Malin Kundang, Pelajaran buat Anak atau buat Orang Tua?

On Wednesday, October 23, 2013 11:55 PM, Bukik Setiawan <bukik_psi@yahoo.com> wrote:

 

Apa yang anda ingat tentang kisah Malin Kundang? Ingatan masa kecil saya terpaku pada anak yang durhaka pada anaknya. Tapi sekarang berbeda

 

Maling Kundang pertama kali saya dengar itu ketika duduk di Sekolah Dasar. Ada kisah Malin Kundang di buku pelajaran. Mungkin anda juga mengetahuinya dari sumber yang sama, atau mungkin sudah tahu terlebih dahulu. Seperti kebanyakan anak kecil, imajinasi saya melayang ke jaman dahulu ketika Malin Kundang hidup. Saya membayangkan apa yang terjadi pada saat itu.

Saya membayangkan jadi peran anak dan merasa jengkel mengapa Malin Kundang begitu durhaka sama ibu kandungnya sendiri. Kok ada anak yang begitu tega melupakan ibu yang melahirkannya. Entah kesimpulan saya sendiri atau pelajaran yang disampaikan oleh guru, yang jelas pelajaran yang saya ingat adalah jangan jadi anak durhaka, nanti dikutuk jadi batu.

Sampai kemudian, saya menjadi bapak dari seorang putri bernama Ayunda Damai. Saya sebagaimana bapak yang lain, sayang sama putri saya. Dan sayang pada anak tidak semudah mengucapkannya. Sayang pada anak seperti sebuah perjalanan terjal dan berliku, ada saja kejadian yang menguji kesabaran saya sebagai seorang bapak.

Ketika masih bayi, saya dan mamanya bergadang untuk menjaga agar putri kami bisa tidur nyenyak. Tengah malam bangun, membuatkan susu, mengganti popok, bahkan sampai menggendong berjam-jam agar Damai bisa tidur tenang. Terlebih ketika di rumah kontrakan kami yang beratap asbes sehingga hawa panas menganggu kenyamanan Damai.

Ketika berusia setahun, Damai pun punya hobi yang menguras energi. Sebelum tidur, minta digendong bapaknya. Bukan gendong biasa yang diayun dengan perlahan dan tenang. Tapi digendong dengan iringan lagu rancak seperti Disco Lazy Time, diayun kesana-kemari sampai tertidur antara setengah sampai satu jam. Alhasil, badan pun basah kuyub karena keringat yang mengalir deras.

Ujian demi ujian buat kesabaran orang tua pasti tidak hanya saya saja yang mengalaminya. Orang tua lain pun mengalaminya meski mungkin bentuk ujiannya berbeda-beda. Tantangan terbesar yang saya rasakan adalah bagaimana mengelola kesabaran, bagaimana tetap memandang anak saya sebagai anak baik. Saya berbicara pada diri sendiri untuk meneguhkan keyakinan. Saya ubah lirik lagu yang menyatakan keyakinan saya bahwa Damai anak baik. Banyak lagi caranya.

Saya sayang anak saya bukan karena anak saya bersikap baik. Saya sayang anak saya bukan karena anak saya adalah anak hebat. Saya sayang anak saya bukan karena anak saya punya prestasi luar biasa. Saya sayang anak semata-mata dia adalah anak saya. Dia anak saya adalah alasan yang cukup buat saya untuk terus menyayanginya.

Ujian demi ujian tersebut ternyata kemudian juga mengubah sudut pandang saya. Saya pernah jadi anak, saya punya sudut pandang sebagai anak. Sekarang saya jadi bapak, saya punya sudut pandang sebagai bapak. Sudut pandang yang berpengaruh pada cara saya memaknai kisah Malin Kundang.

Sekarang ketika jadi orang tua mendengar kisah Malin Kundang, saya membayangkan posisi orang tua dan gemes sama sikap ibunya. Kalaupun marah, mengapa sampai mengutuk anaknya jadi batu. Menurut saya, kisah ini sebenarnya adalah kisah buat orang tua, sebenarnya adalah sebuah peringatan bagi saya sebagai orang tua. Sebuah peringatan untuk bersabar dan berprasangka baik pada anak.

Marah itu seperti api. Ketika kecil, kemarahan dapat membersihkan rumput-rumput liar. Tapi ketika tidak terkendali, kemarahan dapat membakar semuanya, termasuk hati seorang anak. Saya membayangkan, kemarahan orang tua yang berlebihan bisa membuat anak menjadi batu, setidaknya hati anak kita membatu. Seperti api yang membakar tanah lempung yang mulanya lunak menjadi begitu keras. Kemarahan yang berlebihan hanya akan menghasilkan sikap yang keras. Semakin sering dimarahi, semakin membatu hati seorang anak.

Dan saya tidak ingin anak saya jadi batu, pun tidak ingin hati anak saya membatu. Senakal apapun, sedurhaka apapun, seorang anak tetaplah anak kita. Ketika (hatinya) membatu, kita sebagai orang tua pasti yang lebih menyesal. Anak mungkin menyesal juga, tapi penyesalan kita sebagai orang tua akan jauh lebih mendalam. Semoga kisah Malin Kundang bisa jadi pelajaran bagi saya, bagi orang tua yang lain, untuk lebih bersabar, lebih penuh kasih sayang, dan tetapberprasangka baik pada anak. Amin.

Apa arti kisah Malin Kundang bagi anda?

 

 

Here's What I've Learned about Doing Business in Indonesia

On Behalf Of Bunaiya

 

 

That calls for a recap of what have I personally learned about doing business in Indonesia as a foreigner.

But first of all, a little bit about my background. I’ve lived in Indonesia for 2.5 years prior to which I was managing organizations in Cambodia and Estonia (my home country).

The idea for Indosight came when I was working at an Indonesian PR agency and started to get emails from my friends and network about doing business here. That’s when I realized that the biggest obstacle for foreign companies to enter Indonesia is the lack of adequate information. Someone had to solve this problem.

Here are my lessons of running a business in Indonesia for the past 2 years.

Jakarta traffic

Traffic in Jakarta is a nightmare. Live as close to your office as possible.

About living in Indonesia (as an entrepreneur)

Learn to like Jakarta

First months in Jakarta were tough. Jakarta seemed like a huge overcrowded mess. I was wondering why anybody would want to live here voluntarily.

And then bit by bit I started to see the benefits. Jakarta and its surroundings have ~30 million inhabitants. There are business opportunities literally and figuratively behind every corner.

To my surprise I also learned that Jakarta can be a very fun city. It has so many opportunities for recreation and going out. If you are looking for some nightlife tips, go check out Jakarta 100 bars website.

A common phrase you hear bules (a somewhat friendly word for westerners) say is ‘I cried when I first came to Jakarta and I cried when I left it. But for completely opposite reasons’.

And even if you are not into crowds of people or nightlife you better find another thing to like about Jakarta. Because that’s where business decisions are made. In most industries there’s no way to go around Jakarta.

 

Live close to your office

Once Indosight was big enough to employ full time staff we had to find a proper office space. We found one about 10km (1 hour commute with morning traffic) away from my apartment.

First thing I did – found a new apartment just across the street of the new office. It’s so close that it takes 2 minutes by car or 5 minutes on foot.

Not having to commute every day is a huge efficiency and energy booster. Now when I go around the city I go to meet clients. Every kilometer counts, find your office and home close to each other.

Learn about local culture

Getting few batik shirts and learning some Indonesian can get you far

Succeeding in meetings

Learn about local culture and language

Everyone says that Indonesian is one the easiest languages to learn. It’s probably true – it has very little grammar and you mainly just need to learn the vocabulary. Many words are adapted from Dutch or English.

That being said, I shamefully admit that my Bahasa Indonesia is still far from being fluent. I get around but any toddler would still speak a more sophisticated language.

But even with my limited language skills I’ve learned how far it can take you. You see, Indonesia has a long history with foreigners coming to the country and not caring much about local people (shame on you, colonizers).

Don’t be one of those people. Show that you are genuinely interested in the local culture and people. Learn to introduce yourself in Indonesian. Have couple of good Batik shirts to impress the locals.

Figure out what are your favorite local foods (you can never go wrong with rendang or ipal) and know from which part of Indonesia they come from (usually from Padang).

A good place to learn Bahasa online is Memrise. It has plenty of Indonesian courses available, I even created one myself. Search for “Business bahasa Indonesia”.

Always go for the most senior person

This one is a critical lesson if you want to do business with big organizations.

Indonesian organizations have a very strict hierarchy. If you want to do business with them, always go to the highest ranked person you can reach. If you have a way to reach to managing director don’t even talk with anyone below him or her.

Decision-making always happens from top to down. A lower level employee will never bring your topic to his boss. Never. He’ll be too afraid to upset his senior.

Instead you need to talk with the boss directly and later he will direct you to one of the subordinates once the decision has been made.

And while at the meetings, always focus on the most senior person in the room. Make sure he or she feels you are in the same league.

 

LinkedIn helps when cold calls and emails don’t work

Email can be a very effective communication tool in Indonesia. But only after you have an established relationship with the recipient.

Cold calling and emailing is very hard. People are naturally skeptical and will place you to the same category with Tupperware and insurance salesmen.

So how you get that important person to meet you?

There are two ways – have someone you already know set you up or use LinkedIn.

Indonesians are crazy about social media and I’ve got countless meetings by just sending people a direct LinkedIn message. It works both with local and international businesses and even with people in their 60s.

 

Talk about money

When doing business in Indonesia there’s really only one thing that matters – money. Don’t make the mistake of being too subtle about it.

Already at the first meeting make sure the people you meet are very clear about what’s in it for them. How much money will what you offer make to them?

If there’s anything else that has importance next to money it is pride. Don’t be surprised if your prospective business partner suddenly takes out photos of himself and the president or any other VIP. Indonesians like to show off. Give them the opportunity to do so and make sure they know how impressed you are.

Traveling with colleagues and friends

Finding good people is tough. Here traveling with some colleagues and friends.

Running a business

Be patient. Especially when government is involved.

Chatib Basri, Minister of Finance of Indonesia, joked recently at BKPM Investment Summit that so many Indonesian people are religious because they need to deal with government.

This pretty much sums it up – working with governmental institutions requires a lot of patience and often all you can do is pray that things will work out.

If you don’t want to solely rely on praying then the next step is to hire a consultant or lawyer to handle the government for you. Trust me; it saves you tons of money and time.

But even if government is not involved then Indonesians are naturally bureaucratic. It takes time to get things done. I’ve seen companies giving up because their bosses back in the West don’t understand it. Don’t make the mistake of not being patient. Patience will be rewarded with a huge market and abundant opportunities.

 

Finding good people to hire is tough

For the past 6 months I’ve been constantly hiring people for Indosight. We use all kind of channels there are – personal referrals, job portals, university alumni organizations,AIESEC. And still I’m only comfortable to hire about 1 out of 50 people that apply to Indosight.

The challenge is that even though there are a lot of people, only a small percentage of university graduates have the right skills and mindset to bring value to the company. And the war for such talents is tough.

Another note on salaries. Indonesians tend to have a strange way of thinking about how much they should earn. The calculations are usually based on how much money they need– for living, supporting family, impressing friends – and less about how much they bring to the company.

I personally prefer to focus on the fresh graduates of the big universities. Think University of Indonesia, UNPAD and the likes. And then be ready to put in a lot of hours to train your people.

Indosight content marketing

Content marketing is how Indosight is able to grow so fast.

How to be different from your competitors

Indonesian companies don’t understand internet

The single most important thing that allows Indosight to grow so fast is that we do internet better than our competitors.

I doubt there are many Indonesian companies that have full time people for both blogging and social media and they report directly to the management. We have and we are being rewarded for it.

When a typical Indonesian company thinks of online marketing they think of either spamming in social media or creating a flashy useless websites.

So invest in internet. That’s the fastest way to grow in pretty much any industry here and stand out.

Most of the world still doesn’t understand the size of opportunity in Indonesia

I was recently in Bali meeting some IT startups. I was impressed that none of those companies had even considered targeting Indonesian market.

You are in Indonesia and you spend all this time to compete in markets thousands of miles away?

Indonesian economy, despite its problems, will continue to grow faster than almost any big economy in the world. Millions of new people will enter middle class each year. Natural resources are abundant and there’s a lot of money to be made in moving up the value chain.

17,000 poorly connected islands mean that even when the big hubs get saturated there will be dozens of other areas with substantial size and wealth to target. Ever heard of Palembang? Gorontalo?

Indonesia is often called a sleeping giant. The giant is slowly waking up. You better make sure you are here on time. That time is now.

 

 

3 KUNCI MIRACLE MENINGKATKAN PENJUALAN MELALUI TELEPON

By Coach Yudhi

Sahabat yang Miracle, di Hari Selasa yang penuh Miracle ini penulis akan berbagi mengenai penjualan. SelaSALES Day ini seharusnya membangun antusiasme sahabat-sahabat Sales untuk melakukan penjualan dan mencapai target. Berbicara mengenai target, bagaimana pencapaian target pembaca di Tahun 2013 ini. Bagi sahabat sales yang telah mencapai targetnya, selamat untuk anda. Bagi sahabat Sales yang belum mencapai targetnya, selamat bagi anda juga karena anda telah menemukan beberapa metode tidak efektif sehingga di Tahun 2014 anda pasti mencapai target anda.

 

Di hari SelaSALES Day ini, penulis akan berbagi mengenai tips dan trik melakukan proses penjualan di telepon atau rekan-rekan Sales biasa menyebutnya telemarketing. Penulis sebenarnya tidak sepakat dengan penggunaan istilah tersebut, penulis lebih memilih TELESELLING. Kenapa seperti itu? Marketing dan Selling adalah 2 (dua) proses yang berbeda. Proses Marketing berorientasi menemukan Leads sebanyak-banyaknya dan proses Selling adalah mengubah Leads yang diperoleh dari proses marketing menjadi Customer atau pelanggan.

 

Sahabat yang Miracle, Beberapa bulan yang lalu penulis pernah berdiskusi dengan rekan-rekan KOMISI Phinisi yang membahas topik penjualan melalui telepon. Berdasarkan pengalaman dari rekan-rekan KOMISI Phinisi efektivitasnya cukup tinggi jika dibandingkan menggunakan sms, bbm. Ini tentunya adalah salah satu peluang yang baik ketika proses TELESELLING ini dilakukan secara tepat.

 

Berbicara mengenai TELESELLING, penulis teringat dengan beberapa agen asuransi dari perusahaan perbankan yang menghubungi penulis untuk menawarkan jasa perlindungan asuransi kesehatan. Sayangnya proses TELESELLING yang mereka lakukan adalah 100% berbasis Sales Script dan Standar Operasi yang diberikan oleh perusahaan mereka. Di awal menghubungi, kebanyakan dari mereka telah memberi kesan buruk melalui telepon.

 

Berdasarkan pengalaman ini, penulis ingin sharing mengenai #3 Miracle Key Penjualan melalui telepon.

 

Miracle Key #1. 10 Detik Pertama.

10 Detik pertama saat calon Customer mengangkat telepon adalah saat yang paling memberikan pengaruh. Kebanyakan sales memanfaatkan 10 detik pertama ini dengan tidak tepat. Jika anda seorang sales, apakah 10 detik pertama anda memunculkan perasaan santun pada Customer anda dengan mengatakan, “Permisi Pak, Maaf mengganggu waktu anda. Saya....... dari perusahaan .......... ingin menawarkan.....”. Hampir semua sales yang menawarkan produk kepada penulis melakukan hal serupa ini untuk mengesankan mereka adalah orang yang santun.

 

Sayangnya pernyataan yang mereka bangun bisa memberikan dampak yang sebaliknya bagi para sales. Tanpa disadari mereka telah memasukkan sugesti ke benak calon Customer mereka bahwa mereka telah mengganggu Customer mereka.

 

10 detik pertama dalam proses TELESELLING adalah proses membangun impresi dan kesan positif bagi calon Customer. Di dalam 10 detik pertama ini, hal utama yang harus dilakukan adalah memberikan Big Promise bagi Customer. Big Promise ini bisa dirancang seperti dengan elevator speech. Big Promise ini harusnya hanya terdiri dari 1 atau 2 kalimat dan tidak lebih dari 20 detik saja.

 

Contoh sederhana adalah, Selamat Siang, Saya Danish dari perusahaan X. Ijinkan saya menyampaikan informasi penting bagi perusahaan Bapak dalam 19 detik. Setelah itu bapak bisa memutuskan melanjutkan pembicaraan atau memutuskan pembicaraan. Kami dari perusahaan X dapat membantu bapak melakukan penghematan proses cetak dokumen di perusahaan bapak hingga 70%.

 

Mengajukan Big Promise akan membuat rasa penasaran calon Customer untuk menggali lebih detil. Ini akan membuat anda dapat peluang efektif untuk menggali lebih detil kebutuhan Customer yang anda sesuaikan dengan produk yang anda tawarkan. Anda tidak perlu memberikan semua informasi secara detil mengenai semua produk dari perusahaan anda.

 

Miracle Key #2. Bangun Rapport Dengan Baik

Rapport adalah kunci penting keberhasilan proses penjualan. Rapport adalah proses harmonisasi dan membangun keakraban secara instan dengan calon Customs. Rapport tidak hanya dilakukan saat anda bertemu langsung dengan Customer anda. Ditelepon pun anda harus membangun rapport secara efektif.

 

Pada dasarnya proses rapport ada 2 tahapan, yaitu Pacing dan Leading. Pacing adalah proses seorang sales berbicara menggunakan pola dan dunia Customer. Dalam tahapan ini, seorang sales harus melakukan proses penyamaan dengan dunia Customer. Proses penyamaan adalah fondasi utama dari Rapport. Tad James dalam NLP Practitioner Training saat menjelaskan mengenai rapport mengatakan, “People Iike because they are Iike”. Setiap orang menyukai orang lain karena memiliki kesamaan dengan orang tersebut.

 

Pada proses TELESELLING, anda tidak perlu membangun kesamaan melalui fisiologi tubuh, melainkan anda dapat membangun kesamaan melalui auditor. Anda dapat membangun kesamaan baik dari sisi intonasi suara, cepat lambatnya berbicara. Anda tidak perlu mengubah cara berbicara anda persis sama dengan calon Customer anda karena saat anda lakukan hal tersebut maka calon Customer anda akan mengetahui dan mengesankan anda sedang mengolok cara berbicara calon Customer anda.

 

Lakukan proses penyamaan intonasi suara, cepat lambatnya berbicara dengan Elegant. Saat anda telah melakukan hal tersebut, maka langkah berikutnya adalah leding. Anda bisa melihat siapa yang secara bawah sadar memberikan persuasi dalam pembicaraan dengan menguji apakah proses leding telah berlangsung atau belum. Anda dapat melakukan hal tersebut dengan cara mengubah intonasi suara anda, dan saat calon Customer anda mengikuti pola intonasi suara anda tanpa ia sadari maka anda telah melakukan leding dan memberikan dominasi secara bawah sadar pada calon Customer anda.

 

Miracle Key #3. Sales Script.

Dalam salah satu milis, penulis pernah membaca sharing mengenai seorang sales yang menawarkan program TV Kabel ke salah satu anggota milis. Sayangnya orang tersebut telah berlangganan tv kabel tersebut. Sales ini mungkin merasa bahwa secara Standar Operasional Prosedur ia harus menjelaskan hingga tuntas maka ia memaksakan diri untuk menjelaskan secara detil mengenai program tv kabel tersebut walaupun Customernya ini telah beberapa kali mengatakan bahwa ia telah berlangganan tv kabel tersebut.

 

Sales script adalah salah satu hal penting dalam melakukan proses penjualan terutama untuk proses TELESELLING. Sales yang penulisceritakan sebelumnya pastinya telah menggunakan sales script untuk melakukan penjualan.

 

Banyak sales yang salah paham mengenai penggunaan sales script. Sales script tidak didesain secara kaku. Dalam penerapan sales script, fleksibilitas tetap dibutuhkan karena seorang sales akan menemui calon Customer yang beragam.

 

Selain masalah fleksibilitas, biasanya seorang sales menggunakan sales script yang didesain oleh perusahaan. Ini sebenarnya adalah hal yang baik dan tentunya jauh lebih baik ketika seorang sales mampu memodifikasi sales script perusahaan sesuai dengan karakter sales tersebut. Ketika sales script itu dipersonalisasikan maka yang terjadi adalah sales tidak terkesan seperti robot dan terkesan menghapal. Selain itu seorang sales pun dapat menikmati setiap proses penjualannya.

 

Selain itu dalam proses TELESELLING, Sales Script sebaiknya memiliki berbagai respons atas keberatan Customer sehingga Sales bisa melakukan konversi keberatan Customer menjadi penjualan.

 

Demikian #3 Miracle Key dari Proses Penjualan melalui telepon. Sukses dan Miracle untuk sales yang mengoptimalkan semua media yang ia miliki untuk meningkatkan proses penjualan. Di akhir Tahun 2013 ini selamat menjadi Sales Juara dengan meningkatkan dan mengupgrade kemampuan dan keahlian penjualan. Sales juara adalah sales yang peka terhadap potensi dirinya.

 

Sedangkan sales gagal hanyalah seseorang yang gagal berkomunikasi dan peka terhadap yang terjadi di dalam dirinya. Karena itu, untuk melakukuan percepatan kesuksesan dan menghadirkan Miracle maka anda pun harus peka terhadap semua sinyal-sinyal yang diberikan oleh Pikiran Bawah Sadar anda. Jangan abaikan sinyal tersebut, kelola dan tangani sinyal tersebut dan jadilah MIRACLE.

 

Tulisan ini pun dapat anda dengarkan dalam bentuk audio melalui Audio Kapsul Miracle Life Coaching. Audio Kapsul Miracle Life Coaching dengan topik ini akan direlease pada tanggal 18 Desember 2013. Kami akan menginformasikan ketika penulis telah merelease Audio Kapsul Miracle Life dengan topik ini.

 

 

WORKAHOLIC VS RESULTAHOLIC

 By Coach Yudhi

Sahabat yang miracle, selamat berWIRabUSAHA. Di hari WIRabUSAHA ini, ijinkan penulis sharing tips mengenai dunia kerja dan entreprenurship.  Topik di hari yang penuh Miracle ini adalah WORKAHOLIC versus RESULTAHOLIC

 

Sahabat miracle, dalam dunia kerja dan bisnis sering kali kita menemukan orang yang pekerja extra super duper keras. Seolah-olah ia hanya berfokus pada pekerjaan, pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan.

 

Adakah Siantar pembaca yang seperti itu? Adakah di antara pembaca yang mengalami kecanduan workaholic, Kebanyakan workaholic tidak akan mengakui dirinya sebagai seorang workaholic. Hal ini serupa dengan orang yang mengalami alkoholik yang tidak akan mengakui dirinya sebagai seorang alkoholik.

 

Bagaimana sich cara sederhana dan mudah untuk menentukan diri anda, bawahan anda, atau rekan kerja anda adalah seorang workaholic atau bukan? Untuk mengetahui hal tersebut, tanyakan hal ini pada orang yang anda curigai sebagai workaholic.

 

1.       Apakah anda bekerja lebih dari 55 jam dalam seminggu?

2.       Apakah anda membawa pekerjaan anda pulang ke rumah bahkan akhir pekan pun mengerjakan pekerjaan anda?

3.      Apakah anda di akhir pekan tetap masuk ke kantor anda atau melakukan pekerjaan anda?

4.      Apakah anda Sering melakukan panggilan telepon yang berkaitan dengan pekerjaan di malam hari atau akhir pekan?

5.      Apakah anda sering membicarakan pekerjaan anda bahkan dengan teman-teman anda?

 

Jika semua jawaban di atas adalah YA, maka anda atau rekan kerja anda telah terjangkit virus workaholic. Virus workaholic ini berbahaya bagi kehidupan anda. Hal ini dikarenakan virus ini akan merusak keseimbangan hidup anda.

 

Seorang yang sukses bukanlah seorang yang berorientasi hanya pada karier saja melainkan seseorang yang dapat menyeimbangkan seluruh area kehidupannya seperti kesehatan, rekreasi, spiritual, aktivitas sosial, keluarga, pengembangan diri. Semua area tersebut harus berkembang secara bersamaan untuk meningkatkan kualitas kehidupan anda.

 

Saat anda menjadi workaholic, yang terjadi adalah anda mulai mengabaikan area kesehatan anda. Apa yang terjadi ketika kualitas kesehatan anda mulai berkurang, maka anda pun akan dipaksa untuk beristirahat dalam jangka waktu yang lebih panjang sehingga berdampak bagi kesehatan anda.

 

Bagi anda atau rekan anda yang mengalami workaholic, tawarkan sebuah hal baru yang dinamakam RESULTAHOLIC. Workaholic dan Resultaholic merupakan dua hal yang berbeda. Workaholic berfokus hanya pada kerja, kerja, kerja dan kerja sedangkan RESULTAHOLIC berfokus pada hasil, hasil, hasil, dan hasil.

 

Ketika anda atau rekan anda memilih sebagai RESULTAHOLIC maka anda atau rekan anda akan mendapatkan lebih banyak waktu yang dapat dimanfaatkan untuk area lain dalam kehidupan anda, misalnya keluarga, aktivitas sosial atau aktivitas kesehatan. Selain itu anda pun akan mampu meminimalkan stres kerja anda.

 

Bagaimana cara untuk menjadikan diri anda atau rekan kerja anda sebagai RESULTAHOLIC? Ada 3 Langkah Miracle untuk menjadikan diri anda sebagai seorang yang RESULTAHOLIC?

 

Miracle Step #1. PASTIKAN NILAI RESULT ORIENTED ADA DI DALAM SALAH SATU VALUE/NILAI ANDA DALAM KONTEKS KARIER DAN PEKERJAAN.

Apakah anda tahu apa saja nilai-nilai yang menggerakkan aktivitas kehidupan anda? Berbicara mengenai nilai-nilai ini, saya ada kisah menarik mengenai seorang kawan. Kawan saya ini belajar mengenai Neuro Linguistic Programming (NLP) utamanya mengenai Values dari saya. Ia menjadi antusias dengan values ini dan kami melakukan sebuah eksperimen sederhana. Dalam konteks hidup, awalnya ia memiliki value spiritual, keluarga, aktivitas sosial dan karier. Karir berada pada posisi terbawah dari prioritas nilai-nilai yang membangun dan mempengaruhi kehidupannya.

 

Akhirnya saya membantu mengubah prioritas Value/Nilai nya dengan memposisikan Karir pada peringkat kedua teratas menggunakan Neuro Lingusitic Programming. Akibat dari hal ini adalah teman saya ini menjadi workaholic. Ia bahkan menjadi ekstra disiplin terhadap bawahan nya yang mengakibatkan hubungan dengan bawahannya menjadi tidak baik. Selain itu, keluarganya pun mulai mengeluhkan sikapnya yang mulai acuh terhadap keluarganya.

 

Perubahan nilai-nilai kehidupan akan memberikan dampak yang signifikan dalam perubahan sikap, perilaku, kebiasaan sehari-hari. Pengalaman hampir serupa pun terjadi saat dalam kelas Training Miracle Value Alignment yang saya lakukan pada sebuah Bank. Ada seorang karyawan yang memiliki nilai dasar dalam konteks karier adalah FUN, UANG, PENGERTIAN. Dari konteks ini saya menyarankan memindahkan Uang pada skala prioritas itu dan memindahkannya ke prioritas paling akhir dan memasukkan RESULT ORIENTED pada prioritas kedua. Akibatnya, terakhir bertemu dengan nya ia menceritakan sejak Kelas Training tersebut, produktivitas kerjanya menjadi meningkat dan prestasi kerjanya pun ikut meningkat.

 

Miracle Step #2. Temukan 20% Dari Proses Kerja Yang Memberi Dampak 80% Pada Keseluruhan Hasil Kerja

Hukum Pareto adalah salah satu hukum yang paling sering penulis informasikan, ajarkan, bahkan penulis terapkan dalam kehidupan penulis sendiri. Dalam hukum pareto, terdapat 80% aktivitas kerja yang memberikan dampak 20% pada keseluruhan hasil kerja. Selain itu hanya ada 20% proses kerja anda yang memberikan dampak 80% bagi keseluruhan hasil kerja.

 

Seorang Resultaholic akan menganalisa semua proses kerja dan menemukan 20% dari proses kerja tersebut yang memberi dampak 80%. Biasanya 20% proses tersebut berkaitan dengan Management kerja.

 

Bagaimana dengan 80% dari aktivitas kerja yang lain? Untuk 80% aktivitas kerja yang lain dapat anda ubah skala prioritas nya menjadi tidak penting untuk anda kerjakan setelah 20% aktivitas utama anda selesaikan. Selain itu anda dapat mendelegasikan 80% aktivitas tersebut ke bawahan anda, rekan anda.

 

Ketika anda mendelegasikan aktivitas tersebut, maka anda sepenuhnya dapat berfokus pada aktivitas yang berorientasi pada hasil.

 

Miracle Step #3. Prioritaskan Waktu Anda.

Saya yakin dan percaya anda pasti telah mendengarkan mengenai Time Quadrant yang merupakan pembagian waktu kerja berdasarkan skala prioritas kerja. Dalam Time Quadrant tersebut ada 4 area pekerjaan, yaitu penting dan mendesak, penting dan tidak mendesak, tidak penting dan mendesak, tidak penting dan tidak mendesak.

 

Area penting dan mendesak biasanya adalah hal-hal yang sifatnya darurat karena terjadi perubahan situasi kerja yang terjadi secara ekstrim. Selain itu, biasanya pekerjaan pada area ini adalah hasil dari penundaan untuk pekerjaan penting dan tidak mendesak. Kebanyakan orang menyukai bekerja di ujung deadline.

 

Mereka beranggapan pada saat berada di ujung deadline, kreativitas mereka meningkat. Ini terjadi karena pikiran bawah sadar melihat adanya ancaman dengan diri kita sehingga memunculkan kreativitas. Sebenarnya kreativitas tersebut tidak hanya bisa dimunculkan saat seseorang berada pada posisi kepepet dan terdesak, melainkan dapat terjadi dengan memanfaatkan konsep EmoButton.

 

Area Kedua adalah Penting dan Tidak Mendesak.  Ini adalah area ideal untuk semua aktivitas kerja yang memberikan dampak hasil yang signifikan. Optimalkan kerja anda pas area ini untuk meningkatkan hasil yang signifikan dan mengurangi beban stres yang dipicu dari pekerjaan anda.

 

Area ketiga, adalah tidak penting dan mendesak. Biasanya pada area ini terdapat hasil delegasi rekan kerja anda yang tidak mengenal 20% dari aktivitas kerjanya yang memberikan dampak. Anda sebisa mungkin menghindari delegasi tersebut.

 

Area keempat adalah tidak penting dan tidak mendesak. Ini biasanya aktivitas yang berkaitan dengan hal di luar pekerjaan anda. Anda pun disarankan untuk memberikan alokasi waktu yang khusus untuk area ini. Hal ini bermanfaat untuk mengurang stres kerja anda dan melakukan perubahan pola pada aktivitas sehari-hari anda yang dapat berpotensi munculnya perasaan bosan dengan pekerjaan anda.

 

Dengan melakukan 3 Langkah Miracle tersebut, maka anda telah melakukan transformasi dari WORKAHOLIC menjadi RESULTAHOLIC. Jadikan diri anda sebagai RESULTAHOLIIC dan jadilah pemenang dalam kehidupan anda.  Berbeda dengan RESULTAHOLIC, orang WORKAHOLIC memang memenangkan aktivitas kariernya, tetapi hanya berlangsung sementara karena akan ada area lain dalam kehidupannya yang membatasi dia. Akibatnya ia akan mengalami kegagalan dalam karirnya.

 

Seorang yang gagal hanyalah seseorang yang gagal berkomunikasi dan peka terhadap yang terjadi di dalam dirinya. Karena itu, untuk melakukuan percepatan kesuksesan dan menghadirkan Miracle maka anda pun harus peka terhadap semua sinyal-sinyal yang diberikan oleh Pikiran Bawah Sadar anda. Jangan abaikan sinyal tersebut, kelola dan tangani sinyal tersebut dan jadilah MIRACLE.

 

 

Gantilah 'Menulis' dengan 'Mencatat"

Posted in www.TeddiPrasetya.com

 

“Jika kata ‘menulis’ membuatmu ragu, gantilah dengan kata ‘mencatat’.”

Salah satu tetanda majunya peradaban adalah maraknya karya tulis. Karya tulis yang bermutu, penuh ilmu, rekam jejak perjalanan para guru. Apalagi kebiasaan menulis, adalah pasangan serasi dari kebiasaan membaca. Tak mungkin seseorang produktif menulis, jika ia tak rajin membaca. Meski, tak semua yang gemar membaca, gemar pula menulis. Maka menulis, memang merupakan tahapan belajar tingkat lanjut. Sebab kala menulis, seseorang merangkai apa yang ia pelajari menggunakan pemahamannya. Jadilah ilmu yang dibaca pas, sesuai dengan dirinya.

Di titik inilah, kita bisa mengevaluasi semaju apakah kiranya peradaban negeri ini kini. Tengok saja dari kebiasaan menulis rakyatnya. Adakah menulis telah menjadi bagian dari proses belajar?

Sejatinya ya. Sebab tak mungkin para pelajar tak pernah mencatat. Sebanyak apapun buku referensi bisa dibeli, seorang pelajar tetap perlu mencatat apa-apa yang penting, intisari dari apa yang ia pelajari. Maka silakan hitung jumlah catatan sejak seseorang belajar dari SD hingga kuliah. Saya jamin kita akan menemukan ribuan halaman catatan, yang bahkan banyak di antaranya dengan tulisan tangan. Belum termasuk tugas-tugas serupa paper yang dikumpulkan.

Maka apa lagi halangan bagi kita untuk menjadi seorang penulis? Bukankah bertahun-tahun kita belajar tak henti kita menulis?

Ah, tapi itu kan hanya tulisan kata-kata guru. Catatan biasa.

Lalu apa bedanya dengan para penulis produktif yang sejatinya pun menuliskan apa yang ia pelajari dari gurunya, lalu ia tambahkan dengan pemahamannya sendiri? Bahkan dari sejarah kita mengenal para ulama semisal Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang tak menulis melainkan hadits, tanpa pembahasan. Dan kita pun tahu, bahwa bahkan untuk menuliskan 1 hadits saja dalam kitab beliau, proses berpikir nan panjang telah dilalui. Sungguh, menuliskan apa yang kita pelajari pun, memerlukan pemikiran. Ia tak sederhana.

Maka menulislah, wahai saudaraku. Untuk mengikat ilmu. Untuk menyambung lisan gurumu.

Jika kata ‘menulis’ terasa berat bagimu, gantilah ia dengan kata ‘mencatat’. Bukankah kau telah mencatat ribuan lembar sepanjang hayat?

 

 

Business Moments of the Year 2013 : 4 Momen Bisnis Paling Historis di Tahun ini

On Behalf Of vmc_value@yahoo.co.id

 Sumber : http://strategimanajemen.net/2013/12/15/business-moment-of-the-year-2013/#more-1382

 

Momen bisnis historis apa saja yang telah terjadi di sepanjang tahun 2013 ini? Yang layak dikenang dan ditabalkan sebagai Business Moment of the Year 2013?

Peristiwa bisnis yang dramatis bisa mendedahkan berkeping pelajaran tentang strategi inovasi, siasat bisnis ataupun juga tentang tren masa depan. Juga tentang bagaimana kejadian bisnis itu telah ikut membentuk wajah peradaban dunia.

Maka di penghujung tahun 2013 ini, kita layak melakukan refleksi : mengenang memorable business moment apa saja yang telah terjadi di tahun ini.

Berikut daftar kejadian-kejadian bisnis historis yang layak dikenang di tahun 2013.

Ada dua kategori business moment yang mau diulik disini, yakni yang terjadi pada skala internasional ataupun juga di level nasional (dalam negeri).

Dalam skala global, salah satu babakan bisnis yang paling bersejarah di tahun 2013 ini adalah kejatuhan Nokia, yang kemudian resmi dicaplok oleh Microsoft.

Bulan September 2013 akan selalu dikenang sebagai sejarah muram oleh jutaan penduduk Finlandia. Sebab di bulan itulah, ikon kebangaan mereka yang telah berusia ratusan tahun, resmi dijual ke Microsoft.

Sejarah Nokia yang pertama kali berdiri di tahun 1871 (atau 142 tahun lalu) mungkin akan berubah secara signifikan setelah mereka di-akuisisi oleh raksasa pembuat aplikasi komputer.

Kejatuhan Nokia adalah kisah klasik yang selalu berulang dalam perang inovasi. Babakan historis ini kian meneguhkan kredo yang kudu terus dipeluk erat : either you innovate or die.

Tanpa kecepatan merilis produk baru yang inovatif, sebuah bisnis niscaya akan terkubur digilas roda kompetisi. Tanpa ampun. Tak peduli perusahaan itu adalah sang legenda seperti Nokia, Blackberry atau Kodak.

Kejatuhan tragis Nokia layak dinobatkan sebagai Business Moment of the Year 2013.

Peristiwan lain dalam skala global yang layak dikenang, juga dengan duka yang lirih adalah ini : kematian Winamp.

Pada bulan November lalu, Winamp resmi mengumumkan bahwa layanan mereka akan ditutup selamanya pada tanggal 20 Desember minggu ini. RIP Winamp (April 1997 – Desember 2013)

Pada masanya, Winamp adalah legenda. Siapa yang tak kenal namanya. Digital music berutang budi begitu banyak pada layanan pemutar musik MP3 ini.

Kotak aplikasi Winamp yang terkenal itu pasti telah banyak menghiasi laptop di segenap penjuru jagat. Jutaan orang mendengar alunan musik dari aplikasi ini. Thanks Winamp for your great contributions.

Itulah babakan bisnis historis yang terjadi dalam arena global. Lalu, apa saja peristiwa bisnis bersejarah yang terjadi dalam lansekap bisnis di tanah air?

Sejatinya, tidak ada peristiwa bisnis yang amat menonjol di tahun 2013 ini, dalam panggung bisnis nasional. Namun demikian, ada dua momen yang mungkin layak dikenang, sebab ia akan memberikan dampak dramatis hingga puluhan tahun ke depan.

Yang pertama adalah peristiwa diresmikannya jalan tol yang melayang di atas laut, di pulau Bali (pertama kali di Indonesia). Diresmikan pada September 2013, jalan tol ini membentang indah di atas laut pulau Bali yang sudah terkenal eksotis.

Pembangunan jalan tol itu dilakukan oleh konsorsium BUMN seperti Jasa Marga, Adhi Karya dan Hutama Karya. Semua dilakukan oleh insinyur-insinyur lokal, dan pembangunan selesai lebih cepat dari target waktu yang ditetapkan (sebuah prestasi yang layak di-apresiasi).

Beberapa kali saya melewati jalan tol di atas laut itu. Keren memang. Membuat bangga dan sekaligus menerbitkan optimisme akan masa depan ekonomi Nusantara.

Pembangunan jalan raya atau jalan tol itu pasti akan berdampak signifikan bagi ekonomi tanah air, khususnya lagi pulau Bali.

Sebab kita tahu, jalan raya + rel kereta api + pelabuhan adalah tiga pendekar sejati dalam pembangunan ekonomi bangsa. Bukan mal. Atau toko gadget.

Momen historis yang kedua baru terjadi minggu lalu. Tepat tanggal 9 Desember 2013, proses ground breaking Pertamina Energy Tower dimulai. Bismillah. Menara ini akan menjulang setinggi 99 lantai, 530 meter dan menjadikannya sebagai menara tertinggi ketiga di dunia (mengalahkan menara kembar Petronas juga).

Tak pelak, Pertamina Energy Tower yang dibangun di kawasan Rasuna Said Jakarta ini, kelak akan menjadi landmark baru Indonesia. Mungkin bisa jadi simbol kebangkitan ekonomi Indonesia yang akan menjadi nomer 7 dunia di tahun 2030 (menara Pertamina ini butuh waktu 7 tahun untuk selesai. Rencana akan diresmikan Desember 2020).

Dua momen bisnis tersebut, peresmian jalan tol yang melayang di atas laut dan menara Pertamina 99 lantai tertinggi ketiga di dunia, niscaya akan memberikan dampak dramatis yang amat panjang bagi wajah bisnis Indonesia di masa depan.

Demikian sejumlah babakan bisnis historis yang telah terjadi di sepanjang 2013 ini, baik pada skala global ataupun skala nasional.

Ada duka lirih yang menyelinap. Ada optimisme masa depan yang terus di-selebrasikan. Pada akhirnya, sejarah bisnis akan terus melangkah. Dan akan terus memberi jejak bagi perjalanan peradaban dunia.

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger