10 kalimat yang berefek melemahkan

1. Saya tidak mungkin melakukannya.
"Sebagai ciptaan yang paling sempurna, ada kekuatan luar biasa yang telah diturunkan langsung dari Sang Pencipta"

2. Saya tidak punya bakat.

Bakat? talenta?
Bakat "ada" karena apa yang biasa dilihat, didengar, dirasakan. manusia punya kuasa untuk menciptakan "bakat"!

3. Saya cuma lulusan SD.
"Yang jelas, pendidikan bukan penentu utama keberhasilan seseorang.
Jika tidak tahu, ya belajar.. simple kan?"

4. Lingkungan saya tidak mendukung.
"Keadaan bisa membuat berhasil tetapi bisa juga membuat gagal... Semua tergantung dari bagaimana cara melihat dan menghadapinya.."

5. Masa lalu saya hancur. "Dalam konteks ini,
ɑsɑ Ľαļυ adalah film lama. Lebih baik jika menyutradarai "film baru" yang ceritanya bisa dirubah seperti yang diinginkan yaitu "Masa Depan"....

6. Saya tidak punya kesempatan.
"Setiap orang diberi waktu yang sama setiap harinya: 24 jam. Kenapa hasilnya bisa lain? , Mereka yang 'berhasil' adalah mereka yang bisa melihat dan memanfaatkan "kesempatan" ini

7. Saya kurang beruntung.
"Jika keberuntungan memang sulit diusahakan, lalu kenapa tidak memintanya kepada Sang Pemberi Äñugêräh ?"

8. Saya Takut Sakit Hati lagi.
"Hati yang sempurna dan bijaksana adalah justru hati yang memiliki banyak bekas luka?"

9. Saya khawatir jika hasilnya mengecewakan.
"Yang paling penting adalah apa yang harus dilakukan jika ternyata mengecewakan orang lain?"

10. Saya takut salah.
"Nobody perfect! That's all.. . Mereka yang tahan terhadap dampak kesalahan yang pernah dibuat dan tidak pernah berhenti berusaha..
merekalah yang berhasil"

Sumber: Blackberry Broadcast 12 Jan 2013

 

10 Cara Memenuhi Resolusi Sehat 2013

Apakah Anda mulai setiap tahun membuat janji yang sama untuk meningkatkan kebugaran dan kembali memulai latihan rutin Anda, hanya untuk menemukan diri Anda kembali duduk di sofa saat Februari datang, resolusi Anda lama terlupakan? Jika Anda ingin memastikan ini adalah tahun Anda mencapai tujuan Anda, memeriksa ini 10 cara untuk tetap meraih resolusi kebugaran Anda.

Spesifik dengan tujuan

Banyak dari kita memulai setiap tahun dengan resolusi untuk 'fit'. Namun, tujuan yang tidak jelas dan tidak berwujud hampir tidak pernah dicapai, dalam rangka mencapai tujuan Anda, Anda harus spesifik tentang apa sebenarnya yang Anda inginkan dan bagaimana Anda bertujuan untuk sampai ke sana. Bagaimana Anda mendapatkan lebih bugar? Apa hasil yang Anda harapkan? Daripada memutuskan untuk 'menjadi fit', menetapkan tujuan spesifik dan terukur seperti 'Saya ingin mulai berolahraga tiga kali seminggu' atau 'Saya ingin mengambil bagian dalam perlombaan maraton 10k pada akhir tahun ini' sehingga Anda memiliki sesuatu nyata dan dapat mengukur kemajuan Anda.

Realistis

Meskipun Anda mungkin bermimpi memiliki tubuh seorang atlet atau bintang Hollywood atau berlari maraton Anda dua bulan dari sekarang, penting untuk bersikap realistis dan masuk akal tentang tujuan Anda dan pertimbangkan - mengingat tingkat kebugaran Anda saat ini dan waktu yang tersedia - Anda bisa melakukannya sepekan, sebulan atau setahun dari sekarang. Mungkin untuk tujuan yang tinggi tampak baik, namun menetapkan tujuan kebugaran yang tidak mungkin untuk dicapai hanya akan membuat Anda frustrasi dan putus asa dan menyebabkan Anda untuk meninggalkan tujuan Anda seluruhnya. Sebaliknya, pilih tujuan untuk kecil, melangkah dengan stabil dalam meningkatkan kebugaran Anda.

Mengatur langkah

Bahkan jika Anda telah menetapkan sendiri tujuan realistis sempurna - seperti menjalankan setengah maraton atau mencapai target berat Anda pada akhir tahun - ketika Anda pertama kali melihat tujuan Anda mungkin tampak sedikit luar biasa. Namun, dengan memecah ambisi Anda secara keseluruhan ke dalam 'tujuan mini' (seperti menyelesaikan perlombaan 5K atau menurunkan satu 1pon berat badan setiap minggu Anda tidak hanya akan membuat tujuan Anda tampak lebih terjangkau Anda akan memberikan diri Anda hal-hal tertentu untuk bertujuan untuk sepanjang jalan. Tuliskan rencana tindakan Anda - apa yang ingin Anda capai dan bagaimana Anda bisa sampai di sana, langkah demi langkah - kemudian beri tanda pada masing-masing 'tujuan mini' seperti yang Anda mencapainya, ingatlah untuk menghargai diri sendiri dan merasa bangga atas prestasi masing-masing.

Monitor kemajuan Anda

Penting untuk tidak membuat kesalahan penurunan berat badan saat memantau kemajuan Anda. Ingat bahwa otot itu sangat berat, jadi hanya karena Anda tidak kehilangan berat badan, tidak berarti gagal. Jika kehilangan lemak dan meningkatkan bentuk tubuh Anda adalah bagian dari tujuan kebugaran Anda, kemudian menemukan cara lain untuk menilainya , seperti mengukur lemak tubuh atau lingkar pinggang Anda. Namun,juga pentinguntuk memantau perubahan dalamkebugaran Anda serta bentuk tubuh Anda, mencatat perubahan tingkatenergi sertahal-hal yang nyata seperti peningkatan kecepatan, jarak, bobot,atau jumlah pengulangan.

Jangan membuat alasan

Selalu ada rintangan untuk mencapai tujuan, namun, daripada membiarkan mereka membuat Anda keluar jalur, hal yang penting adalah untuk mengantisipasi dan menangani mereka sejak dini. Pertimbangkan apa yang bisa menghalangi resolusi kebugaran Anda (kekurangan uang mungkin, atau kekurangan waktu) dan menuliskan beberapa solusi. Jika mencari waktu latihan adalah masalah, rencanakan sekarang bagaimana Anda bisa menyempatkan waktu latihan, misalnya dengan berjalan menuju tempat kerja atau berjalan pada jam istirahat makan siang Anda. Jika Anda khawatir tentang meningkatkan kebugaran mempengaruhi keuangan Anda, pikirkan cara Anda berolahraga atau dapatkan aplikasi kebugaran gratis yang dapat membantu Anda.

Cari bantuan

Hanya karena Anda telah memilih tujuan yang menantang, bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan bantuan untuk membuat mecapainya dengan sedikit lebih mudah. Sebelum Anda mulai berjuang menuju tujuan Anda, cari tahu apakah ada sumber daya di luar sana yang dapat Anda gunakan untuk membantu Anda, seperti aplikasi kebugaran, buku instruksional atau sejumlah perlengkapan. Jika Anda mampu membelinya, Anda bahkan bisa mempertimbangkan untuk mendapatkan pelatih pribadi yang dapat membantu Anda untuk memastikan Anda berada di jalur yang benar dan tetap termotivasi untuk mencapai tujuan Anda.

Berbagi tujuan

Untuk membantu meningkatkan motivasi dan berada di jalur tepat untuk resolusi kebugaran Anda, memberitahu orang-orang tentang tujuan Anda bisa sangat membantu, apakah Anda memilih untuk mengungkapkan rencana Anda kepada keluarga atau teman-teman atau memulai sebuah blog online. Semakin banyak orang yang Anda beritahu, Anda akan lebih berkomitmen untuk tujuan Anda, dan semakin banyak orang Anda harus mendukung Anda. Lebih baik lagi, mencari orang lain untuk melatih dengan untuk cara yang lebih efektif untuk meningkatkan motivasi Anda. Jika Anda tahu orang lain yang berjuang untuk tujuan yang sama maka mengapa tidak menjalankan ide bersama mereka? Atau, cobalah untuk menemukan orang-orang yang sependapat dengan bergabung di kelas kebugaran, tim olahraga atau klub lari.

Percaya diri

Mendapatkan dalam kerangka berpikir yang benar sangat penting dalam menentukan apakah bisa tahu tidak Anda mencapai resolusi Anda. Keyakinan pada diri sendiri dan kemampuan Anda bisa membuat Anda melangkah jauh, dan berangkat dengan pola pikir positif adalah penting. Namun, banyak dari kita mulai keluar dengan penuh keyakinan, kemunduran dan kegagalan segera dapat dikurangi, sehingga sangat penting untuk mengambil langkah-langkah untuk tetap termotivasi. Bangga dalam setiap prestasi kecil dan ingat bahwa setiap orang yang pernah mencapai sesuatu yang sulit mengalami sedikit kemunduran dari waktu ke waktu, jadi jangan biarkan hal ini mengganggu keberhasilan Anda. Cobalah simpan kutipan motivasi atau mantra untuk dorongan mental ketika Anda membutuhkannya.

Selalu ingatkan diri akan tujuan Anda

Untuk membantu tetap termotivasi ingatkan diri saat Anda melupakan resolusi, penting secara teratur mengingatkan diri sendiri mengapa Anda ingin mencapai tujuan Anda. Bayangkan diri Anda telah mencapai tujuan Anda sudah dan mempertimbangkan apa artinya bagi Anda. Apa yang akan Anda dapatkan dari mencapai resolusi ini? Bagaimana yang Anda rasakan? Hal ini penting untuk juga menetapkan tujuan untuk latihan setiap. Jika Anda tidak tahu mengapa Anda melakukannya, kemungkinan besar hanya pergi mengikuti saja dan Anda tidak akan mendapatkan banyak hasil, jadi pastikan Anda memberikan diri Anda sebuah tujuan untuk setiap sesi dan juga terus menyimpan tujuan utama Anda.

Lakukan dengan senang hati

Tidak peduli seberapa banyak Anda mencintai kelas kebugaran favorit Anda, DVD latihan atau rute lari, melakukan hal yang sama berulang-ulang akan membuat Anda bosan setelah beberapa saat (serta meminimalkan manfaat dari latihan Anda), dan ini adalah saat ketika alasan mulai masuk. Untuk membantu Anda tetap termotivasi dan bersemangat tentang resolusi Anda, cobalah untuk menjaga latihan tetap menyenangkan. Jika Anda biasanya pergi untuk jangka panjang setiap pagi, cobalah berbagai rute baru atau melakukan beberapa interval pelatihan. Atau ubah sepenuhnya dengan permainan olahraga atau kelas dansa yang energik.(fr/ml)

Sumber: plasamsn.com

 

 

10 Strategies for Developing Leadership

By.  Bro Yunus

Whether you are a corporate executive, manager, leader, chamber director or teacher, leadership is the highest skill you can bring to the table, especially in these challenging times. Although we hear the term "born leader" often, more often than not leadership skills are developed rather than discovered. Here are a few ideas for developing your leadership skills.
 
1. Have a vision.
 
One reason leaders influence people and organizations is that they have a clear picture of what they want for their business, chamber or project. People who leave no doubt where it is they are going attract followers.
 
2. Be aware.
 
A leader knows his own strengths and motivations, but also his limitations and challenges. A leader is aware of others' feelings, reactions, strengths and motivations. She is aware of what is "going on" around her.
 
3. Respond, don't react.

 
Reactions are emotion driven and often lead to inappropriate words or actions. Strong leaders choose instead to be thoughtful and measured in responding to challenges and crises.
 
4. Know your values.
 
Leadership requires self-discipline. Before one can discipline oneself she must know what she stands for in the first place. When you are clear on your values and your standards, and live by them, you become character driven rather than emotion driven.
 
5. Maintain a positive attitude.

 
One reason Dr. Norman Vincent Peale's book, "The Power of Positive Thinking," is still one of the best read books in the world is that we all want to be inspired to think positively and know the power of positive thinking. The leader knows how to generate it within himself and to broadcast it.
 
6. Be enthusiastic.
 
Along with positive thinking, enthusiasm draws people to you and your cause. Napoleon Hill says that enthusiasm is the steam that drives the engine. The great John Wooden said, "without enthusiasm you can't work up to your fullest ability." Enthusiasm can't be taught, but it can be caught. Catch fire and let others catch yours!
 
7. Speak well.
 
Tom Peters, in his book "Power," writes that "being able to speak effectively is real power" and recommends Toastmasters. There's a reason why this international organization of over 8000 clubs calls its training "Leadership and Communications." Leadership and effective communications go hand-in-hand. Join Toastmasters!
 
8. Listen well.
 
One of the most attractive skills we can develop is one of truly listening to others, because it says we care. Yet, experts tell us we hear only 70% of what others are saying. Learn to listen not just with your ears, but with your eyes and your heart.
 
9. Don't try to fix people.
 
Help people excel at what they are already good at. So advise Buckingham and Coffman in their book "First, Break All the Rules." The reality is that we don't all have the same potential and we can't all be everything we want to be. The leader recognizes the strengths of others and helps them develop those strengths rather than trying to make them something they are not.
 
10. Get your needs met.
 
What must you have in your life in order to be complete? We're talking needs, not wants, which are usually substitutes for our needs. We are told that most of our decisions in life are, at the root, needs driven. When you are not coming from a place of need, your integrity is intact and you are a more effective leader.

 

 

Dasar-dasar Terampil berbicara di depan umum

By.  Riris Theresia Siahaan

Apakah belajar Public Speaking begitu sulit ?
Kalau jawaban anda bahwa belajar Public Speaking itu sulit, tentu akan jauh lebih sulit lagi untuk melakukan Public Speaking ( Berbicara di depan umum ). Sebagian besar orang yang kesulitan berbicara di depan umum
( Public Speaking ) berasal dari cara berpikir yang kurang benar. Cara berpikir yang cepat sekali menvonis, menilai segala sesuatu itu benar atau salah, 0 atau 100. Cara berpikir konservatif seperti itu seharusnya ditinggalkan Peningkatan kecerdasan manusia yang terus menerus terjadi menyadarkan kita bahwa segala sesuatu itu relatif adanya. Di pandang dari sudut manusia, tidak ada nilai mutlak, tidak ada  benar semua atau salah semua..


Segala sesuatu yang akan anda lakukan bermula dari apa yang anda pikirkan. Demikian pula dalam hal Public Speaking. Ketakutan untuk Public Speaking bisa melanda siapa saja;muda tua dan apapun profesinya;pelajar, mahasiswa, sekretaris, guru, dosen, networker, agen asuransi, manager, direktur, pemilik usaha dan lainnya.

Adapun 4 Nilai dasar sukses yaitu :

  1. Mengerti  tujuan

Public Speaking adalah salah satu bagian dari komunikasi. Anda harus memahami bahwa tujuan komunikasi adalah supaya orang lain mengetahui apa yang anda sampaikan, melaksanakan apa yang anda mau, mengikuti apa yang anda katakan. Setiap profesi punya tujuan yang berbeda dalam Public Speaking. Tentu seorang MC punya tujuan yang berbeda dengan seorang Sekretaris, seorang Motivator dalam berbicara di depan umum. Begitu juga dengan seorang pelawak, guru, pemilik usaha, manager atau dosen. Jadi tanyakan pada diri anda, apa profesi anda dan apa tujuan anda berbicara di depan umum ? ( Public Speaking )

  1. Keyakinan

Tidak ada sesuatu apapun yang bisa berhasil dengan baik, jika tak ada keyakinan yang ada pada diri anda. Keyakinan bahwa anda bisa berbicara di depan umum sebenarnya anda sudah  50 % bisa berbicara di depan umum. Bagaimana cara anda meyakinkan bahwa anda bisa berbicara di depan umum ? Belajar melihat dari pengalaman orang lain, seperti saya misalnya.Lalu belajar dari pengalaman sendiri. Apakah anda pernah tahu bahwa saat anda lahir pertama kali di dunia, sesungguhnya anda hanya bisa menangis;sakit menangis, lapar menangis, kepanasan menangis, kedinginan menangis, ditinggal menangis. Saat itu yang bisa anda lakukan hanya itu saja bukan?. Tetapi waktu berjalan dan anda mulai meniru orang-orang sekitar anda berbicara, lalu perlahan tapi pasti, akhirnya anda bisa berbicara begitu lancar seperti hari ini. Public Speaking juga demikian, anda bertemu dengan mentor/guru yang tepat, lalu anda mulai belajar, tanamkan keyakinan dan saya pastikan anda pun akan bisa.

  1. Semangat

Tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang bisa berhasil tanpa adanya semangat. Bahkan anda lahir di dunia ini bukankah karena ada semangat?. Ketika semangat muncul di dalam diri anda, maka energi akan mengalir ke seluruh tubuh anda, dan sesaat kemudian tubuh anda mulai terasa hangat. Rasa hangat ini menandakan kehidupan terus berlangsung. Bandingkan sebaliknya saat anda bangun tidur, anda loyo, maka seharian juga akan loyo. Semangat dalam Public Speaking pun sedikit demi sedikit akan mengurangi rasa grogi, rasa gugup kita.

  1. Rasa gembira / bahagia

Bagaimana saatnya saat pertama kali anda jatuh cinta?
Saat pertama kali anak anda lahir ?,
saat pertama kali anda diterima bekerja dan sebagainya ? Jawaban sederhananya pasti muncul rasa senang/bahagia?.
Belajar Public Speaking juga begitu. Anda tidak akan pernah bisa mencapai hasil yang menggembirakan selama anda tidak gembira. Selama beban ketakutan, kecemasan, bayang bayang ditertawakan, dikritik, dicaci muncul dalam pikiran anda, selama itu pula sebenarnya anda akan kehilangan bahan-bahan yang anda pikir sudah anda kuasai. Anda harus pahami bahwa pikiran anda hanya memunculkan 1 hal dalam 1 waktu saat anda berpikir. Artinya anda punya pilihan ketika sedang berbicara di depan umum, takut atau bahagia ?. Saya sering katakan kepada murid-murid saya bahwa ketika mereka maju ke depan, lalu orang-orang menertawakan mereka, sebenarnya saat itu mereka sedang berbuat kebajikan. Ya karena bisa menyenangkan orang lain itu pun kebajikan. Bayangkan mungkin saja orang-orang tersebut sudah seminggu tidak tertawa karena bertengkar dengan pasangannya, stress karena putus cinta, baru dimarahin bos dan sebagainya.
Kalau anda bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, maka tentu kemajuan anda dalam segala bidang akan tumbuh begitu pesat.
Jadi tumbuhkan rasa gembira/bahagia saat anda melakukan apapun juga.

 

Empat Penyakit Mengintai di Musim Hujan

Sumber: plasamsn.com

 

Pada musim hujan, peningkatan kasus diare mencapai 34 persen. Yang paling tinggi flu dan batuk sekitar 42 persen. Trauma 5 persen, sementara asma 3 persen.

Pada musim hujan, peningkatan kasus diare mencapai 34 persen. Yang paling tinggi flu dan batuk sekitar 42 persen. Trauma 5 persen, sementara asma 3 persen.

Musim hujan sudah tiba. Banyak yang gembira menyambut derai hujan. Ada yang rindu bau tanah saat beberapa titik air terjun bebas dari langit. Musim hujan menyisakan dua persoalan yakni basah dan temperatur yang lebih dingin sekaligus lembap. Keadaan ini menjadi medium terbaik untuk berkembangnya kuman-kuman. Yang paling sering berkembang adalah rota virus dan entamuba coli.

Diare di Musim Hujan: 34 Persen“Air hujan mengalir, perlahan menggenangi permukiman. Kemungkinan septic tank tergenang meninggi. Bukan tidak mungkin kotoran ikut hanyut dan menyembul ke permukaan. Kotoran tersentuh tangan manusia, maka muncul penyakit,” terang dr Rachmat Sentika (56) dalam talk show “Selamatkan Jutaan Jiwa Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun” yang diprakasai Lifebuoy.

Musim hujan kerap diboncengi kuman stapilo coccus dan streptococcus. Dua kuman ini, menurut Rachmat, menyebabkan batuk dan flu. Kuman lain, Vibrio cholerae membawa potensi diare. Intinya, musim hujan identik dengan empat penyakit yakni diare, flu-batuk, asma, dan trauma.

“Pada musim hujan, peningkatan kasus diare mencapai 34 persen. Yang paling tinggi adalah flu dan batuk sekitar 42 persen. Trauma 5 persen, sementara asma 3 persen,” Rachmat menukas. Lalu apa yang dimaksud trauma? Begini, genangan air hujan sering membawa serta benda-benda tajam seperti batu, pecahan beling, atau bilah besi yang berkarat.

Benda-benda ini bertebaran di teras, halaman rumah, atau jalanan. Bahaya ini sering luput dari pengawasan ibu dan anak-anak. Terinjak kaki dan memicu bahaya lain yang lebih besar seperti infeksi. Contoh lain, lantai yang basah (atau tergenang) air hujan sering membuat anggota keluarga terpeleset. Insiden ini menimbulkan luka lebam sampai patah tulang.

Pusing di Musim Hujan: 59 PersenRachmat menyarankan enam langkah sederhana yang bisa dilakukan selama musim hujan:

1.Sering mandi dengan air hangat.Air hangat merangsang sirkulasi dan aliran darah. Manfaat lain, air hangat membuka pori, membuat tubuh lebih mudah dibersihkan. Uap air hangat diyakini bisa melegakan dahak.

2.Segera membersihkan tubuh dan baju setelah hujan-hujanan.

3.Cuci tangan pakai sabun.Cuci tangan berkorelasi kuat terhadap penyakit sampai 46 persen. Korelasi cuci tangan dengan penyakit di Indonesia bahkan mencapai 56 persen. Kasus diare dan flu menurun saat responden cuci tangan pakai sabun.

“Indikasinya, penelitian pada tahun 2010 di sekolah-sekolah. Angka absensi turun sampai 56 persen. Menariknya, kebiasaan ini harus dilakukan terus menerus agar psikomotor-nya terbiasa. Cuci tangan pakai sabun sehari lima kali selama 21 hari sudah cukup membangun kebiasaan sehat di rumah,” Rachmat menambahkan.

Ini diperkuat fakta baru dari Direktur Pusat Penelitian The Hygine Center London School of Hygiene and Tropical Medicine, Dr Valerie Curties, BSc, MSc, PhD. Menurut Valerie, risiko terkena diare pada anak-anak yang terbiasa cuci tangan dengan sabun menurun hingga 50 persen. “Sekitar 17 ribu jiwa di Indonesia setiap tahun terhindar dari diare dengan kebiasaan sederhana ini. Cuci tangan sebelum sarapan, bersantap siang, makan malam, setelah buang air besar, dan mandi dengan sabun,” demikian Valerie menggarisbawahi.

4. Lebih sering menggunakan baju hangat atau jaket.

5. Hindarkan kepala dari air hujan, gunakan payung.“Pakai jaket dan payung supaya tidak kehujanan. Terdengar sepele, ya?” celetuk Rachmat seraya membeberkan penelitian Dr Mark Connely dari Children’s Mercys Hospital and Clinic, Missouri Amerika. Penelitian Connely mengerucut pada kesimpulan, selama periode hujan, risiko anak-anak terserang sakit kepala melonjak hingga 59 persen. Sementara pada musim kemarau, risiko pusing anak-anak hanya 21 persen.

6. Pastikan lantai rumah selalu kering. Ini sebagai langkah preventif menghindari trauma.

Ternyata menjaga kesehatan di musim hujan itu mudah, ya? “Tambahan dari saya untuk para ibu. Menjaga kesehatan jangan hanya dilakukan di musim penghujan. Cucilah tangan Anda sebelum mengolah makanan, sebelum mengurus bayi dan menyusui, atau setelah bersentuhan dengan hewan,” beri tahu Rachmat. Ingat Bu, tangan salah satu pintu gerbang bagi penyakit.

“Tangan tercemar ketika kita memegang pintu, daun pintu di toilet, memegang gagang telepon, tombol-tombol di lift, kursi ruang tunggu, bersalaman dengan orang sakit, dan memegang uang,” pungkas Rachmat. Wah, ternyata uang bisa jadi sarang bakteri!

(wyn/adm)

 

 

============================================================================================================ 

 

Agar Anak tidak Mudah Diare, Simak Dulu Ini

 

REPUBLIKA.CO.ID, Saluran cerna merupakan organ paling penting pada tubuh. Masuknya makanan ke dalam tubuh membuat saluran cerna menjadi penghubung dunia luar dengan 'dunia' dalam tubuh.

Pada bayi yang baru lahir fungsi saluran cerna belum sempurna. Memasuki usia empat bulan barulah fungsi saluran cerna anak lebih sempurna lagi meskipun secara panjang ususnya baru setengan panjang usus orang dewasa.

Dr Iwan Hartanto, SpA dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, mengatakan, karena fungsi saluran cerna anak belum sempurna maka asupan gizinya harus diperhatikan benar dan hati-hati saat memberikan makanan pada bayi supaya anak tidak mengalami gangguan pecernaan.

''Perkembangan kesehatan anak pada masa awal kehidupannya juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan saluran cerna yang baik,'' kata Iwan.

Dr Muzal Kadim SpA, staf Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM, menjelaskan, enzim pencernaan pada anak di bawah usia setahun belum sempurna terbentuk, permukaan dalam usus atau mukosanya pun masih belum setebal mukosa orang dewasa.
Maka itu, makanan yang diberikan harus disesuaikan agar dapat dicerna dan diserap dengan baik. ''Bila tidak, akan timbul gangguan pencernaan seperti diare, kembung, muntah dan sakit perut,'' ujarnya.

 

 

Mempermalukan Orang Lain artinya Menghancurkan Harga Dirinya

By. Bro Yunus

Entah bagaimana berkecamuknya pikiran, benci, marah, kesal, bahkan geram atau mungkin sedih,

itulah ungkapan perasaan yang teraduk-aduk kita maupun orang lain ketika dipermalukan di depan

orang banyak. Siapa bilang orang yang telah terluka dapat dengan mudah melupakan apa yang

telah kita  perbuat padanya. Kemarahan yang telah kita umbarkan mungkin saja dapat dilupakannya

dan bahkan memahami kehilafan kita, tetapi ingatan akan goresan luka atas apa yang telah 
mempermalukannya tidak serta merta melebur bersama kecerian yang dibangun kembali. Seperti halnya

lubang-lubang pada batang kayu pohon akibat paku-paku yang dipukul oleh sebuah palu.

 

Mempermalukan orang lain di depan orang banyak bagaikan menebas pohon harga diri dengan sebilah

kapak tajam. Rasa malu, harga diri, kehormatan, harkat  diri, adalah sebuah rangkaian rumah bambu,

bila salah satu pengikatnya terlepas maka runtuhlah bagian lainnya. Tak mengherankan, bila banyak

tindakan kejahatan berawal dari bertumbuhnya rasa dendam atas keterpurukan harga dirinya. Kita

boleh saja tidak suka dengan tindakan orang lain, kita dapat saja tidak setuju dengan semua pendapatnya,

kita sah-sah saja mengecam perbuatannya, tetapi tak perlu kita mempermalukannya di depan orang

banyak meski posisi kita lebih tinggi darinya, bukan! Bagaimana pun juga kita tak memiliki hak untuk

melakukan tindakan tersebut. Cobalah kita bayangkan bila kita berada dalam posisi orang yang sedang

dipermalukan di depan orang umum tersebut, apa yang terpikir dan kita rasakan saat itu ? Renungkanlah

bahwa rasa malu dan harga diri kita tetap terjaga bila kita pun mampu menjaga rasa malu dan harga diri

orang lain, bukan! Setidaknya pelaku yang bertindak mempermalukan orang lain di muka umum telah 

menunjukkan perilakunya yang kurang terpuji di hadapan khalayak. 

 

Memang bagi kita atau orang lain adalah sebuah PILIHAN apakaha pilihan untuk sakit hati, ikhlas 

menerima perlakukan tersebut, kesal, benci atau bahkan dendam sekalipun, tetapi cobalah untuk 

memilih tidak terluka. Seperti Dr. Stephen Covey pernah berujar, "bukan perbuatan orang lain yang 

membuat kita terluka, melainkan penerimaan kita untuk terluka atas tindakan tersebut yang membuat 

kita terluka". 

 

Anggaplah memang dia tidak berniat untuk menyakiti kita, nilailah hanya perilakunya saja yang tampak

di kasat mata bukan niatnya yang tersembunyi (PISAHKAN PERILAKU DENGAN NIAT) dan jadikan itu sebagai 

masukan / feedback untuk kita menjadi lebih baik. Semoga dengan begitu hati kita menjadi lebih damai, 

bukan! (my)

 

 

Siput yg selalu memandang sinis terhadap Katak

Ada seekor Siput yg selalu memandang sinis terhadap Katak.

Suatu hari,..Katak yg sdh kehilangan kesabarannya akhirnya berkata kpd Siput:

Katak:
"Tuan Siput,..apakah aku tlah melakukan kesalahan,..sehingga kamu begitu membenci aku???"

Siput:
"Kalian kaum katak mempunyai. 4kaki dan bisa melompat ke sana ke mari,..Tapi saya mesti membawa cangkang yg berat ini,..merangkak di tanah,..jadi saya merasa sangat sedih."

Katak:
"Setiap Kehidupan memiliki penderitaannya masing2,..hnya aja kamu selalu melihat Kegembiraan aku..tetapi kamu tdk melihat penderitaan aku(katak)."

Ketika,..ada seekor Elang bsr yg terbang ke arah mereka,..Siput dgn cepat memasukan badannya ke dalam cangkangnya,..sedangkan Katak dimangsa oleh Elang.
Siput terharu...

Akhirnya Siput baru sadar,..bahwa cangkang yg ia miliki bukanlah merupakan suatu beban...tetapi adalah merupakan suatu Kelebihannya/Anugerah.

Utk itu nikmatilah kehidupan Kita,..tdk perlu Kita membandingkan dgn kelebihan org lain.
"Keirian Hati Kita kpd org lain hanya akan membawa lebih banyak penderitaan utk diri Kita Sendiri".

Rejeki tdk selalu berupa "Emas,Permata,Uang yg banyak,dan bukan pula saat Kita berada di rumah yg mewah dan pergi bermobil.

Rejeki sebenarnya adalah "Jiwa dan Hati yg Tenang dan Bahagia."
Karena Ketenangan & Kebahagiaan itu sangat Mahal sekali utk di dapat-kan.

Dan bukan Kebahagiaan yg menjadikan Kita ber-SYUKUR,..tetapi selalu ber-SYUKUR'lah yg membuat Kita Berbahagia.

 

 

LEC

 

FROM GOOD EMPLOYEE TO GREAT EMPLOYEE

P

ada saat ini, kita telah hidup di era teknologi dan informasi. Era teknologi dan informasi adalah era yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Bahkan kalau dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan yang ada saat ini, kita malah telah memasuki era yang lebih baru lagi - yang kalau boleh kita sebut yaitu era keagungan. Banyaknya muncul buku yang membahas tentang EQ, SQ yang ditinjau dari berbagai fungsi dalam suatu organisasi/perusahaan menandai era keagungan. Penggalian potensi dan hakekat manusia sebagai mahkluk yang paling sempurna dari ciptaanNya semakin dilihat dan digali. Kesalahan-kesalahan perlakukan terhadap karyawan sebagai manusia yang selama ini terjadi, semakin terkuak. Bapak Motivasi-Abraham Maslow sendiri sebelum meninggalnya menyadari bahwa piramida kebutuhan yang dikembangkannya akan lebih baik jika dibalik. Jadi, bukannya melihat manusia sebagai pertama kali, makhluk biologis, melainkan makhluk ruhani (Spiritual Capital, Danah Zohar & Ian Marshall, 2005).

 

Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dari ciptaanNya tidak hanya memiliki fisik/tubuh (bersifat tangible), tetapi juga memiliki hati, jiwa dan pikiran (bersifat intangible). Pada era industri, karyawan dipandang dan dikelola hanya sebagai asset (tangible). Sebagai salah satu asset, ia hanya dikelola layaknya asset-asset yang lain. Ia hanya dinilai dari konsumsi dan produktivitasnya. Di era teknologi informasi dan era keagungan-tidak efektif lagi jika karyawan dikelola dengan cara-cara yang sama dengan di era industri. Hal-hal yang bersifat intangible dari karyawan harus mendapat perhatian yang lebih besar. Kegagalan dalam pengelolaan karyawan untuk menyentuh hal-hal yang bersifat intangible dapat mengakibatkan “pengkebirian atau pengekangan potensi besar manusia”.

 

Di era sekarang, jika perusahaan ingin unggul maka dibutuhkan kecepatan, inisiatif, kreativitas, integritas dan tanggung jawab yang tinggi dari setiap komponen yang ada di dalamnya. Karyawan perlu dikembangkan tidak hanya menjadi baik (good) tetapi menjadi hebat (great). Setiap orang yang ada di dalam perusahaan sudah seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar atas pekerjaan dan hasilnya. Pusat kontrol harus sudah diserahkan kepada setiap individu karyawan, bukannya lagi pada para atasan seperti halnya yang terjadi di era industri. Karyawan mampu melihat bahwa pekerjaan adalah anugerah bagi dirinya – bukan beban, bukan bersifat transaksional semata antara si pekerja dengan pemberi kerja. Bekerja dengan tulus dan ikhlas karena ia sendiri telah menemukan God Spot dengan penciptanya. Kualitas akan hal ini akan berdampak pada motivasi kerja karyawan yang tinggi. Para atasan tidak perlu lagi repot-repot memberikan motivasi kepada para bawahannya.

 

Penemuan makna dan nilai-nilai dari kemanusiaan karyawan perlu terus digali. Visi individu karyawan perlu diketahui dengan baik. Tanpa kejelasan terhadap visi individu karyawan apalagi jika dilakukan pemaksaan terhadap pencapaian visi organisasi/perusahaan kepada karyawan hanya membuat karyawan semakin prustrasi. Karyawan akan kehilangan cita-cita luhurnya dan akan menjadikannya kembali seperti robot dan bersikap reaktif. Pada akhirnya, perusahaan akan kehilangan potensi terbesar dari setiap individu karyawan.

 

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mulai menggali potensi terbesar manusia agar mampu menjadi great employee:

 

Refleksi Diri

Setiap kita, perlu melakukan refleksi diri untuk melihat ke dalam dan mencari tahu siapakah diri kita sendiri sebenarnya. Mengetahui nilai-nilai yang terpenting dalam hidup, menjalani nilai-nilai tersebut sebagai dasar untuk berpikir, bertindak dan berperilaku untuk mencapai visi pribadi dan organiasasi/perusahaan. Hanya dengan demikianlah hakekat kemanusiaan akan terbebaskan, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual serta kualitas kerja yang tinggi dapat tercapai.

 

Bertindak Sesuai Suara Hati

Suara hati pada dasarnya adalah positif dan benar, tetapi ia sering kali terabaikan dan lama kelamaan tumpul. Hiruk pikuk dunia yang penuh dengan persaingan, perhitungan untung-rugi, saling curiga dan menyalahkan membuat suara hati semakin dalam terkubur dan akhirnya tidak mampu terekspresikan menjadi suatu tindakan kecil yang penuh arti bagi dirinya, orang lain dan lingkungan.

 

Meningkatkan Kepedulian

Dunia ini diciptakan bukan untuk satu generasi, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Begitu juga perusahaan yang didirikan pada dasarnya untuk jangka waktu yang panjang. Kepedulian tentang kehidupan generasi yang akan datang tentu tidak merusak situasi yang ada saat ini kalau pun tidak memperbaikinya. Ciptakanlah iklim untuk peduli dengan orang lain, bawahan dan lingkungan yang baik.

 

Menjadikan Perbedaan sebagai Kekuatan

Perbedaan pendapat, agama, ras, skill haruslah dipandang sebagai suatu kekuatan yang perlu terus dikembangkan, bukannya dihindari. Penyeragaman pola pikir dan penghindaran konflik yang sering terjadi di dalam organisasi/perusahaan menyebabkan hilangnya kreativitas, penemuan ide dan cara-cara baru. Masih ingatkah kita ketika kecil dahulu untuk masuk ke dalam kelas pun harus berbaris (teratur), belajar menulis harus dengan tiga garis sebagai ukuran, menggambar pemandangan dengan dua gunung? Semua pola dan cara-cara seperti ini membuat kreativitas manusia “terbunuh”.

 

 

Herdianto Purba, SE, MM

 

 

Kita Itu SATU

By.  Arie Frederik

Sadar atau tidak kita semua saling terhubung. Bukan saja terhubung saat sedang menelepon, bukan juga terhubung saat saling berkirim pesan lewat email dan pesan singkat.

Seberapa jauh jarak di antara kita tidak menghalangi konektivitas ini. Bahkan tidak kenal pun tetap saling terhubung dan bisa merasakan hal yang sama. Perbedaan lokasi keberadaan kita bukan halangan. Tidak ada yang bisa menghalangi bahwa kita memiliki hubungan yang tidak akan terputus.

Saat berita banjir dan angin badai melanda Jakarta, bukan hanya warga yang kakinya terendam merasakan dinginnya air hujan yang cokelat. Seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia yang menyaksikan situasi ini ikut merasakan bagaimana dinginnya air hujan tersebut.

Konflik di Poso, mengundang orang-orang yang memiliki rasa kemanusiaan untuk datang dan ikut memberikan pendampingan kepada korban. Mereka ikut merasakan ketakutan suasana perang dan perselisihan yang sangat panas, bahkan sebelum mereka sampai ke lokasi tersebut. Pengalaman itupun terasa menjadi seperti dialami juga oleh orang yang hanya menyaksikan dari kejauhan.

Gempa Yogyakarta tahun 2006 dan Meletusnya Gunung Merapi tahun 2010 akhir, menyisakan perasaan yang mencekam di dalam diri setiap orang. Kesedihan dan kesulitan yang dirasakan oleh warga Yogyakarta telah dirasakan oleh orang-orang dari daerah lain. Mereka datang memberikan pertolongan dengan tujuan mengurangi rasa kesulitan dan masalah selama kondisi belum pulih dan menjadi normal kembali.

Kita terhubung satu dengan yang lainnya. Apakah kita menolak hubungan itu dengan menyangkalnya atau kita merasakan hubungan spesial ini dengan memberikan respon positif dengan melakukan pertolongan yang berarti.

Kemarahan, penyesalan, geram adalah bentuk penolakan dari adanya hubungan yang harus segera ditanggapi. Memberi pertolongan, mendampingi juga merupakan reaksi dari konektivitas yang terjalin di antara kita.

Ketika banyak terjadi pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur, semua ibu merasa sedih dan geram dengan perlakuan si pelaku. Dan perasaan sedih serta kecewa bukan hanya perasaan ibu sang anak. Begitu juga dengan banyaknya TKW kita yang diperlakukan kasar di negeri tempat mereka bekerja, seluruh rakyat merasakan pahitnya kehidupan di negeri orang sebagai pembantu rumah tangga.

Kita adalah satu, kita terhubung satu sama lainnya. Jika satu orang berbuat yang tidak menyenangkan, bukan korban saja yang merasakan sakitnya, semua orang yang mengetahui juga akan ikut merasakan sakitnya diperlakukan tidak menyenangkan. Akibatnya kehidupan akan menjadi menyedihkan yang diwarnai oleh sakit hati dan perasaan ingin membalas dendam.

Coba sekarang kita perhatikan seorang yang berbuat baik, pahlawan yang berjuang tanpa memperhitungkan untung rugi. Apa yang telah mereka lakukan tidak hanya menyentuh orang yang dibantu, namun juga bisa membuat orang yang menonton terharu dan langsung meneteskan air mata mereka. Bahwa masih ada orang-orang yang berhati baik di dunia ini. Bayangkan efek yang dirasakan oleh banyak orang yang menyaksikan. Mereka akan tersentuh dan mereka terdorong untuk melakukan hal yang sama, yaitu melakukan perbuatan yang baik bagi orang lain, berguna bagi sesama.

Kita bisa memilih sikap kita, mau menolak atau ingin menyambut hubungan spesial ini. Sambutlah hubungan spesial yang positif dan ikutilah, tolaklah hubungan spesial yang negatif dan beralihlah atau ubahlah kembali menjadi hubungan yang memberikan dampak positif bagi sesama. Satu orang berbuat baik, satu orang merasakan kebaikan, semakin banyak orang yang menyaksikan dan merasakan kebahagiaan yang sama seperti orang yang menerima kebaikan. Lalu melakukan hal yang sama untuk membahagiakan orang lain.

 

Manfaat NLP untuk Para Praktisi HR

By.  Bro Yunus

Departemen sumber daya manusia merupakan elemen penting dari setiap perusahaan atau organisasi bisnis. Hal ini bertugas memilih, merekrut, dan staf karyawan untuk delegasi efektif tugas dan fungsi dalam perusahaan. Ini peran penting memerlukan tingkat tertentu perawatan pada bagian dari seorang manajer sumber daya manusia. Perhatian harus diberikan untuk memilih orang yang tepat, penyaringan pelamar, membuat deskripsi pekerjaan, mengisi lowongan pekerjaan, dan mempekerjakan orang yang tepat untuk pekerjaan itu.

 

NLP adalah bidang studi yang menyediakan berbagai teknik dan metode yang membantu meningkatkan banyak bidang bisnis. Hal ini dapat digunakan untuk penjualan, administrasi dan juga dalam manajemen sumber daya manusia. Wawancara kerja adalah salah satu alat dasar yang departemen sumber daya manusia menggunakan untuk memenuhi syarat pelamar dan menentukan apakah mereka cocok untuk pekerjaan atau jabatan yang diterapkan untuk. Pengetahuan tentang teknik NLP adalah penting bagi seorang manajer personalia atau pewawancara kerja. Alasan untuk ini adalah bahwa hal itu tidak mungkin untuk sepenuhnya "tahu" pelamar hanya dengan membaca CV atau resume. Untuk seorang manajer SDM untuk mendapatkan wawasan mengenai karakter, nilai-nilai dan motivasi dari seorang individu, ia perlu melihat melampaui wewenang diserahkan dan tulisan-tulisan  yang disampaikan oleh pelamar.

 

Komunikasi non-verbal, atau bahasa tubuh, mengatakan lebih banyak tentang seseorang dari kata-kata dan kredensial digabungkan. Kontak mata merupakan salah satu bidang bahasa tubuh harus diperhatikan. Yang populer mengatakan bahwa "mata adalah jendela jiwa" berlaku di NLP juga. Kontak mata lurus dan tidak terputus sering menunjukkan kejujuran, kepercayaan diri, dan keteguhan keputusan. Di sisi lain, menjadi licik bermata, menghindari kontak mata, melihat hal-hal lain saat berkomunikasi dapat membuat banyak kesan negatif. Ini bisa menjadi sinyal ketidakjujuran, kegugupan, kurangnya harga diri, atau untrustworthiness. Pewawancara HR harus mampu mengamati bagaimana pelamar melakukan kontak mata untuk melihat tingkat mereka senilai ketulusan, kepercayaan diri dan. Isyarat mengakses Visual membantu pewawancara untuk mendapatkan wawasan mengenai aktivitas mental dari seseorang yang didasarkan pada pergerakan bola matanya. Misalnya, jika bola mata dari pelamar bergerak ke atas dan ke kanan, ini menunjukkan konstruksi visual (ia membangun citra pikiran). Jika bola mata bergerak ke atas dan ke kiri, itu berarti bahwa pelamar membentuk "visual diingat" gambar (dia sedang mencoba untuk mengingat gambar yang terlihat di masa lalu). Memindahkan bola mata langsung dengan penyelesaian pendengaran berarti kiri, saat bergerak bola mata ke recall pendengaran sarana yang tepat. Memindahkan bola mata ke bawah dan ke kiri menunjukkan perasaan atau aktivitas mental kinestetik. Terakhir, memindahkan bola ke bawah dan ke kanan menunjukkan dialog internal (orang tersebut berbicara dengan dirinya sendiri). Bagaimana bisa seorang manajer SDM menggunakan isyarat visual untuk mengakses melakukan wawancara pekerjaan yang lebih baik? Ada berbagai cara dan beberapa agak rumit.

 

Namun, dalam arti yang mendasar, isyarat pengaksesan visual dapat digunakan untuk mendeteksi berbohong. Misalnya, jika seorang pelamar menyebutkan bahwa ia memiliki perpustakaan pengembangan diri buku di rumah (mengklaim bahwa ia adalah pembaca yang luas), pewawancara dapat mengamati jika mata pelamar bergerak ke atas dan ke samping (kiri kiri pewawancara sudut pandang). Jika bola mata bergerak seperti itu, hal ini menunjukkan konstruksi visual. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa orang tersebut berbohong karena ia dapat membentuk gambaran imajiner dari perpustakaan rumah penuh buku pengembangan pribadi.

 

Masih banyak lagi manfaat dari NLP para praktisi HR yang dapat diulas lebih dalam seperti proses negosiasi dalam penyelesaian perselisiahan hubungan industrial, proses coaching and counseling karyawan, fungsi supervisi dan leadership untuk anggota team, monitoring kinerja karyawan, dan sebagainya. 

 

 

"Ibu Kota Banjir"

Aku berlari kecil. Menelusuri rel. Melewati pagar. Di tangan kananku sebuah payung. Payung merah menjelang robek bertulis Super Bier. Pemberian Kirjan setahun lampau. Baju seragam putih merah menjelang kumal masih melekat di tubuhku. Aku terus berlari. Semakin kencang. Menuju perempatan jalan. Jalan raya.

            Dilangit, mendung hitam memekat. Matahari hilang ditelan mega. Langit tanpa cahaya. Bumi gelap. Sebentar lagi pasti turun hujan. Itu berarti rejekiku. Aku akan mendapat uang. Uang untuk jajan. Aku terus berlari. Tiba diperempatan jalan. Nafasku tersengal-sengal. Sejenak aku mematung. Memandang sederet manusia kecil seusiaku. Manusia-manusia kecil kumal. Memegang payung. Menanti hujan. Menunggu manusia-manusia besar keluar dari bus.

            Aku masih mematung. Terus mematung. Diam. Kubiarkan lalu lintas yang semakin menggila. Jalanan sesak. Bus-bus besar meluncur kencang. Tak memberi kesempatan kepada penumpangnya menikmati duduknya. Mobil-mobil bersih mengkilat berkaca hitam, dengan angkuh menyusuri jalan raya. Ditingkahi suara Angkot menderu-deru mengiris nurani. Jalanan semakin padat. Macet terjadi begitu saja. Lalu suara klakson terdengar bergantian. Berisik. Amat berisik. Memekakkan telinga. Ibukota memang gila. Betul-betul gila. Sedikitpun tidak memberi kesempatan warga negaranya melenggang enak di jalan raya.

            Langit ditelan hitam. Rintik hujan mulai tumpah. Semakin lama semakin lebat. Kami – aku dan teman teman kecilku- langsung bersiap. Membuka payung. Hujan lebat. Bus Patas datang. Di pinggir perempatan bus berjalan berlambat-lambat. Serentak sepasukan payung berlarian. Midek, Topo, Bongkok, Okik, meleset di depanku. Raul, Harso, Parman, tertatih-tatih di belakangku. Pintu bus dibuka. Midek langsung meloncat ke dalam bus. Dijulurkan payungnya. Tak lama, laki-laki berewok turun dari bus. Berteduh payung Midek. Menangkis hujan. Di belakang, tampak Midek diguyur hujan membuntuti langkah si laki-laki berewok.

            Bus pelan-pelan berjalan. Seorang ibu berpakaian Korpri meloncat turun. Langsung disambut Topo. Bak seorang ajudan, Topo mengawal ibu pegawai ke seberang jalan. Keluar lagi manusia. Manusia muda berambut gondrong. Menyahut payung milik Bongkok. Berbasah kuyup, Bongkok hilang ditelan jalan. Aku, Okik, Harso, Raul terus berlari mengejar bus. Dua penumpang turun. Sayang, aku dan Raul kalah bersaing. Dua penumpang disambar oleh Okik dan Harso.

  “Busyet!” aku memaki. Raul tidak bersuara. Menatap jalan raya. Menatap hujan. Tatapan matanya kosong. Tanpa ekspresi. Tiba-tiba dari arah timur muncul bus PPD. Jalannya ngebut. Miring ke kiri.

  “Ul! Raul! PPD. Ul, PPD!” aku berseru. Dan melesetlah aku. Mengejar bus. Diikuti Raul. Diikuti lima orang teman lainku. Bus hampir menepi. Aku meloncat. Kusambar tiang kecil di pintu masuk bus. Aku bergelayutan. Diterpa hujan. Diterpa angin. Tangan kananku menjulur-julurkan payung. Disambut seorang gadis. Gadis SMA. Cantik. Bus masih berjalan. Bergegas aku meloncat keluar. Sayang, di depanku ada seonggok batu. Aku tersandung. Jatuh telungkup. Memeluk aspal. Memeluk air.

  “Tidak apa-apa khan, Dik?” tanya si gadis SMA tepat di depanku.

Aku menggeleng,” Tidak. Tidak apa-apa.” Lalu aku bangkit. Segumpal darah bertengger di siku tangan kiriku. Kusembunyikan. Sayang, terlihat oleh Mbak SMA.

  “Nih, pakai buat mengelap sikumu,” si Mbak SMA memberi sapu tangan.

  “Tidak,” aku menggeleng,” Tidak apa-apa.”

  “Ayo, pakai saja,” Si Mbak terus memaksa. Akhirnya kuterima sapu tangan. Kupakai membersihkan darah. Kucuran deras hujan membuat perih luka tanganku. Perih yang menyayat. Tapi kubiarkan. Kubuntuti langkah kaki Mbak. Kuamati rambut Mbak. Punggung Mbak. Kaki Mbak. Sepatu Mbak. Manusia pelajar. Ya, gadis pelajar. Gadis intelek. Lain dengan Titin. Beda. Berbeda jauh.

            Titin, gadis seumur Mbak. Tetanggaku. Tetangga satu atap. Atap sebuah rumah di pinggir rel. Dibatasi sepotong triplek memanjang. Rumah ibuku berdempetan dengan rumah Titin. Dan Titin, gadis badung yang pernah aku jumpai di bumi  ini. Temannya banyak. Laki-laki muda berambut gondrong, bertatto, dengan puluhan anting menutupi telinganya. Atau gadis-gadis menjelang remaja berpotongan cepak, berrok mini ketat dengan mulut selalu tertempel rokok.

            Titin memang badung. Bahkan gila. Sekolah, dia tak mau. Hanya jebolan 5 SD. Katanya, yang penting dapat baca tulis. Titik. Tidak lebih. Katanya lagi, kalau sekolah tinggi-tinggi terus mana biayanya? Belum, apakah sekolah tinggi menjamin pekerjaan? Kedudukan? Kekuasaan? Untuk masalah pendidikan, kurasa benar jalan pikiran Titin. Dia hanyalah anak piatu. Bapak, tak punya. Ibu, jualan di kereta.

            Tapi kebadungan itu yang membuat aku geleng-geleng kepala. Saban malam kerjanya bersolek. Bersolek norak. Roknya selalu mini ketat. Bau parfum murahan menyengat menempel di tubuhnya. Rokok filter menemani gincu tebalnya. Lalu dia minggat entah ke mana. Esoknya baru muncul di rumah dengan wajah awut-awutan. Matanya sayu. Mulut berbau alkohol. Dan dia akan mendengkur keras. Menghabiskan  siang.

            Tekyan *), julukan akrab Titin. Temannya banyak. Laki-laki muda bertatto. Beranting puluhan. Pernah di siang hari bolong, kala mentari bersinar membakar bumi, aku terperanjat kaget. Sewaktu masuk ke rumah Titin, tampak dia telanjang bulat. Rebah di ranjang. Matanya nanar. Nafasnya mendesah. Sebelum akhirnya dia diterkam habis laki-laki bertatto. Aku langsung berlari. Masuk ke rumah. Nafasku memburu seirama dengan lenguhan panjang yang kudengar dari balik triplek penyekat rumah. Titin memang badung.

  “Dik, sampai sini saja. Sudah ya,” si Mbak tiba-tiba membuyarkan seluruh obsesiku. Diulurkan payung ke tanganku. Sambil menyelipkan selembar uang. Seribu. Lumayan. Karena biasa rata-rata membayar lima ratus perak. Langsung kumasukkan uang ke saku celana. Mbak berlalu.

  “Mbak, tunggu!” tiba-tiba aku berteriak. Si Mbak menghentikan langkah. Menatapku. “Sapu tangannya,” kulambaikan sapu tangan putih yang sudah tergores merah darah.

  “Bawa saja. Buat kamu,” Mbak tersenyum kearahku dan melanjutkan langkah kakinya yang tertunda.

            Kuamati langkah kakinya. Sebelum hilang di kelokan jalan. Aku balutkan lagi sapu tangan di lengan tangan kiriku. Bergegas kembali aku berlarian ke perempatan jalan. Menerjang hujan yang semakin menggila. Dingin menusuk tulang. Baju, celana habis ditelan air. Aku menggigil.

            Di perempatan jalan tampak Midek, Okik, Harso sudah mendapat mangsa lagi. Aku, Topo, Raul dan tiga orang teman lainnya masih menunggu bus. Menunggu dalam guyuran hujan. Dingin. Menggigil. Demi sekeping uang. Tak lama berselang barengan muncul bus luar kota. Segera berenam kami menyerbu. Topo, Raul, berebutan menyambar pintu masuk bus. Untung berdua dapat pegangan teralis pintu. Selamatlah mereka.

            Aku dan dua orang teman berlari mengejar bus yang di depan. Kecipak air berhamburan ke mana-mana kena langkah kaki kecil kami. Dua orang turun. Langsung disambar temanku. Tinggal aku sendirian. Di pintu depan, tampak sepasang kaki menjulur keluar. Langsung kuburu kaki itu. Dan bersyukurlah aku. Seorang ibu muda menyewa payungku.

            Kubuntuti langkah kaki ibu muda. Langkah kaki yang begitu mantap. Optimis menyongsong masa depan. Berbeda dengan ibuku. Berbeda jauh. Ibuku hanya penjual nasi gendongan di stasiun. Seperti ibu Titin. Kecantikan Ibu sudah hilang. Ditelan panasnya mentari dan ganasnya kehidupan. Dan penderitaan yang berkepanjangan. Di tinggal bapak. Bapak hilang. Hilang entah kemana. Ibu tak tahu. Apalagi aku. Hanya saja, cerita Ibu, Bapak hilang setelah beramai-ramai mengangkat parang melawan bedil. Melawan penggusuran.

            Di ujung jalan, aku mengantar ibu muda. Setelah menyelipkan dua lembar lima ratusan, ibu muda hilang tak tentu rimbanya. Kembali aku berlari ke perempatan jalan. Luka di lengan kiriku semakin menganga. Perih menyeruak. Dan sapu tangan putih pemberian Mbak SMA semakin tergores darah. Berubah warna. Merah bercampur putih.

            Diperempatan jalan sudah berkumpul lagi teman-teman kecilku. Namun tiba-tiba, dikejauhan terdengar bunyi sirene polisi meraung-raung. Semakin dekat. Tampak puluhan mobil polisi melaju. Sambil diikuti suara yang keluar dari megaphone. “Banjir! Banjir!” Disusul corong-corong masjid bersahutan. Terdengar ramai. “Banjir! Banjir!”

            Banjir? Aku terpana. Ibukota diterjang banjir. Malapetaka ini namanya. Sejenak berikut teman-temanku berlarian tak tentu rimbanya. Mobil-mobil dikebut tinggi. Orang pada ribut. Suara ramai lantas tercipta. Di perempatan jalan. Dibawah guyuran hujan. Aku masih terpana. Sebelum akhirnya kulempar payung ke tengah jalan. Dan aku berlari. Berlari kencang. Kususuri jalan raya. Kudaki jalan layang. Kunaiki jalan layang bertingkat. Aku terus berlari. Berlari ke puncak jalan layang. Jalan bertingkat tiga.

            Di ujung paling puncak, aku menghentikan langkah. Kupandangi ibu kota. Kupandangi air yang menggunung menelan ibu kota. Kupandangi terus. Terus kulihat orang-orang berlarian. Terus kulihat rumah-rumah hilang di telan air. Aku menatap ibu kota. Memelototi ibu kota.

            Dan, kubuka ritsluiting celana seragam sekolahku. Kukeluarkan punyaku. Meluncurlah air kencingku. Dari puncak jalan layang. Kukencingi ibu kota. Kuguyur ibu kota dengan air kencingku. Aku tertawa. Tertawa lepas. Bangga. Menang. Menang melawan ganasnya ibu kota. Sambil mengibar-ngibarkan sapu tangan pemberian Mbak SMA. Sapu tangan merah. Merah darahku.

 

Cat.  *) Tekyan: pitik doyan (ayam mau). Panggilan untuk WTS anak jalanan.

 

lilik@lalearning.biz; lilik_agung@yahoo.com.

 

Membanjiri Hidup Dengan Nilai Tambah

Bagi orang Jakarta,  beberapa hari ini adalah hari yang sangat mengkawatirkan  Bagaimana tidak, hujan yang tiada henti mengguyur Jakarta membuat debit air sungai atau kali semakin deras,  ada isu beberapa tanggul jebol,

beberapa pintu air di wilayah Jakarta statusnya kritis dan siaga satu.  Hiruk pikuk orang mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi, atau di beberapa tempat banjir yang cukup tinggi tak terelakkan lagi.  Trauma banjir di

tahun 1997 yang membuat Jakarta lumpuh, menambah kepanikan sebagian besar warga.

Dalam peristiwa ini sayapun terjebak di tempat dimana saya terkepung oleh banjir.  Mengalami banjir juga, tetapi syukur kepada Allah, tidak sampai masuk rumah.  Menerobos banjir untuk keluar dari kompleks adalah cerita unik tersendiri, dengan motor bebek biasa dimana knalpotnya bukan yang terletak menjorok ke atas, merupakan pengalaman iman tersendiri bahwa Tuhan masih tetap melindungi umatNya.

Mencari lauk makanan untuk orang di rumah merupakan tujuan saya keluar rumah dengan motor tersebut.  Hari pertama banjir, saya mengunjungi sebuah warung tegal di dekat rumah saya, dengan harapan biaya-nya murah,  karena saya belum sempat ke ATM dan uang di dalam dompet saya Cuma 50rb.  Saya berpikir, 50rb cukuplah membeli lauk untuk 8 orang di rumah. 

 

Saya masuk, bertanya ,”Bu, pesan makanan yah…”  

Ibu itu bertanya,”Makan di sini atau di bungkus?” 

Saya menjawab,”Dibungkus bu”

Dia langsung mengambil kertas pembungkus dan mengambilkan nasi.  Kemudian cepat-cepat saya bilang,”Lauknya saja bu”.

Dia bilang,”Tidak bisa, karena nanti nasinya tidak habis, lauknya belum semua datang.”

Saya berpikir, wajar juga, ya sudahlah.  Kemudian ybs mengatakan,”Tidak bisa banyak-banyak”

“Oke bu…, hanya untuk 7 orang saja” jawab saya.  Korting 1 deh, biar nggak kebanyakan.

Kemudian saya memilih lauknya,”Bu, yang kentang dicabein.” 

Kemudian ibu tersebut mengambil lauk tersebut dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

Saya kemudian bertanya,”Seporsinya berapa?”

“Tujuh ribu” ibu itu menjawab

Ibu tersebut mengambil beberapa sendok lauk kentang tersebut.  +/- 3 sendok, dan kemudian saya bertanya memastikan “Itu berapa bu?”

Ibu itu menjawab,”Tujuh Ribu”

 

Entah mengapa, saya merasa kecewa, karena saya yakin harganya dinaikkan banyak sekali.  Mungkin ibu itu melihat keterbatasan lauk yang dia punya, sementara dia yakin bahwa akan ada banyak permintaan hari itu, akhirnya dia menaikkan harga menjadi mahal.  Wajar sih, hukum permintaan dan penawaran.

Oke, tanpa banyak tanya lagi, saya membatalkan pesanan, saya lebih memilih ke restoran yang ada di mall, sekalian lah ambil uang dahulu di ATM, kemudian beli di mall, yang harganya pasti pas.

Kembali di hari ke-2 banjir, saya menerobos banjir, beli keperluan-keperluan di supermarket di mall & sekalian membeli makanan.  Kali ini saya mau membeli makanan di luar saja, maklum, nyari yang murah (enak dan banyak).  Dalam bayangan saya, sudah terbayang lauk di rumah makan padang.  Ke luar dari mall, menyadari masih banyak banjir di perjalanan, akhirnya memutuskan pulang saja ke rumah, sambil melihat apa yang bisa dibeli di dalam perjalanan pulang.  Dekat jembatan di rumah, terlihat tukang soto (gerobak).  Wah…., boleh juga nih. 

Terlihat di sekelilingnya banyak sekali yang membeli sotonya. 

 

Saya bertanya kepada bapaknya. “Pak…., bungkus yah 8, satunya berapa?”

“Delapan ribu” katanya, sambil tetap sibuk melayani pesanan pembeli.

“Dibungkus yah, tanpa nasi” jawab saya untuk menegaskan kembali.

“Tanpa nasi, enam ribu.” Kata bapaknya

“oke pak…” menjawab dengan sumringah. Murah, meriah, mantapss.

 

Macan mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan apa?

Manusia mati meninggalkan nama.  Kalau saya bilang nama kita berkaitan dengan nilai kita. Nilai apa yang kita wariskan kepada penerus kita?  Nilai apa yang tertinggal di dalam benak orang-orang yang kita tinggalkan?  Apakah kita memilih menjadi tukang ‘warteg’ atau tukang ‘soto’.  Apakah kita sekedar berjualan atau kita memberikan nilai?  Kalau kita hanya sekedar mendapat uang dengan berjualan, kita akan menjadi seperti tukang ‘warteg’, tetapi kalau kita memberikan nilai, kita akan menjadi seperti tukang ‘soto’. 

Terus terang bahwa saya baru kali pertama mengunjungi warteg tersebut, tapi dengan kejadian pertama tersebut, saya tidak mau kembali ke tempat tersebut.  Dalam melakukan bisnis, ataupun hanya berjualan, kita perlu ingat, apa nilai tambah yang kita berikan, sehingga dengan nilai tambah tersebut, uang adalah akibat dari usaha kita dalam menambah nilai tersebut.  Dan saya sangat percaya, orang yang kaya yang sesungguhnya adalah orang yang membanjiri hidupnya dengan nilai-nilai.  Bagaimana pendapat Anda Apa nilai yang kita mau wariskan?  Apa jejak yang akan kita tinggalkan?

 

Salam,

 

 Jejak.

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger