentum peningkatan penjualan secara dramatik.

Saat inflection point terjadi, Microsoft/Nokia baru sadar “betapa berbahayanya” Android. Dan kesadaran itu datangnya sudah sangat terlambat.

Kisah seperti diatas selalu berulang dalam drama innovator dilemma : sang penguasa pasar enggan melakukan inovasi > takut akan mengkanibal produk andalannya > kompetitor kecil melakukan inovasi radikal dan terus bergerilya mengembangkan pasar > saat pasar makin meluas, tercipta momentum peningkat penjualan dramatis produk milik kompetitor kecil itu > sang penguasa pasar baru sadar > kesadaran sudah terlambat > sang penguasa pasar megap-megap dan bisa mati.

Kini pangsa pasar aplikasi Android secara global sudah tembus 80%, jauh diatas Windows Mobile/Nokia yang hanya 4% dan Blackberry yang nyungsep di angka 1% (hello, blackberry).

Microsoft sejatinya enggan memberikan ijin ke Nokia untuk menggunakan Android. Itu seperti tamparan yang amat keras diwajahnnya (gigitan semut kecil itu amat pedih).

Namun mungkin tak ada pilihan lain bagi Nokia yang terus berjuang mengembalikan hegemoninya seperti saat 10 tahun silam. Saat saya dan Anda semua memakai produk mereka.

Banyak analis bilang : kalau saja Nokia mau membuang gengsinya dan memakai Android sejak dua tahun lalu, Samsung tak akan pernah sebesar sekarang (catatan : penjualan smartphone Samsung sekarang no. 1 di dunia, diatas iPhone dan puluhan merek lainnya).

Dan kembali disini kita bertemu kembali dengan salah satu pelajaran penting dalam ilmu strategi bisnis : pelajaran itu disebut sebagai “strategic decision making”.

Strategic Decision Making mungkin kepingan ilmu yang acap di-lupakan dalam pengembangan bisnis. Elemen sistem manajemen, budaya perusahaan dan inovasi lebih sering disebut-sebut sebagai kunci kesuksesan organisasi.

Namun seperti yang sering kita lihat dalam laga bisnis yang keras, “BUSINESS DECISION” acapkali merupakan kepingan yang amat mahal harganya.

Keputusan bisnis yang keliru bisa membuat perusahaan rugi hingga puluhan triliun rupiah, dan melenyapkan semua sistem manajemen, budaya perusahaan dan skills inovasi yang ada dalam perusahaan tersebut.

Keputusan Nokia untuk akhirnya menggunakan Android mungkin salah satu sampel “business decision” yang historik. Keputusan ini yang kelak mungkin akan menyelamatkan mereka dari jurang kematian yang terus mengintai.

Itulah dua keping pelajaran yang mau di-dedah-kan melalui kisah NokiaAndroid ini : yang satu tentang “penyakit innovator dilemma”, dan yang kedua adalah tentang “amazing value of strategic business decision”.

Bagi para pelaku bisnis – baik skala besar ataupun skala UKM – dua keping pelajaran itu amatlah relevan dipetik sebagai bahan perenungan.

Be bold in making innovation. Think comprehensively before making critical business decisions.

 

 

Coaching itu (Bukan) Percakapan Biasa

Posted in www.AntZInstitute.com

Coaching itu percakapan. Seorang coach yang mahir akan mampu mempraktikkan coaching sehingga seolah-olah ia adalah percakapan biasa. Namun sejatinya di dalam percakapan itu terjadi proses perubahan yang sangat halus. Serupa pengalaman saya ketika pertama kali melihat ayah saya memalu paku ke sebuah papan. Tampak ringan dan mudah. Begitu saya coba sendiri, hampir-hampir jemari saya pipih dibuatnya. Hehe..

Lalu, kapan sebuah percakapan dianggap sebagai coaching?

Pertama, coaching adalah percakapan dengan sebuah tujuan. Tujuan ini bisa secara eksplisit dinyatakan di awal seperti, “Dalam sesi kali ini apa tujuan yang ingin Anda capai?” atau lebih tersamar serupa, “Terus, kalau obrolan kita ada manfaatnya, apa yang mau lo dapet sekarang?” Percakapan yang tanpa tujuan bisa dipastikan bukan coaching, meski ia menyenangkan. Sisi lain, percakapan non formal yang oleh seorang coach ‘diarahkan’ untuk mencapai sebuah tujuan, bisa jadi sebuah coaching.

Kedua, coaching adalah percakapan yang berfokus pada klien. Ia bukanlah saling curhat. Sang coach mendengar, untuk memahami, dan membantu kliennya menemukan pemahaman baru. Bukan mendengar, lalu untuk menimpalinya dengan kisah kasih pribadi, sehingga malah kadang berbalik menjadi sesi curhat sang coach. Juga bukan sesi pemberian nasihat-nasihat bijak. Ups, bukan tidak boleh kita memberi nasihat. Hanya saja, itu bukan coaching, meskipun kerapkali mencerahkan juga.

Ketiga, coaching adalah percakapan yang berorientasi pada tindakan. Di akhir sesi, tidak saja klien merasakan sebuah rasa seperti semangat, lega, dsb, melainkan juga dibimbing untuk mengambil tindakan nyata. “Terus, kalau sekarang lo udah lega, apa yang mau lo lakukan di meeting nanti siang?” Atau, “Nah, saat ini Anda sudah bisa memilih mana keputusan yang akan Anda ambil. Lalu, apa yang mungkin menghalangi Anda untuk benar-benar mengambil keputusan itu? Dan apa yang akan Anda lakukan terhadap halangan itu?” Seorang coach tidak pernah membiarkan kliennya berhenti hanya di perasaan. Ia akan terus mengejar sang klien hingga pada rencana tindakan. Sebab tidak ada hal yang akan benar-benar berubah, sampai sesuatu benar-benar dilakukan.

Ini setidaknya beberapa ciri khas percakapan yang coaching banget. Nanti kalau ada lagi akan saya tambahkan ya.

 

NB: Artikel ini terinspirasi dari tulisan L. Michael Hall bertajuk “From Good Coaching to Great Coaching”, 4 Februari 2009.

 

 

Rumus Membuat Pembelajaran & Pengembangan

by Jack Zenger, Joe Folkman and Bob Sherwin

 

Bila Anda bertanya pada 100 orang tentang hambatan terbesar yang mereka hadapi dalam pemberian pembelajaran dan pengembangan, kami yakin 90 orang atau lebih akan merujuk pada cara untuk meningkatkan implementasi. Mereka tidak akan berbicara tentang konsep atau metode pembelajaran baru. Saat peserta keluar dari training dengan termotivisi, mereka kembali kepada pekerjaan mereka dengan segala tekanannya, yang terjadi adalah motivasi mereka terkikis dan komitmen terhalang. Sedikit atau bahkan tidak sama sekali, ilmu yang dipelajari tidak dapat diimplementasikan ke pekerjaan.

Mengapa hal ini terjadi? Mengapa ini menghantui kita semua?

Analisis kami menyarankan proses pelaksanaan yang baik dengan menggunakan empat unsur, yaitu:

1.      Motivasi diri peserta.

2.      Akuntabilitas pada satu atau lebih orang dalam organisasi untuk memastikan bahwa perilaku barudiimplementasikan.

3.      Visibilitas tentang apa yang sebenarnya terjadi ketika orang-orang kembali ke pekerjaan mereka.

4.      Penindaklanjutan yang mengharuskan orang untuk melaporkan apa yang mereka lakukandan menjaga komitmen "top-of-mind" mereka.

 

Rumus

I = M x A x V x F

 

 Implementation

"I" mewakili sejauh mana orang-orang kembali ke pekerjaan mereka dan benar-benar menerapkan apa yang mereka pelajari.

 

Motivation

"M" sama dengan motivasi pribadi dari pesertaBeberapa orang sangat termotivasi untuk sukses dan terus berkembangPerubahan pribadi dimulai dengan dorongan batin untuk menjadi lebih baikSeseorang sulit berubah jika mereka tidak termotivasiOleh karena itu, jika elemen ini nol atau rendahtidak mungkin akan terjadi banyak implementasiPara pemimpin yang paling baik, bagaimanapun, terus mencari cara untuk meningkatkan kinerja mereka dan menjadi contoh yang mendorong orang lain bersama dirinya.

 

Accountability

"A" mewakili akuntabilitasBerikut merupakan satu insight pentingdimana dalam kebanyakan organisasi tidak ada yang bertanggung jawab untuk menerapkan apa yang diajarkan dalam program development.

 

Visibility

"V" mewakili keadaan yang dapat dilihat atau  diamati (visibilitas). Dalam beberapa kasus, manajer mungkin berada dalam situasi untuk mengamati visibilitas. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat membuat customer call dengan salesperson (yang telah mengikuti training), sehingga dapat melihat apakah ada implementasi dari program pelatihan penjualan. Manajer penjualan tersebut dapat mendengarkan dan memonitor costumer call dan dapat mengevaluasi apakah ada penerapan keterampilan telepon yang baru dipelajari.

 

Follow-Up

"F" atau disebut follow-up. Salah satu bahan utama untuk pelaksanaan setiap pembelajaran dan pengembangan adalah rajin menindaklanjutiJika pembelajaran hanya sebuah acara dan bahan diletakkan di rak untuk dilupakan, maka skill atau informasi ini tidak akan terlaksanaKecepatan dan tekanan pekerjaan akan mengkikis motivasi peserta.

 

Kesimpulan

Mengapa implementasi yang tidak terjadi? Dikarenakan adanya sekat dalam formula/rumus ini. Dengan memperbaikinya, kami yakin solusi yang baik akan ditemukan.

 

Sumber: http://zengerfolkman.com/wp-content/uploads/2013/05/ZFA-Formula-Making-Learning-Stick.pdf

 

 

Cara belajar efektif dan mudah paham

sumber: http://www.pemimpinremaja.com


1. Belajar tanpa Mood

Belajarlah karena kesungguhan kita untuk berubah, jangan belajar hanya dengan berlandaskan mood saja. iya kalau pas nice mood, la kalau pas bad mood kita jadikan alasan untuk kita tidak belajar, saya berani jamin ilmu yang anda pelajari akan sama halnya dengan air yang menetes di lapangan panas, sangat mudah menguap. Jadi jangan pernah belajar berdasarkan mood ya kalau ingin hasil yang memuaskan.

2. Belajarlah di manapun anda suka

Carilah tempat yang nyaman dan dapat menenangkan pikiran kita sewaktu belajar, dengan keadaan yang nyaman kita akan lebih mudah dalam memahami materi.

3. Jangan belajar terlalu banyak ketika akan ujian

Inilah sebuah doktrin yang saya rasa sangat keliru, "kamu harus belajar sungguh-sungguh, besok ada ujian"..kira-kira teman-teman sudah mendengar ocehan yang seperti itu? Ini adalah kesalahan, sebenarnya ketika akan ujian itu kita gunakan untuk merehat otak sekejap, justru pas hari-hari biasalah kita harus sungguh-sungguh. Sistem KS (kebut semalam) sangat merusak cara berpikir kita, karena hanya akan menimbulkan tekanan bukan pengetahuan.

4. Belajar sambil diskusi

Belajar secara kelompok memang dimaksudkan agar seseorang yang kurang mampu memahami materi bisa berdiskusi dengan orang yang sudah paham. Sehingga pertukaran ide terus berjalan, yang pintar tidak semakin pintar, begitu pula yang bodoh tidak semakin terperosok. Semua bisa menjadi seimbang.

5. Belajar dengan diiringi musik

Musik memang bisa meningkatkan konsentrasi kita dalam belajar, namun hal ini tidak selalu terjadi pada setiap orang. Ada beberapa orang yang malah suka keadaan yang hening. Jadi, jika musik bisa membantumu berkonsentrasi, just listen it :)

6. Jangan hanya menghafal

metode menghafal mungkin bisa menyukseskan kita dalam mencari "nilai-yang-baik", namun apakah pengetahuan kita bertambah? tidak. Pahamilah materi dengan mempelajari konsep-konsepnya, bagaimana hal itu bisa terjadi, mengapa, apa selanjutnya, begitulah cara berpikir yang harus dikembangkan meskipun memakan waktu yang cukup lama. Sehingga kita akan tahu betapa indahnya Ilmu Pengetahuan itu. Dalam film 3 idiots, ada sebuah quotes yang sangat mengena: "Dengan menghafal, kamu bisa menghemat waktumu selama 4 tahun di universitas, namun kau telah menghancurkan 40 tahun hidupmu kedepan"

7. Jangan malu-malu untuk bertanya

Bila kita ada yang belum paham mengenai materi yang diajarkan, cukup dengan acungkan jari dan bertanyalah kepada bapak/ibu guru, jangan malu bertanya bila kita tidak bisa, jangan jadikan gengsi "takut dibilang lambat oleh teman2" sebagai alasan, karena hal yang seperti itu tidak masuk akal!

 

8. Coba dan Gagal (Trial and Error)

Dalam hidup ini, gagal adalah teman kita juga, jadi jangan pernah menghindar darinya. Kita terjatuh, untuk apa? agar kita tahu bagaimana cara untuk bangun. Kita tidak akan pernah tahu yang benar itu bagaimana jika kita tidak kenal dengan KESALAHAN dulu. Materi yang sesulit apapun, pasti akan bisa kita kuasai asal tidak ada kata menyerah memahaminya. Coba terus, gagal sudah biasa.

9. Cintailah mata pelajaran yang anda suka

Anda tidak bisa dalam fisika (misal), namun anda sangat mencintai pelajaran yang satu ini. Maka dengan kecintaan itu, suatu saat akan menjadikan anda seorang fisikawan hebat, karena sesuatu yang dilakukan sepenuh hati akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Sekarang tidak bisa, namun karena kecintaan tersebut anda mempelajarinya setiap waktu, tunggulah hingga mimpi indah tiba. You'll be the best, but wait until the time's coming on ^_^

10. Ingatlah tujuan utama kita sekolah

Tujuan utama kita sekolah ialah untuk mencari ilmu pengetahuan, bukan hanya menerima "Cara Untuk Memperoleh Nilai yang Baik" saja. Nilai tidak akan bisa mencerminkan kualitas seseorang, lihatlah kenyataannya. Tidak masalah kita ada di peringkat berapapun, yang terpenting ialah belajar bukan untuk mencapai kesuksesan..tetapi untuk membesarkan jiwa. ini merupakan Cara Belajar paling Efektif yang terus saya gunakan, karena saya yakin ilmu bukan sebatas CORETAN NILAI, tapi banyaknya kita berbagi kepada sesama.

11. Kunci semua metode belajar

Kuncinya terletak pada kesungguhan kita dalam berdo'a, karena saya masih ingat betul ada yang bilang kecerdasan seseorang 73% dari kesungguhan do'anya, sedangkan 27% dari belajar. Intinya do'a sangatlah penting, sebagai bentuk pasrah kita Kepada Allah. Namun belajar juga sangatlah penting, ingat! Tidak bisa mencapai 100% tanpa ada yang 27% tersebut.

 

 

10 Profesi yang Terancam Punah, Digantikan Mesin

KOMPAS.com — Dengan berjalannya waktu dan semakin canggihnya teknologi, pekerjaan yang biasanya dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia diprediksi akan tergantikan.

Menurut analisis dari Glassdoor, situs komunitas pencari kerja, otomatisasi akan meningkat drastis pada tahun 2033 mendatang. Pada saat itu, Glassdoor mengklaim sebanyak 47 persen dari pekerjaan yang ada saat ini akan diambil alih oleh tenaga mesin.

"Di masa depan, tampaknya kebanyakan dari pekerjaan yang ada saat ini, dari kasir keteller, akan diotomatisasi dan kebutuhan untuk orang sungguhan mengerjakan peran tersebut tidak akan diperlukan lagi saat teknologi sudah mampu dan mengambil tanggung jawab tersebut," kata Scott Dobroski, Ahli Komunitas Glassdoor.

Menurut Dobroski, ada beberapa jenis pekerjaan dengan keterampilan rendah, sepertitelemarketer, dapat digantikan dengan mudah oleh tenaga mesin.

Namun, pekerjaan yang membutuhkan kreativitas atau kemampuan sosial tinggi tidak akan tergantikan dengan mudah.

"Perencana pernikahan (wedding planner), sebagai contohnya, tidak berisiko untuk diotomatisasi seluruhnya karena kreativitas, komunikasi, dan kemampuan multitaskingdibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan," lanjut Dobroski.

Ingin tahu prediksi pekerjaan-pekerjaan apa saja yang bisa saja punah, tergantikan oleh tenaga mesin dalam beberapa tahun mendatang? Berikut 10 pekerjaan yang mungkin tergantikan, seperti dikutip dari Mashable.

1. Teller bank

Peran dari pekerjaan yang satu ini sudah mulai digantikan oleh mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Saat ini, nasabah bank dapat mengambil uang tunai, transfer dana, membayar tagihan, hingga membeli pulsa melalui mesin ATM. Melalui sebuah mesin khusus lainnya, nasabah pun dapat menyetor uang tunai ke rekeningnya.

Menurut Mark Gilder, Director of Distribution Strategy Citibank, saat ini setidaknya 85 persen pekerjaan teller bank dapat dilakukan di ATM.

Meskipun begitu, jenis pekerjaan ini masih belum digantikan oleh mesin sepenuhnya. Menurut Bureau of Labor Statistics (BLS) AS, tidak ada perubahan yang terlalu signifikan pada jumlah tenaga kerja ini hingga tahun 2022 mendatang.

2. Kasir

Kasir merupakan salah satu contoh lain pekerjaan yang dapat digantikan dengan mesin. Beberapa toko besar di AS dan negara-negara Barat lainnya sudah menyediakan sebuah mesin khusus untuk layanan mandiri para pembelinya.

Nantinya, para pembeli bisa memindai dan melakukan pembayaran secara mandiri melalui mesin tersebut. Hingga saat ini, mesin mandiri tersebut diketahui sudah berjumlah 430.000 unit di seluruh dunia, meningkat hingga empat kali lipatnya dari tahun 2008 lalu.

3. Resepsionis

Tugas menerima panggilan telepon yang biasanya dimiliki oleh resepsionis saat ini sudah mulai dikerjakan oleh mesin penjawab atau sistem asisten virtual. Salah satu sistem yang mulai terkenal adalah virtual receptionist.

Di negara dengan teknologi maju seperti Jepang, peran resepsionis bahkan sudah tergantikan robot sungguhan.  

4. Operator telepon

Sama seperti resepsionis, tugas penerima panggilan dari konsumen sudah mulai tergantikan mesin penjawab otomatis.

5. Tukang pos

Peran surat berbentuk fisik saat ini sudah tergantikan oleh e-mail atau surat elektronik. Selain lebih hemat, tidak menggunakan prangko, kertas, dan lain-lain, e-mail dapat terkirim hanya dalam hitungan detik saja.

6. Agen perjalanan (travel agent)

Beberapa tahun lalu, konsumen harus pergi ke agen perjalanan apabila ingin memesan tiket pesawat. Namun, kini konsumen dapat melakukannya sendiri melalui situs maskapai yang ingin digunakan.

Selain lebih praktis, konsumen dapat memilah sendiri, tiket mana yang paling murah.

7. Juru ketik

Peran juru ketik untuk masa depan diprediksi akan tergantikan oleh mesin atau softwarepengenal suara. Saat ini, para ahli dan perusahaan teknologi raksasa terus mengembangkan dan menyempurnakan sistem tersebut.

8. Reporter 

Dengan meningkatnya layanan blog dan media online, profesi reporter media cetak atau koran diprediksi akan terus menurun.

Perangkat lunak pun kini sudah mulai dapat digunakan untuk menulis artikel. Sebagai contoh, The New York Times menggunakan teknologi situs web semantik untuk membuat pengumuman pernikahan.

Alih-alih seorang reporter menulis berita pernikahan, para pembaca dapat memasukkan informasi sendiri melalui dunia maya, seperti informasi pengantin, pekerjaan, dan banyak lagi. Informasi tersebut nantinya akan diatur sedemikian rupa oleh sebuah perangkat lunak untuk dijadikan sebuah artikel pengumuman pernikahan.

9. Penginput data (data entry)

Peran pekerjaan ini dapat digantikan oleh software pengenal suara, sama seperti juru ketik.

10. Telemarketer   

Tidak berbeda dari resepsionis, peran telemarketer juga bisa digantikan oleh sistem mesin penjawab otomatis.

 

 

Pembelajar Dewasa

Siapapun yang tertarik untuk menjadi pelatih (trainer) di dunia kerja, perlu memahami apa yang diinginkan pembelajar dewasa dari pelatihan. Ya, what do adults want  from training? Bagaimana pembelajar dewasa ingin diperlakukan; senangkah mereka kalau diceramahi seperti mahasiswa; apakah pendapat dan gagasan mereka perlu didengarkan; suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan; apa yang mereka inginkan dari pelatihnya; apakah studi kasus merupakan cara paling efektif untuk membuat orang dewasa belajar; lalu apakah perlu diberikan tugas-tugas khusus; dan sejumlah pertanyaan lain bisa diajukan untuk memperoleh jawaban atas karakteristik pembelajar dewasa yang bekerja.

Pemahaman mengenai apa yang diharapkan oleh pembelajar dewasa dari sebuah pelatihan amatlah penting, agar pelaksanaan pelatihan bagi pembelajar dewasa tidak dijalankan berdasarkan pengalaman mengajar anak-anak sekolah menengah atau menguliahi mahasiswa/i di kampus. Pembelajar dewasa yang bekerja tidak suka diperlakukan seperti anak-anak yang harus menerima begitu saja segala sesuatu yang diajarkan kepadanya. Pembelajar dewasa yang bekerja juga tidak suka diperlakukan sebagai anak remaja yang harus diatur secara ketat oleh orangtuanya; atau diperlakukan seperti mahasiswa yang sedang ikut ujian di kampus untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya. Lalu apa yang mereka harapkan?

Studi tentang apa yang diharapkan oleh pembelajar dewasa dari sebuah pelatihan telah dilakukan lebih dari lima dekade. Dan dari sejumlah studi, pengalaman, dan pengamatan pribadi selama belasan tahun berkarier sebagai professional trainer dan belakangan sebagai trainerpreneur, dapat saya simpulkan beberapa hal berikut.

Pertama, pembelajar dewasa ingin diperlakukan sebagai (tentu saja) orang dewasa. Mereka bukanlah remaja dengan ukuran tubuh yang lebih besar. Mereka bukan mahasiswa/i yang takut tidak lulus ujian karena dosennya berpenampilan killer. Mereka adalah orang yang sudah mandiri; mampu menghidupi dirinya dan bahkan keluarganya; memiliki kematangan emosional dan mental (intelektual); punya keyakinan spiritual yang sudah matang. Meski hal ini kadang dianggap sepele, namun pelatih yang gagal memperlakukan peserta pelatihannya sebagai orang dewasa akan mendapatkan respons yang buruk.

Kedua, pembelajar dewasa ingin tahu bahwa pendapat mereka didengarkan. Jika mereka menyampaikan pandangannya, mereka ingin memastikan bahwa mereka didengarkan, diperhitungkan, dan tidak dianggap seperti pelengkap penderita. Karena itu ketika mereka bicara, pelatih yang baik perlu mengarahkan mata dan tubuhnya ke arah dia yang sedang berbicara.

Ketiga, pembelajar dewasa juga ingin dipandang sebagai narasumber. Mereka tidak suka dianggap bodoh dan tidak tahu apa-apa. Dan mereka memang tidak bodoh dan “kosong” seperti halnya anak-anak. Mungkin saja mereka tidak terlalu paham dengan berbagai istilah teknis pelatihan yang dibawakan oleh pelatih, namun pada dasarnya mereka juga memiliki sesuatu yang bernilai untuk dibagikan dalam kelas. Pelatih yang profesional justru acapkali memposisikan sebagian peserta di kelasnya sebagai narasumber dan tidak merasa terganggu dengan hal itu. Sementara pelatih yang masih kurang pengalaman kadang kala ingin menunjukkan dirinya sebagai satu-satunya narasumber dalam ruangan pelatihan.

Keempat, pembelajar dewasa ingin dilibatkan secara aktif dalam proses pelatihan. Mereka ingin menjadi aktornya, contohnya, pelakunya. Kalau ada diskusi, mereka menginginkan diskusi yang cukup terbuka dan menantang munculnya gagasan-gagasan baru. Ceramah yang satu arah bukanlah cara belajar yang diharapkan orang dewasa. Mereka tidak puas dengan jawaban-jawaban standar yang bahkan sudah dipersiapkan.

Kelima, pembelajar dewasa memberikan tanggapan yang terbaik dalam suasana belajar yang rileks dan suportif. Ini merupakan suatu hal yang krusial. Mereka tidak suka belajar dari suasana yang tertekan dan terlalu serius. Mereka juga tidak menikmati proses belajar yang mencekam di mana pelatih memainkan peran seperti atasan langsung yang galak dan penuh tuntutan. Suasana yang rileks dimana canda dan tawa sesekali terdengar, umumnya merupakan indikator yang baik.

Keenam, pembelajar dewasa menginginkan materi dan kegiatan belajar yang berhubungan dengan kebutuhan personal dan kebutuhan kolektif mereka sebagai pekerja. Umumnya materi yang dilatihkan diharapkan juga terkait dengan sasaran-sasaran kerja yang spesifik dan diharapkan perusahaan dari mereka. Orang yang bekerja dalam bidang penjualan langsung, misalnya, mengharapkan pelatihan penjualan yang mereka peroleh bisa menolong mereka mencapai tuntutan target penjualan. Mereka yang ikut pelatihan motivasi mengharapkan cara-cara praktis yang bisa mereka pergunakan untuk membangunkan gairah hidup dan antusiasme kerja saat diperlukan. Mereka yang ikut pelatihan kepemimpinan menginginkan petunjuk dan panduan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya secara lebih efektif.

Ketujuh, pembelajar dewasa menginginkan pemecahan masalah atas situasi-sistuasi nyata yang mereka hadapi. Orang dewasa senang mendiskusi kasus-kasus aktual, tetapi sepanjang kasus-kasus tersebut relevan untuk konteks pekerjaan mereka, cocok dengan budaya perusahaan, sesuai kultur Indonesia, dan bukan kasus yang berasal dari negeri antah berantah.

Kedelapan, pembelajar dewasa mengharapkan prinsip-prinsip dan gagasan yang bisa langsung dipraktikkan di luar kelas. Mereka mengikuti pelatihan untuk bisa melakukan pekerjaannya (atau hobinya) dengan lebih baik. Mereka umumnya tidak mengikuti pelatihan sekadar untuk menambah wawasan, sebab hal itu bisa diperoleh dengan membaca.

Kedelapan hal tersebut diatas pada dasarnya bertumpu pada hasil penelitian mengenai empat karakter dasar dari pembelajar dewasa, yakni: pertama, mereka mengarahkan dirinya sendiri (self-directed), sehingga tidak suka terlalu didikte dan diatur; kedua, mereka membawa serta pengalamannya (bring experience), sehingga ingin diberi kesempatan untuk aktif berbagi dan tidak dianggap bodoh dan tak tahu apa-apa; ketiga, mereka berorientasi pada masa kini (now oriented), sehingga relevansi dan kasus-kasus nyata menjadi penting; dan keempat, mereka berorientasi pada pemecahan masalah (problem-solving oriented), sehingga aplikasi yang konkrit menjadi penting.

Pada hemat saya, siapa saja yang bercita-cita menjadi pelatih, baik dalam peran sebagai internal/corporate trainer, terlebih lagi trainerpreneur, perlu memperhatikan (a) delapan hal yang diharapkan orang dewasa dari pelatihan; dan (b) empat karakteristik pembelajar dewasa tersebut di atas dengan saksama. Jika tidak, siap-siap saja menuai akibatnya. [*]

 

*Ditulis oleh Andrias Harefa, CEO MItra Pembelajar / Speaker, Trainer, & Penulis 40 buku Bestseller

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger